Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Gagalnya Pernikahan Hayam Muruk dan Dyah Pitaloka, Membuat Kisah Percintaan Jawa dan Sunda Dihantui Cerita Masa Lalu

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
22 Juni 2019
A A
jawa dan sunda

jawa dan sunda

Share on FacebookShare on Twitter

Dari kecil dulu, saya sering mendengar cerita tentang orang Jawa yang tidak boleh menikah dengan orang Sunda. Ada yang bilang ‘tanah’ dalam tubuhnya orang Jawa itu lebih tua dari ‘tanah’ di dalam tubuh orang Sunda. Ada yang bilang juga, kalau dipaksa menikah bakalan nggak bahagia, nggak langgeng, nggak harmonis, dan lain sebagainya.

Setelah saya besar dan mempunyai banyak teman dari Tanah Sunda, ternyata mereka ini juga punya nasihat yang hampir serupa dengan yang saya dengar dulu. Jadi, para tetua di Sunda itu juga menyarankan agar anak cucu mereka itu kalau bisa jangan menikah dengan orang Jawa. Wow, ada apa sih dengan kisah percintaan Jawa dan Sunda ini yang sebenarnya kok sampai segitunya. Padahal yang namanya cinta itu kan tak memandang suku, ras, ataupun budaya yah.

Tak ada asap jika tak ada api. Adanya peryataan larangan menikah antara orang Jawa dan Sunda ini ternyata ditengarai dari peristiwa Perang Bubat tahun 1357 silam. Perang yang terjadi di Tanah Bubat ini bisa dibilang merupakan sebuah tragedi percintaan yang amat tragis.

Berawal dari datangnya lamaran dari Kerajaan Majapahit (Jawa), Raja Hayam Muruk bermaksud ingin melamar putri dari Kerajaan Pajajaran (Sunda) yaitu Putri Dyah Pitaloka. Pernikahan rencananya akan dilakukan di Majapahit, hingga rombongan dari kerajaan Sunda ini datang ke sana dengan perasaan suka cita. Namun, alih-alih disambut dengan pesta yang meriah, rombongan ini justru dihadang oleh pasukan Gajah Mada.

Pihak Majapahit mengikari janjinya. Pihak Kerajaan Pajajaran pun enggan untuk tunduk dan menyerah atas Majapahit, hingga terjadilah Perang Bubat. Semua orang dari pihak Pajajaran tewas dalam perang tersebut, hingga mengakibatkan Putri Dyah Pitaloka melakukan bunuh diri dengan cara kesatria.

Pada beberapa cerita ada pihak yang menyalahkan Patih Gadjah Mada dalam peristiwa tersebut. Dia dianggap merencanakan semua ini demi ambisinya untuk mengusai nusantara. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa peristiwa ini adalah sebuah kejahatan politik orang-orang Majapahit yang ingin melengserkan Patih Gajah Mada yang memiliki prestasi cemerlang pada saat itu. Setelah perang tersebut ada yang mengatakan bahwa Gajah Mada sakit dan akhirnya meninggal, tapi ada juga yang bilang bahwa Gajah Mada pergi dan Moksa (meninggal tanpa jasad diketahui).

Semenjak kejadian tersebut, Kerajaan Pajajaran memutuskan diplomasi dengan Kerajaan Majapahit. Adik putri Dyah Pitaloka, satu-satunya yang masih hidup kemudian naik tahta. Dia kemudian mengimbau pada seluruh rakyatnya untuk tidak menikah dengan orang luar (Jawa maksudnya). Sedangkan para tetua Jawa percaya bahwa kisah tragis Dyah Pitaloka tersebut akan kembali terulang jika anaknya yang Jawa menikah dengan orang Sunda. Hal ini terus-terusan diucapkan dari mulut ke mulut hingga beberapa generasi selanjutnya. Bahkan parahnya, hingga di zaman modern ini, masih ada yang percaya hal semacam itu.

Pernah dulu, saya memiliki teman yang merupakan orang Sunda. Dia sudah pacaran dengan kekasihnya yang merupakan orang Jawa selama empat tahun. Namun saat ingin menikah, orangtua si lelaki ini tak memberikan restu pada mereka. Orangtuanya berkata bahwa ia tak merestui jika anaknya menikah dengan orang Sunda. Akhirnya si lelaki ini tak kuasa melawan orangtuanya dan memutuskan mengakhiri kisah percintaannya dengan teman saya ini.

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

Jujur saja, saya merasa kasian dengan teman saya ini. Dia sedih tak berkesudahan. Yah, saya mengerti, betapa kecewanya ia dengan pemikiran orangtua pacarnya itu. Secara pribadi, teman saya ini orang yang baik, dia bahkan dengan kebesaran hati mau belajar tentang bahasa dan budaya Jawa. Tapi sungguh nahas, cinta yang sudah dibangun begitu lama itu harus terhalang restu orang tua.

Hal seperti ini ternyata tak hanya terjadi pada teman saya ini. Selanjutnya saya memiliki beberapa teman yang ternyata memiliki masalah serupa. Kisah percintaan yang terhalang restu orang tua karena ia Jawa dan Sunda. Saya tak habis pikir dengan pemikiran yang seperti ini. Pada kenyataannya ada banyak orang di luar sana yang Jawa-Sunda menikah dan hidup dengan bahagia.

Bahkan ya, dua kakak lelaki saya pun menikah dengan perempuan Sunda. Tapi mereka yah hidup harmonis. Pemikiran orangtua saya sih sederhana, asal anaknya bahagia yah sudah. Mereka percaya, bahwa segalanya itu sudah diatur. Mau orang mana pun juga, jika suatu hari nanti menemui hambatan, itu hanya semata-mata karena takdir atau kehendak Yang Kuasa.

Kisah Hayam Muruk dan Dyah Pitaloka ini sudah terjadi hampir enam ratus tahun silam, tapi entah kenapa kebencian di dada orang-orang Jawa dan Sunda masih saja terus membekas hingga kini. Namun pada tahun 2017 lalu, di Jogja sudah diresmikan Jalan Pajajaran dan Jalan Prabu Siliwangi. Kemudian disusul dengan Surabaya yang meresmikan Jalan Sunda dan Jalan Prabu Siliwangi.

Tak hanya itu, di bulan Mei 2018 lalu, Gubernur Jawa Barat, Pak Aher, meresmikan Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Muruk di Kota Bandung. Hal ini seolah memutuskan dendam dan kebencian beratus-ratus silam. Bagaimanapun juga Jawa dan Sunda merupakan sebuah kesatuan dalam NKRI ini. Mereka adalah dua suku yang bersaudara di negeri ini.

Hal ini diharapkan juga bisa mengakhiri pemikiran-pemikiran masyarakat yang masih terkukung akan masa lalu. Cerita gagalnya pernikahan Hayam Muruk dan Dyah Pitaloka, seharusnya cukup dijadikan sebuah kenangan bagi kita. Jangan jadikan hal itu sebagai sebuah dasar untuk menilai kisah percintaan lainnya. Karena mau menikah dengan suku manapun, mereka akan bahagia dengan cara mereka masing-masing. Dan setiap pasangan yang ada memiliki cerita yang berbeda-beda. Sudah cukup, mari besanan kembali Jawa-Sunda.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: JawaPernikahanSejarah KerajaanSuku Bangsa IndonesiaSunda
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Sebagai Orang Sunda, Saya Termasuk yang Nggak Doyan Makan Seblak terminal mojok.co

Sebagai Orang Sunda, Saya Termasuk yang Nggak Doyan Makan Seblak

23 November 2020
wanita single kapan menikah mojok

3 Pertanyaan dan Nasihat yang Menjengkelkan bagi para Wanita Single

5 November 2020
anak sulung

Anak Sulung yang Berkuasa di Rumah

20 Juli 2019
Mengenal Cheoljong, Raja Paling Malang yang Pernah Bertakhta di Dinasti Joseon Terminal Mojok

Mengenal Cheoljong, Raja Malang yang Pernah Bertakhta di Dinasti Joseon

5 Februari 2021
Jember Selatan seperti “Anak Tiri” Kabupaten Jember (Unsplash)

Penderitaan Orang Jember Selatan yang seperti Menjadi “Anak Tiri” Kabupaten Jember karena Perbedaan Bahasa dan Budaya

9 Februari 2024
patriarkis

Memilih Hidup Sendiri Ketimbang Tunduk pada Budaya Patriarkis

19 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.