Sudah banyak game yang dirilis di dunia ini. Sejak zaman Nintendo Entertainment System, PS, hingga kini era PS5 dan Nintendo Switch. Setiap tahunnya, banyak game-game yang menyuguhkan banyak fitur. Mulai dari cerita yang dalam dan seru, sampao grafis yang keren dan mendekati kenyataan. Tapi, buat kita anak-anak yang besar di zaman PS1 tentunya tidak terlalu peduli dengan grafik. Walaupun dulu sangat banyak generasi 90-an yang begitu memuji grafis PS1 dengan 3D Polygon-nya. Apalagi ketika Winning Eleven pertama kali muncul, euforia sepakbola zaman PS1 bergema saat itu.
Tidak afdol rasanya membahas game tanpa ada bahasan tentang genre RPG. Dulu, genre RPG sangat populer bahkan sejak era GameBoy dan Super Nintendo. Tapi, revolusi game RPG terjadi di era PS1. Tipe game RPG biasanya tidak menampilkan gameplay yang rumit dan njelimet, tapi jalan cerita yang epik dan dalam.
Tidak sedikit game RPG kala itu memiliki CD lebih dari satu. Salah satunya adalah Xenogears yang memiliki dua CD untuk bisa menamatkannya. Tapi, ada yang lebih banyak yaitu seri Final Fantasy. Di PS1, Final Fantasy dimulai dari seri ketujuh sampai ke sembilan.
Final Fantasy VII, VIII dan IX masing-masing memiliki empat CD dan untuk menamatkannya kita membutuhkan waktu yang saaaangat lama. Bahkan, untuk menamatkan satu CD pun kita bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Bagaimana dengan seri Final Fantasy sebelumnya? Ya, saya memainkan mulai deri seri pertama sampai seri ke enam yang semuanya dirilis di Nintendo. Walaupun berawal dari produk gagal, Final Fantasy membawa banyak perubahan di dunia game RPG yang membuatnya layak mendapat predikat game RPG terbaik sepanjang masa.
Walaupun, di PS1 banyak game RPG yang keren kayak Chrono Cross, Xenogears, Front Mission 3, dan lain-lain. Tapi, tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan franchise Final Fantasy dari hati para pemain game era 90-an yang identik dengan rental PS dan sapu lidi ibu ketika kelamaan main PS.
Kali ini kita akan membahas seri di zaman PS1 saja yang cukup memorable di ingatan saya sekarang. Final Fantasy VII misalnya, game itu dinobatkan sebagai game RPG dengan jalan cerita terbaik. Pecinta Final Fantasy pasti tidak asing dengan film animasi yang diambil dari cerita di game tersebut. Keren, kan?
Dengan tokoh utama bernama Cloud, FFVII berhasil membawa atmosfer aksi, drama, sedih, marah, dan bahagia dalam satu game. Pasti kita tidak akan pernah lupa adegan ketika Sephiroth menghunuskan pedang ke tubuh Aerith di depan mata Cloud. Pasti nangis, lebih-lebih dari sinetron Ikatan Cinta!
Sementara di FFVIII, kita dibawa ke dunia yang lebih nyata. Grafis gameplay-nya pun dinilai paling mumpuni pada masanya. Dengan tokoh utama bernama Squall, kita akan dibawa menyusuri dunia yang rumit. Mungkin, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam berkeliling map demi mencapai misi.
Tapi, yang paling diingat dari FFVIII adalah kisah cinta Squall dan Rinoa. Drama percintaan yang dibawa ke game mungkin akan sangat membosankan di masa sekarang, tapi berbeda di masa lalu yang begitu seru dan sangat dihayati sampai ke tulang-tulang. Apalagi senyumnya Rinoa itu loh yang bisa bikin cowok-cowok meleleh. Terlebih wibu.
Beralih ke seri FFIX, kita akan berada di dunia yang berbeda dari dua seri sebelumnya. Alam sihir dan hewan-hewan berbicara adalah favorit saya. Jadi, kalau saya boleh berpendapat, seri ini adalah seri yang Final Fantasy banget. Ciri khas Final Fantasy di seri kesembilan memiliki kesan tersendiri, terlebih buat yang suka hal-hal yang berbau sihir.
Di seri terakhir Final Fantasy PS1 ini, kita dibawa ke petualangan panjang bersama Zidane dan kawan-kawan. Perasaan kita akan bercampur aduk, lantaran acap kali ada adegan kehilangan teman. Cuma, seri ini banyak lawaknya, sehingga kita nggak cuma dikasih hal yang serius dan mellow, tapi hal lucu juga ada di seri ini.
Kisah cinta Zidane dengan Putri Garnet juga sangat unik dan seru. Kalau kita lihat dansa Squall-Rinoa atau cinta segitiga Cloud-Aerith-Tifa, di seri ini kita bisa lihat kawin larinya Zidane dan Garnet. Buat yang pernah main, mungkin tahu adegan Garnet yang kabur ke kapal Zidane biar bisa jauh dari ibunya yang jahat.
Ada hal yang harus diperhatikan buat kalian yang sangat ingin memainkan game RPG sekeren Final Fantasy, yaitu harus ngerti bahasa Inggris. Jelas, setiap jalan cerita disuguhkan dalam bahasa Inggris, kalau di PS1 kita cuma bisa baca text. Mungkin di PS2 setelahnya kita bisa sambil mendengar mereka berbicara.
Hanya dengan contoh-contoh di atas, sudah sangat membuktikan bahwa Final Fantasy adalah game RPG terbaik sepanjang masa. Nggak cuma gameplay yang semakin kesini semakin keren, jalan ceritanya pun bisa menghibur atau bahkan bikin emosi kita campur aduk. Kalau dibikin sinetron juga mungkin bisa jadi puluhan season!
Makanya, para pemain FF sejak dulu jago-jago pakai bahasa Inggris. Sekalian bisa belajar dan memperbanyak vocabullary, hitung-hitung belajar sambil bermain. Nggak ada tuh pemain FF yang ngeluh dan berteriak, “Ndak bisa bahasa Enggres!”
Sumber gambar: YouTube Gamespot
BACA JUGA Telkomnet Instan, Layanan Internet ‘Lemot’ yang Populer pada 2000-an dan tulisan Muhammad Afsal Fauzan S. lainnya.