Film India Jadul yang Wajib Ditonton Mahfud MD selain ‘Dilwale’

4 Film India Jadul yang Wajib Ditonton Mahfud MD selain 'Dilwale' terminal mojok.co

4 Film India Jadul yang Wajib Ditonton Mahfud MD selain 'Dilwale' terminal mojok.co

Sebelum kenal dengan drama Korea, saya lebih dulu akrab dengan film-film India. Maklum, dulu hampir  seminggu sekali ibu membawa pulang kepingan CD film India ke rumah. Nontonnya juga rame-rame. Bareng dengan teman-teman ibu yang memang sengaja datang ke rumah. Kenangan akan film India ini mau tak mau kembali terlintas kala saya membaca balasan twit Pak Mahfud MD yang ditujukan untuk Mas Sudjiwo Tedjo.

Awalnya, Pak Mahfud membuat sebuah twit yang berisi pendapat beliau tentang jalan cerita sinetron Ikatan Cinta yang dianggap cacat jika dilihat dari segi pemahaman hukum. Kemudian, Mas Sudjiwo ini membalas dengan memberikan rekomendasi tontonan lain yaitu drama Korea Vincenzo. Helah ditanggapi dong sama Pak Mahfud. Katanya untuk sementara ini beliau mau merampungkan nonton film India dulu, yang berjudul Dilwale.

Haish, Pak Mahfud, Pak Mahfud, padahal selain Dilwale masih banyak film India jadul yang lebih bagus, loh, Pak. Dilwale itu ya, Pak, pernah dapat “penghargaan” sebagai film India terburuk di ajang Golden Kela Award ke-8. Nih, saya bikinkan daftar film India jadul yang layak tonton, spesial buat Pak Mahfud MD dan pembaca setia Terminal Mojok pastinya~

#1 Mann (1999)

Mann adalah film India pertama yang saya tonton. Yang pertama, lalu jatuh cinta. Dibintangi oleh Aamir Khan, Manisha Koirala, dan Anil Kapoor, Mann bercerita tentang pertemuan tidak disengaja antara Dev (Aamir Khan) dan Priya (Manisha Koirala) di sebuah kapal pesiar.

Seperti yang sudah kalian tebak, pertemuan ini kemudian menjelma jadi cinta. Sayangnya, dua sejoli ini sudah punya tunangan masing-masing. Tunangan yang sebenarnya tidak pernah mereka cintai. Lha nggak cinta kok bisa tunangan? Terpaksa, Ngab. Terpaksa.

Lantaran merasa sudah menemukan cinta yang sesungguhnya, Dev dan Priya sepakat untuk mengakhiri hubungan dengan tunangan masing-masing. Mereka juga sepakat untuk kembali bertemu 6 bulan kemudian untuk melanjutkan kembali kisah cinta mereka. Perjuangan untuk bisa bersama inilah yang jadi benang merah cerita film Mann. Sungguh, nonton film ini bener-bener harus menyediakan tisu yang banyak.

#2 Dhadkan (2000)

Selain jalan ceritanya yang bagus, soundtrack film Dhadkan juga bagus-bagus. Asli. Semua lagu di film ini the best. Dhadkan yang berarti debaran jantung ini bercerita tentang dua sejoli yang tidak direstui menikah gara-gara bapaknya si cewek nggak setuju. Penyebabnya, karena si cowok kere. Duh, nasib jadi kaum tipis.

Kemudian, demi melayakkan diri di depan calon mertua, si cowok kerja keras bagai quda. Giliran dia sudah kaya dan mau melamar si cewek, si cewek sudah menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Hahaha… Nyesel, deh.

#3 Phir Bi Dil hai Hindustani (2000)

Nah, kalau Pak Mahfud MD atau pembaca setia TM mau film India yang nggak melulu cinta-cintaan. Ada, nih. Judulnya Phir Bhi Dil Hai Hindustani. Film ini bercerita tentang perang kekuatan antara dua media besar yang ada di India. Masing-masing berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Termasuk, diceritakan pula bagaimana media menjadi alat bagi politikus saat mendekati pencalonan pemilu, yaitu untuk membuat framing positif di mata masyarakat. Eh, kok kayak nggak asing, ya?

#4 Mujhse Dosti Karoge (2002)

Diperankan oleh Hritik Roshan, Rani Mukherjee, dan Kareena Kapoor, Mujhse Dosti Karoge bercerita tentang persahabatan yang berubah jadi cinta. Cintanya cinta segitiga pula. Klise? Memang. Tapi bukan berati tidak layak tonton. Lewat film ini, kita diajak berpikir untuk menemukan jawaban dari pertanyaan, mana yang lebih kita pilih: cinta atau persahabatan?

Jadi bagaimana, Pak Mahfud? Mau nonton yang mana? Pesan saya, mana pun yang Bapak tonton, nggak usah dijadikan bahan cuitan, lah. Buat apa? Hehehe.

Sumber Gambar: YouTube LaboMaalin Studio

BACA JUGA Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia? dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version