Empat hari usai diperkenalkan sebagai pemain anyar AC Milan, Fikayo Tomori mencicipi debut dengan cara yang tak biasa. Bukan sembarang laga, karena ia bermain di salah satu derby terpanas dan terpopuler di sepak bola Italia. Ia langsung bertemu Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, hingga salah satu wingback paling eksplosif saat ini, Achraf Hakimi. Skor 2-1 untuk Inter Milan adalah hasil akhir yang pahit, namun Fikayo meninggalkan kesan pertama yang manis pada laga Coppa Italia tersebut.
“Ia bermain setelah ikut dua latihan saja bersama kami! Ia punya hasrat besar untuk berkembang. Secara mental dan teknik, Fikayo memberi kesan pertama yang memuaskan,” ujar Stefano Pioli, pelatih Milan, seusai laga.
Setelah laga melawan Inter, he never looked back. Fikayo bermain 17 kali di Serie A music lalu, 16 di antaranya bermain sebagai pemain inti dan sukses catatkan tujuh clean sheets. Juga jangan lupa satu golnya ke gawang Juventus saat ikut andil membawa Milan berpesta 0-3 di kandang lawan.
Fikayo terlahir kembali di San Siro dan Milan menemukan sosok ideal yang mereka butuhkan di lini belakang. Gayung pun bersambut. Dana €29 juta digelontorkan untuk membawa pria kelahiran Kanada itu kembali ke Milan. Bukan untuk sementara, tapi untuk menetap lama tanpa klausul pembelian kembali. Fikayo dan Milan bertaut dalam kontrak permanen hingga Juli 2025.
Musim baru, Fikayo makin menjadi-jadi. Dalam enam laga awal, ia bermain lima kali sebagai pemain inti dan ikut andil dalam menjadikan Rossoneri sebagai satu dari tiga tim yang belum terkalahkan di Italia bersama Inter dan Napoli. Ia bahkan tampil begitu prima di laga lawan Lazio. Tak hanya mencatat clean sheet semata, eks pemain Derby County itu juga ikut andil dalam mengunci pergerakan salah satu striker terbaik Italia dalam diri Ciro Immobile.
Dan ingat, Milan juga jadi tim kedua di Serie A dengan angka kebobolan paling sedikit (3) setelah Napoli (2). Padahal Rossoneri baru saja kehilangan Gianluigi Donnarumma yang hengkang ke Paris.
Dilansir dari statistik WhoScored, Fikayo Tomori termasuk di jajaran bek tengah yang dalam enam pekan ini tak pernah sekali pun dilewati oleh pemain lawan. Selain kemampuannya membaca permainan, agresivitas dan antisipasinya pada pergerakan lawan serta bola membuatnya jadi bek yang efektif. Musim ini saja, catatan pelanggaran yang ia buat hanya ada di angka 1,2/laga.
Istimewanya lagi, eks pemain Derby County ini juga piawai mengalirkan bola khas bek modern. Catatan umpan per laganya ada di angka 55,7/laga dengan 3,3 di antaranya adalah long pass success. Untuk mempermanis statistik tersebut, bek berdarah Nigeria itu juga punya akurasi umpan sukses di angka 88,3 persen. Deret angka istimewa untuk ukuran pemain asli Inggris yang bermain di salah satu liga top Eropa yang terkenal dengan sistem pertahanan terbaiknya.
Dan seperti cinta yang disambut hangat, hampir dua tahun sejak debut di Timnas Inggris melawan Kosovo, panggilan itu akhirnya tiba. Gareth Southgate tak bisa menahan hasrat untuk memanggil Fikayo Tomori ke skuat Tiga Singa jelang laga internasional di awal Oktober ini.
Italia adalah padepokan terbaik untuk menimba ilmu, yang kerap disebut banyak orang sebagai the art of defending. Fikayo Tomori berjudi dengan tepat ketika menolak tawaran West Ham dan mengadu karier di Kota Mode. Sejauh ini, perjudian itu berhasil. Ia jadi kepingan tak tergantikan di lini belakang Milan dan tampil luar biasa di awal musim termasuk ketika Milan beradu dengan Juventus di liga serta kala meladeni eksplosivitas Liverpool di Liga Champions.
Jangan lupa, ada Franco Baresi dan Paolo Maldini di jajaran eksekutif AC Milan. Sebagai pemain bertahan, Fikayo Tomori mengambil jalan terbaik dengan bergabung ke Milan. Di sana, di sisi merah Kota Mode, para pemain bertahan legendaris disemai, dididik, lalu melegenda hingga akhir karier dan menjadi seorang maestro.
Bukankah hidup merantau jauh dari kampung kepalang asyik dinikmati saat ini, eh, Fikayo?
Sumber gambar: Akun Twitter Fikayo Tomori