Figur Publik Juga Manusia, Apa Salahnya Melindungi Privasi Keluarga?

Figur Publik Juga Manusia, Apa Salahnya Melindungi Privasi Keluarga?

Figur Publik Juga Manusia, Apa Salahnya Melindungi Privasi Keluarga? (Pixabay.com)

Semakin besar kepopuleran seorang publik figur, semakin menarik pula kehidupan pribadinya untuk diikuti. Kiranya begitu hukum yang berlaku dalam dunia hiburan. Apa pun pemberitaannya pasti akan mendatangkan click bait yang menguntungkan. Segala hal personal yang sebenarnya nggak penting-penting amat untuk diketahui orang akan digali sebanyak mungkin oleh para pemburu berita. Tak berhenti pada kehidupan pribadi dan privasi sang publik figur, tapi sampai menyasar ke orang-orang terdekatnya.

Masih banyak publik yang menganggap tergadainya privasi adalah konsekuensi menjadi publik figur. Padahal pemikiran seperti inilah yang membuat para publik figur kehilangan privasi. Kita bisa banget lo menjadi penggemar yang bijak dan menghargai privasi idola kita. Biar bagaimanapun mereka juga manusia seperti kita yang perlu privasi.

Barangkali apa yang menimpa komika Arie Kriting belum lama ini bisa dijadikan contoh. Arie Kriting memilih untuk tidak mengekspos wajah buah hatinya yang masih bayi namun justru mendapat nyinyiran. Dalam hal ini, Bang Ari tidak sendirian. Nyaris di seluruh postingan artis yang sejalan dengan Bang Arie bisa dijumpai komentar penuh prasangka.

Misalnya saja Raisa dan Tasya Farasya, hingga kini mereka masih konsisten untuk tidak mengungkap wajah sang buah hati ke sosial media. Walaupun sang anak masih muncul di postingan orang tuanya, namun mereka kompak menutupi wajah sang anak. Dan netizen kepo yang kurang kerjaan aktif mengkritik. Dibilang muka si anak nggak sesuai ekspektasi lah, caper lah, sok terkenal lah, dan lain sebagainya. Yang lebih kampret adalah orang lain yang mengupload muka anak si artis. Padahal orang tuanya sudah susah payah menutupinya biar nggak jadi konsumsi publik. Sepertinya orang-orang seperti ini perlu belajar lagi soal etika.

Di luar negeri, kebiasaan publik figur untuk menyembunyikan wajah sang anak bukanlah hal yang baru. Yang paling saya ingat ada Michael Jackson yang sangat ketat melindungi privasi anak-anaknya. Bahkan saat mereka muncul di ruang publik, MJ tak pernah absen menutupi wajah anak-anaknya dengan topeng. Tau sendiri lah bagaimana brutalnya paparazzi dalam memburu berita.

Langkah yang diambil MJ untuk menutupi wajah anaknya sangatlah bisa dimaklumi. Barangkali beliau ingin memastikan anak-anaknya selalu aman dan bisa tumbuh secara normal tanpa terganggu sorotan kamera. Lagipula nggak ada yang tau niat orang jahat di luar sana yang bisa saja menculik anak publik figur demi mendapat tebusan yang besar. Untuk mencegah hal-hal buruk itu terjadi, maka menyembunyikan wajah anak sejak dini adalah langkah preventif yang dipilih.

Lalu bagaimana dengan publik figur Indonesia yang popularitasnya nggak sebesar artis-artis Hollywood? Apakah mereka nggak berhak untuk melindungi privasi anaknya semacam itu? Tentu saja berhak. Melindungi privasi anak adalah hak setiap orang tua tanpa peduli seberapa besar popularitas orang tuanya. Bahkan seharusnya pilihan ini bukan saja menjadi hak, melainkan kewajiban.

Langkah-langkah semacam itu justru perlu diapresiasi karena sebagai orang tua mereka sadar untuk menghormati privasi anak. Mereka nggak gila-gila konten untuk mendulang untung sebanyak-banyaknya dengan mengeksploitasi sang anak. Setidaknya mereka masih insyaf bahwa menafkahi anak adalah kewajiban mereka sebagai orang tua. Bukannya malah dibalik, anaknya dikaryakan untuk menafkahi keluarganya. Tapi buat para orang tua yang nggak masalah anaknya di-publish di sosial media ya terserah saja selama sang anak nggak dieksploitasi berlebihan. Pada akhirnya, semua kembali ke pilihan masing-masing.

Nggak semua anak artis ingin mengikuti jejak orang tuanya di dunia hiburan. Bisa jadi mereka malah nggak nyaman hidup dalam sorotan kamera. Lagipula pasti ada saja oknum netizen yang suka mencari-cari celah untuk body shaming dan nyinyiran lainnya meskipun pada seorang bayi. Daripada makan hati bacain komentar jelek soal anak, mending nggak post muka anak sekalian lah.

Beberapa artis lain memilih untuk mengekspos wajah anaknya setelah usia anaknya sudah cukup besar. Seperti Anggun C. Sasmi yang baru mengekspos wajah anaknya dengan jelas saat sang anak menginjak usia remaja. Usia yang cukup untuk mengambil keputusan dan setidaknya mereka sudah bisa melindungi diri sendiri saat ada komentar buruk netizen.

Sekali lagi, publik figur adalah manusia biasa seperti kita yang perlu privasi. Menjadi terkenal tidak lantas membuat kita layak memaksakan kehendak untuk mengenal mereka tanpa sekat. Jika mereka memutuskan untuk menyembunyikan wajah keluarganya dari publik ya sudah hormati saja. Fokus saja menikmati karyanya dengan tenang. Nggak usah kepo-kepo amat sama kehidupan orang. Urus aja hidup kita sendiri yang belum tentu bener.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pasangan yang Butuh Privasi Bukan Berarti Nggak Sayang, Woy!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version