Fast & Furious, Franchise yang Semakin Dipaksakan

Fast & Furious, Franchise yang Semakin Dipaksakan fast x

Fast & Furious, Franchise yang Semakin Dipaksakan (Steve Lagreca via Shutterstock.com)

Beberapa hari lalu, saya memutuskan untuk menyaksikan film Fast & Furious 9 sebagai bahan ngabuburit di rumah. Selama menonton, saya cukup terhibur dengan aksi-aksi menegangkan yang dilakukan oleh Dominic Toretto dan “keluarga”, serta humor-humor mengocok perut yang diselipkan di beberapa adegan.

Namun, saya tidak akan memberikan review secara panjang lebar mengenai film tersebut dalam tulisan ini. Di sini, dapat dikatakan saya akan membahas perihal sisi buruk yang cukup mengganggu dari franchise film yang pertama kali dimulai pada 2001 itu.

Mengapa saya menganggapnya “mengganggu”? Karena sejatinya, saya merasa Fast & Furious (FF) merupakan sebuah seri yang berpotensi jadi legenda dan dikenang baik oleh penonton, asalkan kisahnya tidak dipanjang-panjangkan seperti yang terjadi sekarang. Saya pikir saya bukanlah satu-satunya orang yang merasa bahwa kini konflik yang terjadi di serial tersebut semakin terkesan dipaksakan dan dalam hal tersebut, tak beda jauh dengan sinetron-sinetron Indonesia yang muncul di layar kaca.

Jika saya diminta untuk membuktikan bagian mana yang terkesan “dipaksakan”, saya akan mulai menjelaskan tentang konflik-konflik yang melibatkan Dom dkk. di beberapa seri terakhirnya. Dalam film Fast & Furious 5 atau biasa disebut pula Fast 5, Dom dikisahkan berseteru dengan seorang agen DSS (Diplomatic Security Service) bernama Luke Hobbs yang diperankan oleh Dwayne Johnson. Akan tetapi, perseteruan mereka tersebut boleh dikatakan mereda di bagian akhir film, di mana Hobbs membiarkan Dom dan para krunya kabur bersama uang yang mereka curi dari seorang politikus Brazil.

The Rock (Kachy Hutchins via Shutterstock.com)

Lalu, di film berikutnya, yaitu Fast & Furious 6, Hobbs malah dikisahkan meminta bantuan Toretto untuk menangani seorang penjahat berbahaya bernama Owen Shaw (Luke Evans). Shaw sendiri kemudian diketahui merupakan adik dari Deckard Shaw (Jason Statham), yang merupakan villain di film ketujuh. Di dua film berikutnya, yaitu Fast & Furious 8 atau disebut pula The Fate of the Furious, Owen Shaw kembali hadir—setelah di film keenam dikisahkan tewas—dan membantu Dom untuk menyelamatkan anaknya yang diculik oleh sang antagonis utama.

Coba tebak, siapa yang membantu Owen dalam menyelamatkan putranya Dom? Siapa lagi kalau bukan Deckard, sang penjahat yang di prekuelnya dikisahkan berjuang mati-matian demi bisa mencabut nyawa Dom dan para krunya.

Dari sedikit penjelasan tersebut, kalian sudah dapat melihat polanya, bukan? Selalu saja diceritakan bahwa Dominic Toretto dan rekan-rekannya berhadapan dengan seorang musuh, yang kemudian pada film berikutnya akan berubah menjadi sekutu dan seakan langsung cepat “akrab” bersama rombongan mereka. Hal yang cukup aneh dan kurang realistis, bukan? Bagaimana bisa kita hanya membutuhkan waktu singkat untuk berteman dengan seseorang yang pernah berniat membunuh kita?

Dom (Cubankite via Shutterstock.com)

Jika di kehidupan nyata, saya pikir kita tentu akan malas berteman dengan seseorang yang ternyata memiliki tabiat buruk. Seperti misalnya teman yang meminjam uang tetapi selalu mengelak jika diminta untuk mengembalikan. Dari kasus semacam itu saja, kita sudah akan berpikir dua kali bila mau “bersekutu” dengan mereka, apalagi bila sudah menyangkut bunuh-membunuh seperti dalam franchise ini, bukan? Nahasnya, “format” ini terus-menerus diulang oleh sang penulis cerita yang tampaknya juga sudah kebingungan akan membawa kisah Dom dkk. ke mana lagi berikutnya.

Lantas, di film ke berapakah seri Fast & Furious seharusnya diakhiri? Menurut saya, akan lebih baik bila pihak studio mengakhiri kisah petualangan Dom dkk. di film kelimanya. Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, film tersebut diakhiri dengan Dominic Toretto dan para krunya menjadi crazy rich mendadak setelah mencuri uang haram milik seorang politikus di negerinya Neymar. Dan demi menghindari kejaran pihak berwenang, mereka pun memutuskan untuk berpisah dan memulai kehidupan baru di tempat yang berbeda-beda.

Jika franchise ini diakhiri seperti itu, saya rasa penonton akan dibuat terpuaskan dengan akhir kisah pembalap jalanan yang selalu mengutamakan nilai-nilai kekeluargaan itu, di mana Dom dan teman-temannya kini telah hidup bahagia dan “pensiun” dari kehidupan jalanan yang serba cepat itu.

Opsi lainnya adalah dengan mengakhiri seri ini di film ketujuh yang juga bisa disebut Furious 7. Seperti yang diketahui, film tersebut menjadi film terakhir mendiang Paul Walker yang wafat karena mengalami tragedi kecelakaan mobil pada 30 November 2013. Pada bagian akhir film, James Wan, yang bertindak sebagai sutradara, sukses menciptakan sebuah tribute yang sangat mengharukan bagi aktor asal Amerika Serikat tersebut.

Mobil Paul (Danialkzm via Shutterstock.com)

Saya sampai detik ini masih mengingat jelas adegan terakhir di mana mobil yang dikendarai oleh Brian O’Conner mengambil “rute” yang berbeda dengan mobil yang dikendarai oleh Dom. Adegan itu seakan menjadi isyarat yang bagus untuk menunjukkan bahwa Paul Walker kini tak lagi berada di tengah-tengah kita dan sudah “berkelana” ke sebuah tempat yang berbeda. Dan jangan lupakan pula iringan lagu “See You Again” yang dibawakan secara sempurna oleh Charlie Puth dan Wiz Khalifa. Oh, Tuhan, betapa saya berharap adegan tersebut menjadi scene terakhir dari franchise ini.

Akan tetapi, pada kenyataannya petualangan Dominic Toretto masih tetap berlanjut hingga film ke-9. Bahkan, dari beberapa informasi yang saya baca, pihak studio juga tengah menyiapkan sekuel terbarunya yang akan menggandeng aktor pemeran Aquaman, Jason Momoa, sebagai sang antagonis utama. Dan sebagai seorang fans yang tidak punya kuasa apa-apa, saya hanya bisa memasrahkan nasib seri ini kepada mereka yang terlibat sembari mengharapkan film berikutnya tidak akan semakin membuat Fast & Furious menjadi sebuah franchise yang “dipaksakan”.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Dear Fans Manchester United, Belajarlah dari Kesombongan Kalian Selama Ini

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version