Minuman khas Solo, es teh kampul, menjadi penengah perdebatan yang tak pernah usai antara pencinta es teh dan es jeruk.
Ibarat sebuah pertandingan tinju, pencinta es teh dan es jeruk sedang panas-panasnya adu jotos. Sedangkan di sudut ruangan tampak pencinta es teh kampul dengan tenang menikmati pertandingan sembari asyik menyesap gelasnya. Mereka tampak tenang karena mengetahui sesengit apa pun perdebatan antara tim es teh dengan tim jeruk, pemenangnya tetap es teh kampul.
Alasannya sederhana. Sejatinya, es teh kampul memiliki dua unsur yang dimiliki masing-masing es tersebut. Es teh kampul merupakan perpaduan teh yang manis dan jeruk yang kecut-kecut menyegarkan. Minuman satu ini hadir sebagai penengah di antara tim es teh vs tim es jeruk.
Es teh kampul, minuman perpaduan teh dan jeruk
Bagi telinga dan lidah wong Solo, baik Solo asli maupun Solo coret (sebutan bagi daerah Solo Raya: Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Boyolali, Wonogiri, dan Klaten) tentu sudah nggak asing dengan es teh kampul. Minuman menyegarkan ini mudah dijumpai di angkringan atau warung HIK seluruh penjuru Solo Raya. Teh kampul sudah menjadi menu wajib yang tersedia. Ibarat sayur tanpa garam jikalau angkringan tanpa teh kampul. Hambar!
Teh kampul merupakan sajian teh yang dilengkapi dengan irisan sebuah jeruk yang disebut dengan jeruk wedang. Kampul sendiri diambil dari kata dalam bahasa Jawa yaitu “kemampul” yang memiliki arti mengambang. Hal ini dikarenakan irisan jeruk wedang tampak mengambang saat berada di dalam gelas teh.
Jeruk wedang sendiri merupakan sejenis jeruk yang memiliki ciri-ciri berkulit hijau tua dan memiliki semburat warna kuning. Ukurannya sedikit lebih besar dari jeruk nipis, dagingnya berwarna jingga seperti warna matahari tenggelam, dan memiliki rasa asam sekaligus manis.
Baca halaman selanjutnya: Hanya ditemukan di Solo…