Sebagai produsen es krim yang terkenal di Indonesia, Wall’s punya banyak jenis es krim, termasuk Cornetto. Es krim jenis ini punya keunggulan dibandingkan varian lainnya, yaitu ada waffle kerucut yang menampung es.
Lebih dari 10 tahun yang lalu, es krim Cornetto bisa dibilang es krim idaman karena rasanya yang enak meskipun harganya lebih tinggi dibandingkan es krim stik. Kita tinggal sobek kemasannya dan semua bagian es krim bisa dinikmati. Cornetto juga sering memberikan hadiah menarik, seperti tiket konser bagi pembelinya.
Namun, anggapan saya tentang es krim jenis ini sekarang justru berubah total. Saat membuka kulkas minimarket, saya lebih banyak beli yang es krim stik atau sekalian beli yang mahal seperti Magnum dan nggak ngelirik varian ini sama sekali. Ini alasan saya perlahan mulai meninggalkan es krim Wall’s Cornetto.
Daftar Isi
Varian es krim Wall’s Cornetto yang monoton
Menurut saya, varian Cornetto yang ada di pasaran cenderung gitu-gitu aja dan nggak banyak berubah. Kalau nggak rasa cokelat, vanila, ya stroberi. Kalaupun ada varian baru, kemungkinan basic rasanya vanila yang diberi tambahan rasa lain.
Selain itu, entah kenapa, tiap ada rasa baru, banyak yang kurang sukses di pasaran dan hanya menjadi bahan icip-icip saja. Saya pernah mencoba rasa Butter Popcorn Caramel yang ternyata lumayan zonk. Alhasil yang bertahan cuma tiga rasa itu dan dimodifikasi di bagian atasnya saja.
Saingan semakin banyak
Sekarang ini banyak merek es krim yang tempatnya sejajar dengan Wall’s, seperti Glico dan Aice. Meskipun rasanya juga hampir mirip, namun es krim cone kedua merek itu harganya lebih murah daripada Wall’s.
Perbandingan harganya pun lumayan terasa. Satu buah es krim cone Glico dan Aice dibanderol dengan harga 5-7 ribu, sedangkan harga Wall’s Cornetto rata-rata lebih dari 10 ribu. Buat kaum mendang-mending, tentu akan lebih memilih yang lebih murah, toh rasanya juga mirip.
Kedai es krim murah jadi ancaman lain bagi eksistensi Wall’s Cornetto
Bukan hanya bersaing dengan merek es krim lain di minimarket, Cornetto juga akan berhadapan dengan kedai es krim dan minuman murah yang semakin menjamur. Coba bayangkan saja, kita harus ke minimarket terdekat untuk beli es krim cone agar nggak meleleh. Sementara di kedai es krim, kita bisa duduk manis sambil menikmati dessert manis itu plus disediakan ruangan indoor dan ber-AC pula.
Apabila dibandingkan dari sisi harga dan kuantitas, kedai es krim seperti Mixue, Momoyo, We Drink, dan sebagainya punya harga yang lebih murah, yakni sekitar 8-10 ribu. Sudah lebih murah, dapatnya lebih banyak, rasanya juga cukup beragam.
Nggak ada hadiahnya lagi
Saya ingat dulu es krim Wall’s Cornetto menjadi idola remaja karena punya banyak hadiah yang menarik. Hadiahnya bisa dalam jumlah tertentu atau menyelipkan kode khusus di bungkus plastiknya. Yang paling heboh, dulu Wall’s sempat memberikan hadiah tiket konser Taylor Swift bagi pelanggan yang beruntung. Tapi entah kenapa, sekarang hadiah-hadiah menarik itu sudah nggak ada lagi.
Saya berharap, Wall’s akan melakukan perubahan yang radikal untuk mempertahankan varian Cornetto. Misalnya menambah rasa yang basic dan nggak kompleks, seperti matcha, taro, red velvet, dan lainnya. Pihak Wall’s juga bisa sedikit menurunkan harganya agar bisa menarik perhatian pelanggan.
Saya menulis begini karena merasa sayang seandainya es krim kelas menengah seperti Cornetto kurang bersaing dan ditinggalkan pembelinya. Semoga bisa jadi masukan, ya.
Penulis: Laksmi Pradipta Amaranggana
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kasta Es Krim Wall’s dari Sultan hingga Legend.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.