Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Es Barteh Pekalongan, Takjil Pelepas Dahaga yang Segernya Bikin Pedagang dan Petani Bahagia. #TakjilanTerminal12

Nazih Nauvan Lathif oleh Nazih Nauvan Lathif
18 April 2021
A A
Es Barteh Pekalongan, Takjil Pelepas Dahaga yang Segernya Bikin Pedagang dan Petani Bahagia. #TakjilanTerminal12
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa tahun menghabiskan Ramadan di Jogja, saya malah dibikin sadar kalau kampung halaman saya, Pekalongan, ternyata punya hidangan takjil khas bernama es barteh. Saya anggap khas karena di Jogja, setelah saya berkeliling ke Pasar Kranggan, Pasar Kutu, Pasar Kolombo, dan pasar lainnya, saya berkali-kali gagal menemukan si barteh ini. Di kota lain pun sama, saya belum menemukan yang betul-betul persis dengan barteh yang ada di kampung halaman saya.

Oh iya, barteh ini di beberapa kota kerap disebut juga sebagai timun suri. Keduanya nyaris serupa, tapi kok menurut saya tetap ada bedanya, ya. Hal yang menjadi pembeda antara keduanya mungkin ada pada bungkus dan kondisi buah saat dijajakan. Timun suri kerap dijajakan tanpa bungkus, ya paling dibungkus plastik kresek hitam gitu, sih. Itu pun ketika si pembeli sudah betul-betul jadi membeli. Di samping itu, pembeli timun suri lebih sering memilih buah yang kondisinya masih mulus dan sudah kuning.

Ciri ini agak berbeda dengan barteh yang ada di daerah Pekalongan dan sekitarnya. Barteh biasanya dijajakan dalam kondisi yang sudah dibungkus menggunakan keranjang anyaman bambu yang bentuknya lonjong mengikuti bentuk dan ukuran si barteh. Lazimnya, pembeli akan membawanya tanpa tambahan plastik kresek. Wah, eco friendly tenan, to.

Selain itu, pembeli barteh cenderung memilih barteh yang kondisinya sudah mletek, semacam ada pecah di sebagian permukaan kulit buah sehingga daging buah bisa terlihat. Soal warna buahnya seperti apa, tak jadi masalah. Mau warnanya kuning, hijau, atau putih, asalkan buahnya sudah mletek, pembeli akan tetap membayarnya.

Pembeda lain yang cukup saya rasakan antara barteh dan timun suri ini bisa dilihat dari teksturnya saat dimakan. Beberapa kali memakan barteh di kampung halaman dan timun suri di daerah lain, perbedaan yang saya rasakan terletak pada tekstur barteh yang cenderung lebih lembut, mudah hancur di mulut, dan potongan buahnya yang tidak perlu dikunyah. Sementara itu, timun suri teksturnya lebih agak keras dan perlu dikunyah.

Soal penyajian, bisa dibilang penyajian es barteh ini tidak sulit-sulit amat. Tidak ada standar atau aturan pakem warna dan rasa air apa yang digunakan untuk membuat es barteh. Tidak seperti es dawet yang harus berwarna putih dan coklat, atau es alpukat yang berwarna hijau. Asalkan ada es batu dan barteh tentu saja, sudah bisa dibikin jadi es barteh.

Es barteh bisa disajikan hanya dengan air gula. Bisa juga disajikan dengan tambahan sirup rasa  frambozen, melon, atau leci. Bisa juga dengan gabungan sirup dan susu, mirip kuah sup buah. Ya intinya mau disajikan dengan air manis jenis apa pun, sensasi es barteh tetap saja menyegarkan, balikin mood kamu, dan bikin kamu semangat tarawih~ Duh, kok jadi kaya iklan, ya.

Selain bikin segar orang yang berbuka puasa, tampaknya kehadiran barteh, yang hanya ada tiap bulan Ramadan dan Syawal ini, jadi berkah tersendiri buat kalangan pedagang dan petani di daerah Pekalongan, Batang, Pemalang, dan sekitarnya. Tiap hari di bulan Ramadan dan Syawal, di banyak titik, utamanya sekitar pasar tradisional, pedagang barteh ini akan ramai-ramai menjajakan dagangannya. Bahkan spot yang biasanya sepi pedagang, dengan adanya musim barteh ini, kini jadi ramai. Ya semacam melihat geliat ekonomi mikro dengan tren baik gitu lah bahasa ndakik-ndakiknya. Hahaha.

Baca Juga:

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pindang Tetel: Makanan Khas Pekalongan yang Nggak Masuk Akal tapi Wajib Dijajal

Hal yang sama tampaknya juga dialami oleh para petani barteh. Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi mereka. Biasanya beberapa bulan sebelum Ramadan tiba, mereka akan bersiap menanam barteh. Ketika Ramadan tiba, petani akan memanennya. Kalau hasil panen sedang baik, petani sampai bisa memanen sehari dua kali. Alhamdulillah, ya.

Kalau ada yang bilang Ramadan di Indonesia itu tidak melulu soal spiritual, tapi juga geliat ekonomi sosial, saya sih setuju-setuju saja. Ya kehadiran es barteh ini menjadi salah satu buktinya. Betul, es barteh tidak cuma jadi takjil pelepas dahaga orang berpuasa, tapi juga bikin pedagang dan petani jadi bahagia karena kecipratan berkahnya.

*Takjilan Terminal adalah segmen khusus yang mengulas serba-serbi Ramadan dan dibagikan dalam edisi khusus bulan Ramadan 2021.

Sumber Gambar: Okemom.com

BACA JUGA Gorengan, Menu Buka Puasa Segala Kelas Sosial #TakjilanTerminal07 dan tulisan Nauvan Lathif lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2022 oleh

Tags: eses bartehes buahkuliner khas pekalonganpekalonganTakjilan Terminaltimun suri
Nazih Nauvan Lathif

Nazih Nauvan Lathif

Mas-mas medioker.

ArtikelTerkait

Mengenal Istilah Godin adalah_ Kenakalan Puasa pada Orang Sunda #TakjilanTerminal04

Mengenal Istilah Godin: Kenakalan Puasa Orang Sunda. #TakjilanTerminal04

14 April 2021
5 Tempat Jajan Es di Kota Magelang yang Bisa Segarkan Pikiran Terminal Mojok

5 Tempat Jajan Es di Kota Magelang yang Bisa Segarkan Pikiran

6 Maret 2022
Urug-Urug Udan Gedhe, Sinyal Hujan Datang Orang Pantura curah hujan

Urug-Urug Udan Gedhe, Sinyal Hujan Datang Orang Pantura

28 November 2022
6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

23 April 2022
Panduan Membedakan Kota dan Kabupaten Pekalongan biar Nggak Salah Lagi! Terminal Mojok

Pekalongan Itu Nggak Cocok Dijadiin Kota Wisata, Pemerintah Jangan Ngeyel

16 Januari 2021
Hobi Nonton Film, Hobi yang Merepotkan bagi Warga Pekalongan Mojok.co

Hobi Nonton Film, Hobi yang Merepotkan bagi Warga Pekalongan

5 Desember 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.