Penonton setia Upin Ipin di Indonesia pasti tidak asing dengan episode Bahaya Jerebu. Episode itu menceritakan Kampung Durian Runtuh yang dipenuhi asap kebakaran hutan. Itu mengapa Upin dan Ipin selalu mengenakan masker ketika bepergian. Akibat asap itu pula anak-anak di kampung tidak bisa main dengan bebas.
Sebenarnya, episode itu membawa pesan moral yang baik yakni tentang bahaya asap. Hanya saja, potongan video Upin Ipin episode Bahaya Jerebu mengundang perdebatan di dunia maya karena warganet Malaysia seolah-olah menyalahkan Indonesia atas kabut asap yang muncul. Asal tahu saja, di perbatasan Malaysia dan Indonesia memang kerap terjadi kebakaran hutan yang menimbulkan asap tebal. Respon warganet Indonesia beragam, ada yang setuju, tapi lebih banyak yang tidak suka dengan episode ini.
Satu episode Upin Ipin ternyata bisa memperkeruh hubungan dua negara bertetangga itu. Memang, sejak dahulu hubungan Malaysia dan Indonesia tidak selalu baik, kerap memanas di saat-saat tertentu. Namun, sebagai dua negara yang bertetangga, bukankah lebih baik untuk meminimalisir potensi-potensi konflik dan fokus memupuk hubungan yang baik?
Itu mengapa, hal-hal yang membuat hubungan kedua negara itu semakin memanas, seperti episode Bahaya Jerebu ini, sebaiknya tidak usah dibuat atau setidaknya tidak ditayangkan di Indonesia. Selain episode tersebut, sebenarnya ada beberapa episode lain yang sebaiknya tidak tayang di Indonesia:
Episode Keris Siamang Tunggal yang menyertakan beberapa ikon budaya Indonesia sekaligus ke dalam cerita film
Upin Ipin: Keris Siamang Tunggal pertama kali muncul dalam bentuk film yang ditayangkan di bioskop. Lambat laut, film tersebut sering diputar di MNCTV. Saking seringnya, penonton setia Upin Ipin mungkin sudah bosan menontonnya.
Cerita Keris Siamang Tunggal sebenarnya bagus dan banyak menyisipkan budaya tradisonal yang sarat akan makna. Persoalannya, banyak elemen budaya Indonesia yang dimuat dalam film tersebut. Pertama-tama, keris itu sendiri. Kedua, ada kisah Malin Kundang, yang dalam versi Malaysianya disebut Si Tanggang dalam cerita tersebut. Ketiga, ada kisah mirip dengan Bawang Merah Bawang Putih, cerita rakyat yang begitu terkenal di Indonesia.
Banyaknya elemen cerita yang mirip dengan budaya dan cerita rakyat Indonesia membuat Upin Ipin: Keris Siamang Tunggal jadi tontonan yang sensitif. Bukan tidak mungkin bisa berakhir seperti episode Bahaya Jerebu.
Di Sebalik Tabir yang mengangkat kesenian wayang kulit
Episode Di Sebalik Tabir menceritakan si kembar yang ingin belajar soal wayang kulit. Mereka juga ingin jago mendalang seperti Tok Dalang dan Tok Mat. Secara tidak langsung, episode ini seolah-olah ingin memperkenalkan wayang kulit sebagai salah satu budaya Malaysia. Itu mengapa, episode tentang wayang kulit ini rawan dituduh sebagai alat propaganda Malaysia.
Padahal, kalau mau mengulik lebih dalam, wayang adalah budaya yang ada di banyak negara. Setiap negara memiliki ciri khas wayangnya masing-masing. Jika kita perhatikan, bentuk wayang kulit yang ada di episode Upin Ipin sangat berbeda dengan wayang kulit Jawa yang kita kenal. Wayang Upin Ipin memiliki gaya khas Melayu yang kental.
Upin Ipin episode Barang Baik Barang Kita, berisi promosi keunggulan produk buatan Malaysia
Episode yang satu ini sarat akan promosi mengenai barang-barang asli buatan Malaysia. Penonton setia Upin Ipin yang tinggal di Indonesia mungkin tidak akan terganggu dengan episode ini karena Indonesia juga punya produk-produk asli yang berkualitas. Sayangnya, Indonesia tidak punya alat promosi yang seampuh dan “semulus” serial Upin Ipin.
Penonton mungkin baru terganggu dengan munculnya kain batik sebagai salah satu barang-barang asli Malaysia. Memang batik sebenarnya tidak hanya milik Indonesia, hanya saja, corak atau motifnya yang membuat kain batik menjadi khas. Dan, corak kain batik dalam episode tersebut begitu mirip dengan milik Indonesia. Bagian ini bisa memunculkan salah paham masyarakat internasional. Itu mengapa saya tidak begitu kaget ketika IShowSpeed, salah satu content creator ternama di dunia, pernah mengira batik hanya sebagai kain tradisional asal Malaysia.
Cerita Upin Ipin sebenarnya bisa lebih kaya
Episode dan cerita Upin Ipin yang bersinggungan dengan budaya Indonesia memang cukup banyak. Sebenarnya wajar saja, Indonesia dan Malaysia adalah negara satu rumpun yang memiliki banyak kemiripan. Sebenarnya, kalau penulis cerita Upin Ipin mau lebih ngulik dan kreatif, kemiripan budaya itu bisa menjadi diskursus menarik yang bisa diadopsi menjadi alur cerita. Toh, dalam semesta Upin Ipin ada Susanti yang bisa menjadi medium untuk memberi perspektif sebagai orang Indonesia. Akan tetapi, kenyataannya, selama ini penulis cerita Upin Ipin lebih memilih menceritakan budaya-budaya tersebut berasal asli dari Malaysia.
Itu mengapa, episode-episode terkait dengan budaya tersebut lebih baik tidak pernah dibuat, atau minimal, tidak ditayangkan di Indonesia supaya penonton Indonesia yang kebanyakan masih anak-anak tidak kebingungan dengan budaya mereka. Selain itu, tidak ditayangkan episode-episode tersebut bisa menghindari perselisihan-perselisihan seperti yang terjadi pada potongan video Bahaya Jerebu.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Episode Upin Ipin Spesial Lebaran yang Bikin Banjir Air Mata
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
