Upin dan Ipin merupakan serial kartun anak-anak Malaysia yang paling favorit di Indonesia. Hal ini terbukti dari durasi penayangan kartun tersebut yang tak berhenti dari pagi, siang, sore, hingga malam hari di salah satu stasiun TV nasional. Sampai saat ini, serial kartun yang dibuat oleh H. Burhanuddin Radzi, dkk. dan diproduksi oleh Les’ Copaque Production ini telah berhasil mendapatkan beragam penghargaan. Beberapa di antaranya adalah Animasi Terbaik dalam Festival Film Kuala Lumpur tahun 2007 hingga menjadi Serial Animasi Kesayangan dalam Mom and Kids Award tahun 2021.
Dirilis pada tanggal 14 September 2007 yang lalu, saat ini kartun dengan genre animasi komedi ini telah memasuki musim ke-17 dengan total 609 episode. Pada awalnya, kartun dengan latar utama kampung durian runtuh ini ditayangkan khusus untuk menyambut Ramadan pada tahun 2007. Karena mendapatkan sambutan yang meriah, akhirnya hal ini mendorong sang produser untuk mengembangkan Upin dan Ipin hingga sekarang.
Meski bergenre animasi komedi, dalam beberapa momen, ternyata serial kartun ini juga menyuguhkan kisah yang menyedihkan. Tak ayal, Upin dan Ipin sukses membuat emosi penontonnya seakan diobok-obok. Berdasarkan beberapa episode yang pernah saya tonton, saya akan merekomendasikan setidaknya empat episode yang paling menyedihkan. Namun, jangan lupa siapkan tisu kalau kalian ingin menonton beberapa episode di bawah ini. Sekadar jaga-jaga kalau air mata kalian menetes.
Daftar Isi
#1 Episode Kain Merah Ipin
Bagi saya, ini adalah episode Upin dan Ipin yang paling menyedihkan. Diceritakan bahwa Ipin kehilangan kain merah ikonik yang biasa diikatkan dibelakang punggung. Terlihat ia sangat frustasi dengan hal tersebut. Upin dan kawan-kawan menunjukkan kepeduliannya dengan membantu Ipin mencari kain merah itu sementara Kak Ros mencoba melobi Salleh untuk dibuatkan kain merah yang baru. Nahas, kain itu malah ditemukan di kandang ayam Tok Dalang, telah robek habis dicakar oleh Rembo.
Beruntungnya Opah masih memiliki kain merah Upin, kain tersebutlah yang akhirnya dipakai Ipin untuk menggantikan kain merahnya yang telah robek. Selain itu, episode ini juga menceritakan latar belakang mengapa kain merah ini menjadi trademark Ipin sebagai karakter. Ternyata, benda itu memiliki keterkaitan dengan ibu Upin dan Ipin sewaktu mereka kecil. Tentu, itulah yang membumbui episode ini terasa lebih sedih.
Baca halaman selanjutnya
#2 Episode Kesayangan (Kisah Mengharukan di Ruang Rahasia)…
#2 Episode Kesayangan (Kisah Mengharukan di Ruang Rahasia)
Dalam episode ini, Upin dan Ipin menemukan ruangan rahasia di bekas kamar bapak dan ibunya yang telah meninggal. Mereka menemukan sebuah buku tentang Kak Ros serta kisah Abang Ghani dan Cik Siti. Kak Ros yang penasaran meminta Upin dan Ipin menunjukkan ruangan tersebut. Seketika Kak Ros menangis setelah melihat buku yang berjudul Ros Putriku. Kak Ros nggak menyangka kalau dulu bapak ibunya juga sayang padanya. Sebelumnya ia mengira kalau mereka cuma sayang pada Upin dan Ipin.
#3 Episode Ehsan Pindah Rumah
Episode ini semacam prank. Ada sedih, lucu, dan gregetnya. Jadi, emosi kita sebagai penonton bakalan dicampuradukkan. Coba bayangkan, bagaimana kalau sahabat terdekatmu berpamitan ingin pindah rumah? Sedih lah pastinya, sebab setelahnya kita akan berpisah.
Akan tetapi, gimana kalau saat sedih ketika perpisahan ternyata dia hanya pindah ke sebelah rumah? Wah, bikin jengkel, kan? Karena kesedihan kita seperti sia-sia, meskipun pada dasarnya kita juga bahagia sebab sahabat kita nggak jadi pindah.
Itulah alur yang digambarkan oleh serial Upin dan Ipin dalam episode Ehsan Pindah Rumah. Pada awalnya, Tadika Mesra gempar mendengar Ehsan mau pindah rumah. Upin, dkk. berusaha membuat acara perpisahan yang spesial.
Sepulang sekolah, Upin mendengar kabar dari Uncle Muthu kalau hari ini Ehsan pindah rumah. Dia lantas mengajak kawan-kawannya untuk bergegas menuju rumah Ehsan. Mereka kemudian memberikan buku kenangan pada Ehsan. Anak-anak itu terlihat sedih dan lesu, terutama Fizi. Namun kesedihan itu berubah menjadi perasaan jengkel ketika mereka tahu Ehsan hanya pindah ke sebelah karena rumahnya mau di renovasi.
#4 Episode Rasa Sayang (ke Panti Jompo)
Dalam episode ini, ada satu momen di mana hal itu benar-benar menyentuh sanubari saya. Digambarkan ada seorang nenek tua yang selalu melamun, ia dititipkan di Panti Jompo Rasa Sayang tanpa pernah sekalipun dijenguk oleh anak-anaknya. Bahkan tubuhnya yang semula gemuk berubah menjadi kurus kerempeng karena selalu kepikiran anak-anaknya.
Bagi saya, episode ini mengandung pesan moral yang sangat dalam. Bahkan saya yang ganteng dan cool saja bisa meneteskan air mata melihat adegan itu. Semoga kita bisa selalu menjaga orang tua kita khususnya di usia senja mereka, begitu batin saya.
Itulah empat episode paling sedih dalam serial kartun Upin dan Ipin. Sedikit saran, kalau kalian pengin menonton keempat episode di atas, mending nonton di kamar sendirian sambil pakai headset. Ya supaya lebih bisa meresapi alur cerita, dan kalau kalian menangis, isak tangis dan tontonan kalian nggak terlihat lucu.
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi