Menjalani hidup sebagai mahasiswa yang mengambil jurusan Ilmu Sejarah tidak semudah yang orang-orang bayangkan. Kurang populernya jurusan ini menjadikan orang-orang berpikir bahwa mahasiswa yang mengambilnya menggunakan prinsip “aji mumpung” alias mumpung keterima ya ambil saja. Mungkin benar dan mungkin juga tidak.
Namun, kebanyakan kawan sejurusan saya mengatakan bahwa mengambil jurusan ini memerlukan pertimbangan yang besar, timbangane nganggur. Dan tentunya menghindari jurusan lain, seperti jurusan Semen Gresik, sementara nganggur, sik. Saya tidak tahu siapa yang membuat istilah ini, tapi maksud dari istilah ini adalah Gap Year dalam bahasa kerennya.
Kurang populernya jurusan ini menjadikan orang-orang mempertanyakan berbagai hal, yang kadang-kadang membuat kita ((hah, kita???)) sebagai mahasiswa Ilmu Sejarah kesal untuk menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang. Salah satunya adalah tentang galer, eh gelar, ketika sudah lulus nanti. Jadi, di sini saya tegaskan, Jurusan Ilmu Sejarah kalau lulus nanti gelarnya S.Hum.. Catet!
Saya sering mendapat pertanyaan tentang apa itu S.Hum.. Lebih parahnya beberapa orang malah mengira S.Hum. adalah gelar untuk Sarjana Hukum. Hmmm, Sarjana Hukum gundulmu, Mas. Sarjana Hukum itu gelarnya S.H. jangan ngadi-ngadi, deh. Kalau di antara kalian nantinya ditanya hal serupa, saya akan memberikan empat opsi jawaban yang bisa kalian pilih, dan silakan memilih tipe jawaban mana yang paling cocok.
#1 S. Hum. itu Sarjana Humaniora
Ini adalah tipe jawaban orang lurus yang mau mengorbankan waktunya demi menjelaskan sesuatu yang sebenarnya bisa dicari oleh penanya itu sendiri. Kalian cukup menjelaskan bahwa gelar Sarjana Humaniora adalah gelar yang didapat oleh lulusan yang mengambil jurusan yang berhubungan dengan kemanusiaan, termasuk jurusan Ilmu Sejarah. Biasanya, orang yang mengambil jurusan ini orientasinya menjadi individu yang berbudaya dan humanis, menjadi individu yang memanusiakan manusia. Nggak kalah keren dengan sarjana lain, bukan? Kalau masih nanya-nanya lagi, mintalah waktu, minimal sampai kalian lulus dan bisa menjelaskan secara detail.
#2 S. Hum. itu Sarjana Humoris
Mengapa humoris? Mari kita bersepakat kalau mau memparodikan sesuatu itu harus full, jangan setengah-setengah. Menjadi lulusan dengan gelar Sarjana Humoris adalah suatu kebanggaan bagi mahasiswa yang lulus dari Fakultas Ilmu Banyolan. Tentunya, jawaban ini bisa kalian improvisasi lagi dengan set up dan punchline yang gerrrr ala komika stand up comedy. Namun, bagi kalian yang berencana melontarkan jawaban macam ini, perlu sedikit bermuhasabah, apakah selama ini kalian lucu? Kalau kiranya kalian nggak ada lucu-lucunya, lebih baik jangan, daripada dikira salah jurusan.
#3 S. Hum. adalah Sarjana Humble
Dipandang sebagai lulusan dari jurusan yang tidak terkenal, di kampus penuh dengan manusia-manusia unik, selalu terlihat sebagai mahasiswa tanpa beban? Iyain aja, MyLov. Pasalnya, faktanya kurang lebih memang seperti itu. Buktinya, masih ada yang bertanya apa arti gelar S.Hum. berarti nggak terkenal, dong?
Pertama, penuh dengan manusia-manusia unik. Faktanya dari penampilan kawan-kawan sejurusan kalian pastinya unik-unik, contohnya riped jeans, gondrongers, fashion yang nyentrik yang malah sering dikatain bukan kayak orang mau kuliah. Kedua, mahasiswa tanpa beban. Memangnya ada ya jurusan humaniora yang sibuk dengan praktikum-praktikum dan bermacam laporan gitu? Yha nggak ada. Tugas pun paling banter cuma main ke perpus, santai. Jelaskan itu saja, biarkan orang lain merasa jurusan dan gelarnya lebih tinggi. Stay humble, saja~
#4 S.Hum. itu…
Sebelum melontarkan jawaban ini, saya sarankan agar kalian memberikan senyum semanis-manisnya yang mampu kalian berikan sebagai pendahuluan. Lalu, berikan jawaban ini sebagai pembahasan, “Sudah, nggak usah ngomongin gelar ini itu yang nggak penting, soalnya gelar semua orang nantinya adalah Alm. atau almarhum. Itu sudah pasti! Tidak peduli kalian adalah lulusan dari jurusan mana”.
Jangan lupa tambahkan bagian penutup, kalian bisa menambahkan dalil, “Besok-besok di akhirat yang ditanyakan adalah amal ibadah kita, bukan gelar,” sebagai kesimpulan. Dan selamat, Anda lulus dari ujian dengan predikat savage.
Fyi, Mylov, saya sudah pernah menanggapi pertanyaan mengenai gelar S.Hum. dengan keempat jawaban di atas. Dan reaksi dari masing-masing penanya akan berbeda-beda. Ada yang cuma manggut-manggut, ada yang menertawakan, ada yang semakin memojokkan, dan tak lupa salah satu kawan saya yang sampai saat ini sudah tidak pernah bertanya lagi kepada saya. Mungkin doi kesal dengan jawaban saya. Padahal, kalau dipikir-pikir jawaban saya sebenarnya tidak salah, loh.
BACA JUGA Bukti kalau Kepanjangan S.Pd. itu Bukan Sarjana Pendidikan, tapi Sarjana Penuh Derita atau tulisan M. Shafwan Syafiq lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.