Padang memang bukan kota seribu angkot seperti Bogor. Namun jangan salah, Padang adalah sarangnya angkot-angkot asoy geboy. Pada masa jayanya, sekitar tahun 2000 sampai 2013, saking kerennya, muda-mudi lebih merasa keren naik angkutan kotadaripada naik mobil pribadi.
Di masa pandemi ini, saya tiba-tiba teringat masa lalu saya bersamanya di Padang. Ya, itu kira-kira tujuh sampai delapan tahun lalu. Mungkin karena kegiatan saya akhir-akhir ini sering di kosan, jadi kenang-kenangan lama bersama si pacar angkot hadir sebagai salah satu cara otak menghibur jiwa saya yang kesepian ini.
Dulu, saya bersama teman-teman sering pulang terlambat ke rumah hanya karena menunggu angkutan kota yang terbaik dari yang terbaik. Rata-rata semua angkutan kota di Padang kece-kece sih. Paling banter mereka punya TV plafon mobil atau sound system yang kalau sampai volume tinggi sudah macam pub berjalan saja. Tapi apa yang kami cari bukanlah itu. Bukan semua aksesoris yang mereka punya, melainkan penumpangnya. Karena setiap angkot (bahkan dalam satu jurusan pun) memiliki tipe-tipe penumpangnya sendiri.
Dari banyaknya jenis angkutan kota di Padang. Bagi saya yang paling favorit ada empat jenis. Karena dari keempat ini penumpangnya aduhai-aduhai semua. Eits, tapi ingat, ini pandangan subjektif saya waktu masih menjadi anak sekolahan dulu, ya.
1# Angkot Pink
Sesuai namanya, angkot ini memang berwarna pink, alias merah jambu. Ia biasa ditemukan di daerah Kalumbuk dan Andalas. Tipe mobilnya Carry. Waktu sekolah dulu, penumpangnya adalah kakak-kakak kuliah. Bisa dibayangin dong gimana rasanya saya yang masih SMP ngeliat kakak-kakak yang udah kuliah.
Setiap naik angkot ini, saya selalu berlagak seperti laki-laki keren di film-film Hollywood. Gaya duduk, gaya ngerokok, gaya melipat kaki, ya, kalau di dunia musik sekarang kira-kira saya waktu itu mau meniru gayanya Alex Turner. Emang goblok sih, ya!
Dipikir-pikir sekarang, lucu juga sih saya dulu itu.
2# Angkot Biru
Bertipe kijang tua, angkot yang berwarna biru ini bisa kawan-kawan temui di daerah Pengambiran dan Simpang Haru. Nah, musik di angkutan kota ini biasanya EDM atau Dj remix-remix-an. Kalau kawan-kawan naik angkot ini, sungguh, jantung hati kalian akan sesak oleh pukulan dum-dum-dumnya.
Saya agak jarang menaikinya karena kurang suka dengar musiknya. Biasanya sih teman saya yang suka ngajakin naik angkot ini karena dia lagi pengin nyari cewek-cewek anak SMA Kartika. Sebenarnya sih gayaan aja pengin nyari. Paling ya cuma bisa ngeliat doang. Dan satu hal lagi, yang jadi sopir angkot biru ini, banyak teman-teman saya juga. Jadi sering digratisin.
3# Angkot Jati
Nah, angkot jurusan Jati ini adalah angkot nomor dua terkece dari seluruh angkutan kota di Padang. Bisa kawan-kawan temukan di daerah Siteba dan Jati. Walau dia nomor dua, tapi hanya di angkutan kota ini bisa kawan-kawan lihat TV 15 inc terpampang di minibar belakang kursi penumpang.
Saya rajin naik angkot ini setiap pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Jadi saya sangat paham bagaimana keseluruhan angkot dan isinya.
Nah, kalau untuk penumpangnya adalah seluruh siswa dari sekolah terfavorit di Padang. SMA 3, SMA 10, SMA 1, dan MAN 2 Gunung Pangilun. Bisa dibayangkan saja bagaimana bahagianya saya setiap hari melihat teman-teman dari sekolah lain. Mengajak mereka mengobrol soal pelajaran di sekolah, sampai ujung-ujung meminta nomor HP untuk melanjutkan pembicaraan ke arah yang lebih baik.
Di sini akan jarang kawan-kawan temui yang namanya ibu-ibu yang selalu benar dan emak-emak yang membawa sayur dari pasar. Isi penumpangnya anak muda semua. Di waktu itu, ia menjadi semacam kafenya anak-anak sekarang lah. Tempat nongkrong yang asyik! Ditambah lagi musiknya yang terdengar indie pada waktu itu.
4# Angkot Labor
Akhirnya kita sampai di jenis angkot yang terakhir. Di Padang, atau mungkin seluruh dunia, jenis ini adalah angkutan kota paling asoy geboy. Tipe Carry yang dimodif macam program TV luar negeri itu “Pimp My Ride”.
Memiliki ratusan stiker di tubuhnya, mini bar di bagian belakang mobilnya, dan dihiasi aksesoris yang membuat kita merasa seperti di kamar sendiri. Kalau ada kasur, mungkin sudah persis sekali macam kamar kosan saya. Kawan-kawan akan menemukannya di daerah Tabing dan Ulak Karang.
Apa yang saya senangi dari angkutan kota ini ada dua, pertama penumpangnya, kedua lajunya yang macam mobil di film The Fast and the Furious itu. Nah, untuk penumpang, kebalikan dari angkot Jati, siswa-siswi yang menjadi penumpangnya ini berasal dari sekolah yang tidak terfavorit, atau dibilang nakal pada masanya. Sering tawuran dan sudah menjadi rahasia umum kalau sekolah-sekolah itu diisi oleh siswa-siswi pindahan.
Bahkan, ia sering dijadikan kendaraan perang bagi mereka yang akan melangsungkan tawuran. Biasanya mereka akan menyewa satu angkot yang sopirnya tentu teman-teman mereka juga. Dengan kendaraan itulah mereka bersama menuju medan perang.
Kita tahulah, kalau tawuran sering terjadi awalnya hanya karena masalah personal. Selingkuhlah, dipalak oleh sekolah lain, atau hanya karena tersenggol di jalan. Menariknya, masalah-masalah itu sering terjadi di dalam angkot. Yang paling sering adalah selingkuh, dari obrolan singkat di dalam angkot, berkembang menjadi obrolan intim di dalam HP. Dan hal itu juga pernah terjadi ke diri saya. Hehehe.
BACA JUGA Hal-hal yang Paling Bikin Nggak Enak saat Naik Angkot atau tulisan Muhaimin Nurrizqy lainnya.