Katanya Dufan Jakarta Adalah Tempat Wisata Terbaik, tapi Malah Menjadi Sumber Kesedihan Kami

Dufan Jakarta Menjadi Sumber Kesedihan Keluarga Saya (Unsplash)

Dufan Jakarta Menjadi Sumber Kesedihan Keluarga Saya (Unsplash)

Sudah lumrah kalau tempat wisata selalu penuh setiap libur panjang. Saya dan keluarga mengalaminya ketika mengunjungi salah satu tempat wisata, yang katanya terbaik di Jakarta, yaitu Dufan. 

Seperti yang saya sebutkan tadi, semakin ramai pengunjung, semakin panjang antrean menaiki wahana. Saya, sih, maklum kalau ramainya pengunjung membuat kami harus antre. Namun, hati ini sempat kesal ketika melihat adanya jalur fast track di Dufan Jakarta. Mereka nggak perlu mengantre sampai keringat bercucuran.

Untung, rasa kesal itu bertahan lama. Setelah melihat sekeliling, saya merasa para pengunjung tidak akan mempermasalahkan hal itu bisa bisa bertahan seharian di Dufan Jakarta. Baik harga tiket sampai ketersediaan makanan/minuman, masih terbilang terjangkau oleh pengunjung. Ketika masuk, maskot Dufan menyambut kami dengan ramah. 

Baca halaman selanjutnya: Rasa kecewa yang muncul dari tempat wisata favorit.

Rasa kecewa yang muncul setelah mengunjungi Dufan Jakarta

Awalnya saya merasa hari itu akan menjadi hari yang indah. Namun, setelah menyusuri Dufan Jakarta sambil makan es krim, saya kaget lantaran ada beberapa wahana yang tutup. Sudah begitu, kami tidak mendapatkan informasi sejak di pembelian tiket. Salah satu wahana yang tutup adalah Histeria.

Saya sangat ingin menaiki wahana Histeria. Hanya dengan melihat wahana itu dari media sosial saja saya sudah bisa membayangkan betapa serunya di atas. Beberapa hari sebelum libur saya bahkan sudah membuat daftar wahana ekstrem yang menjadi sasaran saya. 

Iya, wahana ekstrem merupakan salah satu tujuan kami berlibur ke tempat wisata terbaik di Jakarta ini. Sayang, hancur sudah harapan kami yang ingin berteriak saat menaiki wahana ekstrem. Meski begitu kami tidak pantang menyerah. Kami mencari wahana lain supaya kekecewaan ini sedikit terobati.

Nyatanya Dufan Jakarta memang se-menjengkelkan itu. Masalahnya, pihak manajemen tampaknya sedang giat melakukan renovasi beberapa wahana. Padahal, saat itu Dufan sedang padat pengunjung. Selain itu, ada juga wahana yang kotor dan tidak terawat. Wahana yang saya maksud adalah Istana Boneka. Padahal, bagi saya, healing terbaik itu ketika menikmati Istana Boneka.

Saya melihat banyak anak kecil yang ingin mencelupkan tangan ke air ketika naik perahu di Istana Boneka. Namun, para orang tua jadi agak marah karena air yang kotor dan berlumut. Selain itu, ada beberapa boneka yang sudah rusak, tapi belum diperbaiki.

Pegawai yang kewalahan dan gagal healing

Sangat wajar kalau Dufan Jakarta itu padat sekali di hari libur. Namanya saja salah satu tempat wisata terbaik di Jakarta. Salah satu “akibat” dari ramainya pengunjung adalah restoran yang kewalahan melayani pengunjung.

Para pegawai terlihat sangat kelelahan. Saya dan keluarga bisa memaklumi ekspresi mereka yang seperti terlihat “jutek” karena capek. Yah, semoga pengunjung yang lain juga bisa memahami kelelahan para pegawai.

Seingat saya, hanya ada satu wahana yang mengesankan bagi kami, yaitu Rumah Hantu. Ada yang berteriak minta tolong, ada juga yang hampir pingsan. Bahkan hantunya mengejar sampai luar wahana. Seru!

Saya dan keluarga tidak lama main di Dufan Jakarta. Sebelum pulang, saya sempat menyampaikan saran. Bahwa kalau memang sedang renovasi, sebaiknya memberi kabar. Bisa menyampaikan kabar lewat media sosial atau memasang poster di loket. Semoga manajemen bisa menerima saran itu, ya.

“Gagal healing, nggak jadi ngilangin stres,” kata kakak saya.

“Semoga lain waktu lebih baik, sih,” respons saya.

Penulis: Lienny Cia

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kalau Mau Wisata dengan Sensasi Beda di Jakarta Coba deh Keliling Pasar ini Aja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version