Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Dua “Genre” Nasi Uduk Jakarta yang Perlu Diketahui Lebih Banyak Orang

Muhammad Fariz Akbar oleh Muhammad Fariz Akbar
24 Maret 2025
A A
Dua "Genre" Nasi Uduk Jakarta yang Perlu Diketahui Lebih Banyak Orang Mojok.co

Dua "Genre" Nasi Uduk Jakarta yang Perlu Diketahui Lebih Banyak Orang (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang yang lahir dan tumbuh besar di Kabupaten Bekasi, saya banyak bersinggungan dengan budaya Betawi. Termasuk kuliner khasnya yakni nasi uduk. Itu mengapa di Jabodetabek, khususnya daerah-daerah yang masih kental dengan budaya Betawi, nasi uduk begitu mudah ditemukan baik saat pagi hari atau malam hari. 

Awalnya, saya hanya tahu kalau nasi uduk itu biasanya disajikan bersama berbagai macam lauk seperti semur tahu, tempe orek, dan bihun. Kalau ada tambahan paling gorengan, telur dadar, atau semur jengkol. Ada juga nasi uduk yang dijual di tenda pecel lele. Di bagian ini, saya berpikir kalau penjual pecel lele menjual nasi uduk, nasi yang dimasak pakai santan, cuma sebagai variasi lain dari nasi putih.

Hingga akhirnya, pengetahuan soal nasi uduk saya kian berkembang ketika kuliah di Jakarta. Saya menemukan penjual nasi uduk yang tidak menyediakan semur tahu, tempe orek, dan bihun, tetapi malah goreng-gorengan. Ayam goreng, paru goreng, dan sate-satean. 

Dua genre nasi uduk Jakarta

Saya yang menyukai nasi uduk sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan keberagaman jenis lauk dan penyajian nasi uduk. Toh, apapun lauknya, saya tetap akan menyatapnya dengan lahap.  Namun, tidak bisa dimungkiri, setelah terpapar oleh “genre” lain nasi uduk, timbul rasa penasaran yang begitu besar dalam benak saya. Bagaimana asal-usul kemunculan dua genre nasi uduk Jakarta ini ya? 

Setelah ngulik berbagai sumber, saya menemukan bahwa memang ada dua gaya nasi uduk di wilayah Jakarta. Menurut buku Kuliner Betawi: Selaksa Rasa dan Cerita, dua gaya nasi uduk itu dibedakan berdasarkan dua lokasi, yakni Rawa Belong (Kemandoran) dan Kebon Kacang (Tanah Abang). 

Genre Rawa Belong

Setelah ngulik lebih jauh, nasi uduk yang selama ini saya kenal Apa yang selama ini saya makan ternyata nasi uduk genre Rawa Belong. Ada kemungkinan juga bahwa orang lebih familiar dengan genre nasi uduk ini. Salah satunya, karena alasan harga yang lebih murah. Umumnya, dengan harga Rp10-15 ribu per porsi sudah dapat paket lengkap. Nasi, semur tahu, bihun, tempe orek, kerupuk, dan sambal. 

Ada tambahan lain misalnya gorengan, telur dadar, dan semur jengkol. Tentu harganya bertambah tapi paling nggak, dengan harga standarnya sudah bisa ngenyangin perut. 

Genre Kebon Kacang

Mungkin genre ini agak kurang familiar karena harganya yang lebih mahal. Dengan harga yang lebih mahal, tentu ada kemewahan lebih. Beberapa nama populer dari genre ini ada Nasi Uduk Mat Lengket, Nasi Uduk Kebon Kacang, dan Nasi Uduk Ayam Goreng Betawie. 

Baca Juga:

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

Mereka mewah karena mirip restoran. Seminimal-minimalnya, jual di tenda. Jangan harap ada paket standar karena semua “printilan” dibanderol harga, kecuali sambal dan lalapan. Nasi dihitung per porsi, ayam, tempe dan tahu dihitung per potong, sate dihitung per tusuk. Selain itu, genre ini nggak nyediain kerupuk bawang tapi lalapan mentah. 

Kalau kita ngomongin nasi uduk untuk makanan reguler, genre Rawa Belong lebih masuk. Secara harga dia lebih murah dan lebih gampang ditemukan.  Nggak perlu bangun tenda atau sewa ruko untuk bikin restoran. Banyak penjual yang cuma manfaatin meja kecil terus dagang di pojokan. 

Genre Kebon Kacang lebih cocok dimakan sesekali. Mungkin buat perayaan atau makan keluarga. Makan sendiri bisa rugi. Kalau makan rame-rame, hitungan bayarnya bisa kolektif karena di sini semua bisa jadi milik bersama kecuali nasi yang ada di piring masing-masing. 

Alasan kecocokan itu bikin dua genre nasi uduk ini jarang diperdebatkan. Ibarat musik, dua genre yang beda, punya penikmat yang beda juga. Dan, karena kedudukan yang berbeda, tiap genre akan tetap eksis dengan pasar dan penggemar masing-masing. 

Penulis: Muhammad Fariz Akbar
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 4 Alasan Saya sebagai Orang Jakarta Kecewa dengan Penjual Nasi Uduk di Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Maret 2025 oleh

Tags: Jakartanasi uduknasi uduk Jakartanasi uduk kebon kacangnasi uduk rawa belong
Muhammad Fariz Akbar

Muhammad Fariz Akbar

ArtikelTerkait

4 Pertanyaan Ini Dibenci Orang Cikarang yang Bekerja di Jakarta Mojok.co 

4 Pertanyaan Ini Dibenci Orang Cikarang yang Bekerja di Jakarta 

30 Januari 2025
Tinggal di Depok Itu Memang Nyaman, tapi 10 Tahun yang lalu (Pexels)

Tinggal di Depok Itu Memang Nyaman, tapi 10 Tahun yang Lalu

18 Februari 2025
Betapa Sulitnya Bagi Saya untuk Menormalisasi Sarapan Mie Ayam Ala Warga Jakarta, Bukannya Bertenaga Malah Jadi Kliyengan!

Betapa Sulitnya Bagi Saya untuk Menormalisasi Sarapan Mie Ayam ala Warga Jakarta, Bukannya Bertenaga Malah Jadi Kliyengan!

26 Oktober 2025
VOC Pernah Memakai Senjata Biologis di Jakarta, dan Senjata Tersebut Adalah Tahi!

VOC Pernah Memakai Senjata Biologis di Jakarta, dan Senjata Tersebut Adalah Tahi!

26 Februari 2024
Bekasi, Daerah yang Paling Cocok Ditinggali Dibanding Kota Penyangga Jakarta Lain Mojok,co

Bekasi, Daerah yang Paling Cocok Ditinggali Dibanding Kota Penyangga Jakarta Lain

20 April 2025
clear coffee cisadon kebun kopi biji kopi arabica robusta mojok

Mengenal Cisadon, Daerah Penghasil Kopi yang Tersembunyi

15 November 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.