Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja (unsplash.com)

Kalau berbicara soal yang viral-viral, kita tentu langsung memiliki ekspektasi tinggi. Entah itu tempatnya bagus, makanan dan minuman enak, view-nya oke, hingga fasilitas yang lengkap dan memadai. Hanya saja, banyak juga tempat viral yang betul-betul di luar ekspektasi, alias nggak sebagus yang dibayangkan. Ini nggak cuma terjadi di kafe dan resto, tapi juga di tempat wisata yang konon diklaim estetis. Salah satunya yang pernah saya kunjungi adalah Drini Park yang berlokasi di Pantai Drini, Gunungkidul.

Namanya juga tempat estetis, sudah pasti yang dijual adalah view dan spot fotonya. Memang bagus, sih, tapi menurut saya datang ke situ berkali-kali bukanlah pilihan yang bijak.

Akses menuju Drini Park berkelok dan sempit

Pertama, saya mau membahas soal akses masuknya. Lantaran Drini Park terletak di sekitar Pantai Drini, nggak heran jika jalannya nggak semulus tol, dan sedikit terjal. Jalan menuju pantai-pantai selatan Gunungkidul memang sedikit berkelok-kelok dari pusat Kota Jogja.

Ketika bus yang saya tumpangi beranjak dari pantai ke Drini Park, bus berguncang cukup hebat. Kebetulan saat itu saya bepergian bersama rombongan, sehingga banyak yang bingung dan bertanya-tanya kenapa jalan masuknya seperti itu. Aksesnya juga sempit, apalagi jika berpapasan dengan kendaraan lain yang juga besar seperti bus. Harus hati-hati.

Baca halaman selanjutnya: Wahana sedikit menyeramkan…

Wahana sedikit menyeramkan

Sebagai tempat wisata viral, saya jelas mengira wahana Drini Park pasti aman. Tetapi saya nggak tahu apakah semua wahana di sini sudah memenuhi standar keamanan atau belum. Pasalnya ada satu wahana yang cukup vital bernama Magic Carpet yang entah kenapa rasanya ngeri-ngeri sedap saat saya coba.

Magic Carpet ini semacam ekskalator datar yang membawa pengunjung ke gedung teratas. Cuma gini, saya ingat betul kaki saya merasakan tonjolan mesin ketika karpetnya bergerak. Saya seperti simulasi menjadi barang di mesin x-ray bandara. Seingat saya, ekskalator tersebut juga tidak memberikan batas jumlah pengunjung yang naik maupun berat badan. Memang ada jaring pengaman di samping kiri dan kanan, tapi tetap saja ngeri.

Selain itu, spot foto utama di sana juga menggunakan rumput sintetis. Terus terang, ini merepotkan di musim hujan seperti sekarang soalnya rumput sintetis ini kan nggak menyerap air, ya, jadi genangan air di mana-mana. Saya nggak bisa membayangkan anak-anak yang lalu lalang bisa jadi terpeleset karena licin.

Staf kurang tanggap

Terakhir, saya juga cukup kecewa dengan staf Drini Park yang kurang tanggap. Menyambung soal rumput sintetis yang becek, saya heran karena tidak ada staf yang peduli. Umumnya, jika ada sesuatu yang perlu dibersihkan atau dirapikan, staf pasti bakal cepat beraksi. Entah memberikan papan peringatan kalau lantai basah atau licin, atau bahkan langsung menyerok air. Namun para staf tampak acuh dan cenderung melayani booth foto saja.

Tak hanya itu, saat berada di foodcourt pun saya melihat ada es krim tumpah, tapi tak ada staf yang berinisiatif membersihkan. Bekas makanan pengunjung di meja pun tak langsung dibersihkan. Memang sih pengunjung harusnya juga sadar diri dengan tidak membiarkan sisa makanannya berceceran, tapi bukankah staf juga perlu membersihkan dan merapikan meja setelah digunakan pengunjung?

Berkat media sosial, hal-hal viral memang menstimulasi ekspektasi. Tapi, nggak semua hal viral sesuai ekspektasi, termasuk tempat wisata. Setelah mengunjungi Drini Park Gunungkidul beberapa waktu lalu, saya merasa tempat wisata ini cukup dikunjungi sekali saja. Pasalnya ada beberapa hal yang membuat saya kurang sreg dan nyaman.

Menurut saya sih, masih lebih worth it berkunjung ke pantainya ketimbang taman hiburannya. Pemandangannya nggak kalah cantik, serunya juga dapat.

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Pantai di Gunungkidul (Memang) Menawan, tapi Menyimpan Bahaya yang Nggak Boleh Disepelekan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version