Sebagai pengguna setia transportasi publik, saya sudah banyak makan asam garam di atas kendaraan umum. Mulai dari kereta, bus, sampai yang terbaru, sewa mobil (khususnya di Sulawesi, tempat saya merantau kini) sudah pernah saya jajal semua. Tinggal kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh saja yang belum pernah coba.
Terus terang, dari sekian banyak moda transportasi yang saya sebutkan di atas, pengalaman dengan penumpang saat sewa mobil adalah yang paling menjengkelkan. Saking menjengkelkannya, saya sampai trauma mau sewa mobil di Sulawesi. Sebagai informasi, sewa mobil di Sulawesi berbeda dengan sewa mobil di Jawa ya. Di sini, sewa mobil dipakai sebagai moda transportasi antarkota antarprovinsi dan disewakan untuk banyak penumpang.
Mau tahu apa saja “dosa” para penumpang yang sewa mobil di Sulawesi? Simak daftarnya berikut ini.
Daftar Isi
#1 Ada penumpang manspreading di dalam mobil sewa
Buat yang belum tahu, manspreading adalah praktik penumpang duduk dengan kaki melebar di transportasi umum. Istilah sederhananya ngangkang di angkutan umum. Sikap seperti ini kerap saya temui dulu di KRL, dan itu sangat menyebalkan.
Apabila di KRL yang tempatnya cukup luas saja menyebalkan, apalagi di transportasi umum yang lebih kecil kayak mobil sewa dan travel. Bisa dibayangkan bagaimana sesaknya duduk bertiga di baris paling belakang mobil Avanza yang salah satu penumpangnya ngangkang.
Mungkin penumpang kayak begitu otak dan hatinya sudah nggak pada tempatnya. Pindah semua ke selangkangan. Makanya setiap duduk harus ngangkang tanpa memedulikan situasi dan kondisi.
#2 Penumpang yang belum siap ketika dijemput
Keunggulan sewa mobil penumpang di Sulawesi adalah penumpang bisa dijemput tepat di depan pintu rumah tanpa perlu pergi ke tempat-tempat tertentu. Makanya nggak usah heran kalau sewa mobil penumpang sangat populer di Sulawesi.
Keunggulan dari sewa mobil ini banyak. Misalnya, penumpang nggak perlu keluar tenaga tambahan untuk keluar rumah mencari moda transportasi umum. Selain itu, penumpang juga nggak perlu repot membawa barang bawaan yang kadang banyak betul.
Akan tetapi ada sisi negatifnya juga bagi penumpang. Soalnya nggak sedikit oknum penumpang sewa mobil di Sulawesi ini yang belum benar-benar siap ketika dijemput. Saya pernah harus menunggu hampir 20 menit di depan rumah penumpang yang masih beres-beres barangnya sebelum berangkat. Padahal sekitar 15 menit sebelum sampai di rumah penumpang tersebut, pak sopir telah menginfokan mobilnya sedang meluncur ke sana.
#3 Penumpang yang sewa mobil di Sulawesi bisa request untuk singgah, tapi kalau kebanyakan singgah ya nyebelin juga
Keunggulan lain dari sewa mobil di Sulawesi adalah penumpang memiliki hak untuk minta singgah sejenak. Contohnya saat kebelet buang air kecil, penumpang bisa meminta sopir singgah sejenak di toilet pom bensin terdekat. Hal ini jelas beda dengan shuttle yang mana penumpang nggak punya hak kayak gitu.
Menurut saya, hak penumpang ini bagus dan sangat diperlukan. Namun, hak ini juga perlu dibatasi. misalnya, satu penumpang hanya boleh minta singgah maksimal dua kali dalam sekali perjalanan agar proses singgah itu nggak mengganggu perjalanan
Soalnya nggak sedikit penumpang sewa mobil di Sulawesi yang terlalu banyak request singgah sebentar. Mending kalau singgah untuk keperluan penting dan mendesak kayak buang air. Kadang ada yang minta singgah beli oleh-oleh atau belanja barang di pinggir jalan!
#4 Merokok di dalam mobil
Terus terang, secara aturan saya lebih suka naik bus ketimbang mobil sewa. Pasalnya, aturan di bus selalu jelas dan lugas. Untuk bus ber-AC misalnya, penumpang dilarang merokok. Bila melanggar dapat dikenakan sanksi. Bahkan, bisa sampai diturunkan di tengah perjalanan.
Sayangnya, peraturan dalam sewa mobil penumpang di Sulawesi nyaris nggak ada. Penumpang bebas merokok. Baik saat AC mobil mati maupun menyala. Kadang ada juga oknum sopir yang menyalakan kreteknya di tengah perjalanan. Sama sekali nggak mencontohkan hal baik kepada para penumpangnya.
Andai kondisinya sudah begitu, yang tersiksa adalah penumpang seperti saya. Penumpang yang tak sanggup mencium asap dan bau rokok. Tapi penderitaan ini nggak berhenti sampai di sini. Kadang ketika penumpang yang merokok di dalam mobil ditegur, mereka jauh lebih galak, seolah apa yang mereka lakukan sudah paling benar. Padahal hal-hal kayak gini kan berpotensi membuat penumpang lain nggak nyaman dan kapok.
Begitulah dosa penumpang yang kerap sewa mobil di Sulawesi. Penumpang yang kayak gini bikin kondisi di dalam mobil kurang kondusif karena dapat menyulut emosi penumpang lain. Tak terkecuali saya sendiri.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.