Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar

Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar Mojok.co

Nggak Cuma Ngurus Pasien, Dokter Juga Harus Siap Menghadapi Pengalaman di Luar Nalar (unsplash.com)

Bekerja sebagai dokter ternyata tidak hanya perlu ilmu kesehatan yang dalam. Dokter juga perlu siap dengan pengalaman-pengalaman di luar nalar. Setelah lebih dari satu dekade bekerja sebagai dokter, ada beberapa pengalaman unik yang masih saya ingat. Setelah saya ingat-ingat lagi, pengalaman-pengalaman itu jauh dari hal-hal berbau kedokteran atau kesehatan. Saya rasa pengalaman ini tidak akan saya dapatkan kalau tidak bekerja sebagai dokter. 

Pengalaman unik yang pertama adalah melihat wujud jimat secara real life. Bagi saya, ini unik karena saya belum pernah melihat bentuk jimat sebelumnya. Di keluarga maupun lingkungan pertemanan saya tidak ada yang menggunakan jimat, baik karena alasan larangan agama ataupun alasan rasionalitas. Namun, ternyata, banyak masyarakat masih ada yang menggunakan dan mempercayai manfaatnya.

Gara-gara jadi dokter saya melihat jimat di real life

Kejadian itu bermula ketika saya sedang bekerja sebagai dokter IGD rumah sakit. Tiba-tiba datang dua orang polisi membawa seorang laki-laki muda dalam keadaan tidak sadar. Dia ditemukan tidak sadar di pinggir sungai oleh warga.

Singkat cerita, akhirnya pasien sadar setelah mendapat penanganan di IGD. Walaupun sudah sadar, tapi dia masih merasa lemas dan agak bingung. Polisi menanyakan identitasnya supaya bisa menghubungi pihak keluarga. Jawaban pasien itu cukup mengejutkan, dia bilang dia tidak punya keluarga di kota ini karena berasal dari kota lain. Dia pergi dari rumah dengan menumpang truk.

Polisi memutuskan menggeledah pakaian basahnya yang sudah ditanggalkan. Harapannya kami bisa menemukan kartu identitas atau hape supaya bisa menghubungi keluarganya. Apa yang kami temukan tidak sesuai ekspektasi. Tidak ada dompet, kartu identitas ataupun handphone. Namun, salah seorang polisi mengeluarkan semacam kantong dari bahan sutra dari saku celana jeans.

Ketika dibuka, kantong itu berisi selembar kain seukuran saputangan yang terdapat tulisan Arab gundul yang tidak kami pahami apa artinya. “Ini jimat rajah,” kata pak polisi yang mengaku sudah beberapa kali menemukan benda semacam ini. Pak polisi lalu menyodorkan jimat kepada saya. “Mau pegang jimatnya, dokter?” 

Saya langsung menolak tawarannya. “Nggak, Pak, makasih,” seperti manusia pada umumnya yang takut terhadap hal-hal yang tidak dipahami, saya juga takut sama jimat yang nggak saya pahami itu.

Pengalaman mistis di rumah sakit

Saya yakin banyak sekali cerita-cerita mistis seputar rumah sakit. Dahulu saya setengah tidak percaya karena cerita semacam itu memang sulit dikonfirmasi kebenarannya. Pandangan saya berubah ketika mengalami dengan mata kepala sendiri. 

Sebenarnya, selama bekerja di rumah sakit saya beberapa kali mengalami hal-hal seperti melihat sekelebat bayangan atau mendengar suara-suara aneh. Saya cenderung mengabaikannya karena saya tidak yakin pengalaman tersebut valid. Mungkin saat itu saya sedang capek jadi merasa melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada.

Akan tetapi, ada satu pengalaman mistis yang saya alami bersama teman-teman yang sulit untuk diabaikan. Pada saat itu saya  bekerja sebagai dokter shift malam bersama beberapa orang. Ketika IGD sedang sepi tidak ada pasien, tiba-tiba salah satu kursi di nurse station jatuh terbanting sampai berguling-guling. Pergerakannya seolah ada sesuatu yang menendang kursi itu. Tidak mungkin jika kursi jatuh karena tertiup angin, sebab kursi itu terbuat dari besi. Juga tidak ada angin masuk karena pintu ruang IGD tertutup rapat.

Kami hanya saling pandang. Mau lari kok rasanya aneh karena tidak melihat apa-apa. Akhirnya kami biarkan saja kursi itu tergeletak. Setelah ditunggu beberapa waktu dan tidak ada kejadian aneh susulan, akhirnya kursi itu dikembalikan ke tempat semula.

Itulah beberapa pengalaman-pengalaman di luar nalar selama menjadi dokter. Sebenarnya ada banyak pengalaman unik lain selama jadi dokter, seperti mengajar program UKS pada murid-murid sekolah dasar. 

Setelah pengalaman itu, saya merasakan betapa beratnya jadi guru. Pekerjaan sesulit ini kok gajinya tiarap ya, apalagi gaji guru-guru honorer. Benar-benar di luar nalar. 

Penulis: Dwi Kartika Sari
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 3 Dokter Spesialis Paling Enak untuk Balik Lagi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version