Ada satu barang yang hampir tidak pernah masuk pembicaraan barang yang wajib dipunya di rumah, padahal amat krusial keberadaannya, yaitu dispenser galon bawah.
Dispenser galon bawah kerap dianggap tanda kemewahan bagi beberapa orang, setidaknya di sirkel saya dan beberapa orang yang hidup di lingkungan saya. Dispenser jenis tersebut memang kerapnya dijumpai di kantor-kantor, meski sebenarnya banyak ditemukan di rumah-rumah. Kecuali kos-kosan, sejauh saya hidup, belum pernah sekalipun menemukan kawan yang punya dispenser galon bawah di kosnya.
Gara-gara “stigma” kemewahan ini, banyak yang memilih dispenser galon atas. Yang penting dispenser, kata orang-orang. Selama bisa panas dan dingin, nggak masalah susah masangnya. Padahal bagi saya, dispenser galon atas itu amat merepotkan, terutama jika berumah tangga.
Anti kecetit
Saat ngekos, punya dispenser galon atas tak bikin kita kerepotan. Selain kecil, juga tidak mahal harganya. Saat saya cek di Tokopedia, harganya berkisar 100 ribuan. Sangat jarang yang harganya di atas 400 ribu. Mungkin yang mahal adalah yang bisa dingin. Seingat saya, dispenser saya yang bisa panas dingin itu harganya nggak sampe 400 ribu.
Tapi memang dispenser jenis tersebut itu bikin repot. Pasang galon harus pake angkat-angkat. Beberapa dispenser sih menyediakan tutup galonnya biar nggak tumpah waktu dipasang, tapi banyak juga yang tidak. Sehingga adegan air tumpah dikit waktu masang galon tidak terhindarkan.
Saking susahnya menghindari ini, saya jadi iri dengan Grantino, salah satu penulis Terminal, yang punya kemampuan pasang galon tanpa tumpah.
Dispenser galon bawah jelas beda. Tinggal buka segel galon, buka wadah galon di dispenser, pasang selang, kelar. Nggak ada risiko tumpah, nggak ada risiko kecetit. Meski tinggi, tapi dia tidak makan tempat. Malah bisa jadi tempat penyimpanan barang yang baru.
Lebih praktis
Nah, tiap kali mengutarakan keinginan beli dispenser galon bawah (sebelum beneran beli), saya kerap mendapat celetukan “lanang og lemah”. Mereka kira, saya sebegitu lemahnya hingga angkat galon aja nggak mau. Padahal intinya bukan itu. Saya kuat-kuat aja, itu mah enteng, tapi itu karena saya kuat, lha kalau orang lain, misal, ibu saya yang mulai lanjut usia, gimana?
Dispenser galon bawah itu memudahkan orang-orang yang nggak kuat angkat galon. Nah, kemudahan ini, saya kira wajib lah jadi pertimbangan utama saat mengisi perabotan rumah. Misalnya nih, galon abis, sedangkan butuh minum. Yang di rumah, cuman ibu kalian yang hampir sepuh, disuruh angkat galon yang lumayan abot ya kasihan. Kalau dispenser galon bawah mah simpel, tinggal colok, dorong dikit, kelar.
Kepraktisan ini saya kira wajib jadi pertimbangan. Soalnya ya, buat apa beli barang yang lumayan menyusahkan. Kalau masih ngekos mah, wajar. Kalau sudah berumah tangga, ya beda cerita.
Dispenser galon bawah nggak semahal itu
Harga dispenser galon bawah memang ngeri-ngeri sedap. Saya beli merek Beko, dapat harga 2 juta pas, itu pun gara-gara ditawar istri saya dengan ngeri. Membayangkan hari itu, bikin saya makin respek dengan istri saya.
Tapi sebenarnya jika kebutuhan kalian cuman yang penting bisa buat minum, yang murah itu ya banyak. Saya cek di Tokopedia, dispenser merek Arashi bahkan cuman 750 ribu, tapi tersedia mode normal, panas, dingin. Tulisannya tertera itu ya, jadi aslinya gimana saya nggak tahu. Yang mode panas dan normal malah cuman 600 ribuan.
Menurut saya sih, memang beda 500 ribuan sama dispenser galon atas, tapi jauh lebih praktis. Yang namanya kemudahan, memang bayarannya lumayan mahal. Masih nggak relate? Noh lu beli makanan lewat ojol, harganya juga beda, tapi praktis kan? Nyocot ae.
Jadi bagi kalian yang mau berumah tangga dan nggak numpang orang tua, ada baiknya memasukkan dispenser galon bawah sebagai barang yang harus dibeli. Kasur, kompor, kulkas, mesin cuci, dan dispenser, bagi saya barang yang wajib dipunya bagi rumah tangga baru. kalau kalian mendang-mending, nggak masalah sih mau beli dispenser biasa.
Tapi, kalau kalian ujungnya beli yang saya rekomendasikan, dan ngerasain manfaatnya, silakan balik ke artikel ini, dan tulis terima kasih di komentar. Oh, you are so welcome.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Aturan Tidak Tertulis Saat Naik Pesawat, Jangan Lakukan kalau Nggak Mau Dibilang Norak!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.