Katanya belanja saat program live streaming berlangsung bikin kita lebih hemat karena diskon yang ditawarkan gede-gedean. Ah, yang bener?
Strategi penjualan lewat fitur layanan live streaming semakin diminati masyarakat. Buktinya, saya selalu mendapati orang bercuap-cuap menawarkan dagangannya ketika scrolling media sosial atau berkunjung ke platform belanja online. Jumlah penonton belanja live streaming tersebut mencapai puluhan atau ratusan viewer.
Di Indonesia, tren itu sebenarnya sudah menggema sejak tahun lalu. Namun, saya baru terkena demam belanja lewat live streaming belakangan ini setelah teman kantor bercerita belanja lewat fitur live streaming dinilai lebih murah.
Tak cukup hanya mendengarkan cerita pengalaman teman, saya pun ingin membuktikan seberapa murah belanja lewat live streaming. Saya pertama kali mencoba pengalaman baru ini di platform belanja online toko oranye.
Daftar Isi
Tips belanja lewat program live streaming
Teman kantor saya memberikan sebuah tips jika ingin mendapatkan produk dengan harga lebih murah lewat program live streaming. Katanya, saya harus berbelanja di program live streaming pada pukul 20.00 WIB, karena akan ada diskon belanja 50 persen dari toko itu.
Saya nggak sabar menerapkan tips tersebut. Produk pertama yang saya beli adalah hijab pasmina. Benar juga, saya memperoleh harga pembelian hijab dan biaya kirim senilai total Rp10.850, dari harga normal Rp17.700 belum termasuk biaya kirim.
Pengalaman pertama berbelanja live membuat jari saya nggak berhenti scrolling produk lain di toko oranye itu. Kemudian saya membeli kurma sukari premium 1 kg dan biaya kirim senilai total Rp40.500, dari harga normal Rp48.500 belum termasuk biaya kirim.
Nampaknya saya mengalami kecanduan karena nggak berhenti membuka aplikasi toko online itu setiap hari. Sampai akhirnya saya menyadari telah berbelanja sejumlah barang di luar daftar kebutuhan bulanan.
Diskon saat live streaming nggak bikin hemat
Dengan harga yang lebih murah pada saat belanja live, benarkah saya jadi lebih hemat? Hmmm, ternyata diskon belanja live nggak membuat saya lebih berhemat.
Faktanya, iming-iming diskon membuat saya silap membeli barang-barang yang sebenarnya nggak dibutuhkan. Pengeluaran yang melebihi daftar belanja bulanan akhirnya membuat perubahan terhadap arus kas keuangan saya.
Hijan pasmina berwarna chestnut yang saya beli saat belanja live streaming, menambah warna hijab yang sebelumnya sudah menumpuk di lemari. Alhasil, lemari pakaian saya menjadi penuh.
Begitu pula kurma sukari yang baru saya beli menambah isi lemari pendingin yang sebelumnya telah penuh dengan bahan makanan lain. Sebenarnya tanpa membeli keduanya saya tetap bisa berpakaian rapi dan tetap sehat.
Beda cerita jika kita sedang membutuhkan barang-barang yang telah habis terpakai, maka diskon besar-besaran dapat dimanfaatkan. Namun, sering kali kita hanya tergiur oleh diskon, tanpa melihat pentingnya barang tersebut. Ini ditandai dengan barang yang sudah dibeli teronggok begitu saja tanpa pernah digunakan.
Dengan demikian, apakah masih bisa menyebut diskon belanja live membuat saya lebih hemat?
Selain membuat arus kas terganggu, pembelian barang-barang diskon memberikan PR baru bagi saya, yakni barang-barang yang menumpuk. Padahal barang yang menumpuk dapat menciptakan stres, kelelahan, dan kewalahan.
Artikel di Kompas.id yang ditulis oleh Agustine Dwiputri, seorang psikolog, menyebutkan ketidakteraturan fisik dapat mempengaruhi kesehatan mental. Lingkungan yang berantakan dapat menyebabkan frustasi, kewalahan, dan ketidakberdayaan. Saya mengartikan lingkungan yang berantakan sebagai barang-barang yang menumpuk.
Otak akan bereaksi ketika melihat gambar dari objek yang berbeda. Otak akan lebih memberikan perhatian terhadap objek yang menjadi target atau tujuan, kemudian menyingkirkan objek lainnya.
Maka ketika bidang pandang dipenuhi objek yang nggak berhubungan dengan target atau tujuan, maka otak akan semakin keras bekerja untuk menyingkirkan objek itu dari rangkaian perhatian. Hal itu dapat menyebabkan kelelahan, rasa malas, dan kurang produktif.
Akan berbeda halnya ketika lingkungan rapi atau minimalis, maka otak akan memberikan perhatian lebih sedikit untuk menyaring obyek. Dengan begitu, kemampuan dan sumber daya yang dimiliki otak memungkinkan untuk fokus pada tugas dan target yang lebih penting.
Tips agar tidak tergoda diskon program belanja live streaming
Lantas, bagaimana agar nggak tergoda dengan diskon program belanja live streaming?
Pertama, milikilah “poor mindset” dan “rich mindset”. Desi Anwar, seorang jurnalis, dalam sesi talkshow di YouTube menjelaskan “poor mindset” melihat suatu barang hanya dari sisi harga, bukan kebermanfaatan. Biasanya orang ini akan memburu diskon meski barang-barang yang diincar nggak dibutuhkan, membeli barang hanya karena kesenangan sesaat.
Sementara orang dengan “rich mindset” akan membeli barang untuk investasi. Pembelian barang nggak hanya mempertimbangkan harga, tetapi juga kualitas dan kebermanfaatan jangka panjang.
Kedua, tentukan prioritas pengeluaran. Kita harus mengutamakan prioritas pengeluaran agar arus kas keuangan tetap sehat. Jika godaan diskon menyerang, tengok kembali daftar kebutuhan bulanan kita. Apakah barang yang ditawarkan saat live streaming termasuk dalam daftar kebutuhan? Jika iya, maka program diskon dapat dimanfaatkan untuk menghemat pengeluaran.
Semoga cara ini dapat membantu untuk terhindar dari perasaan kewalahan karena menumpuk banyak barang, juga menciptakan arus kas keuangan yang sehat. Sebab, less is more!
Penulis: Azizah Nur Alfi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kesalahan Saat Berburu Diskon Belanja yang Menimbulkan Kecewa.