Dibanding Usupso, Miniso Lebih Sering Jadi Destinasi Saat ke Mal

Dibanding Usupso, Miniso Lebih Sering Jadi Destinasi Saat ke Mal terminal mojok.co

Masyarakat Indonesia memang terkenal mudah sekali tertarik dengan tren pasar. Apa saja yang sedang booming, akan menjadi 2-3 kali lipat meledak di pasaran Indonesia. Salah satunya adalah tren ritel yang menjual barang-barang unik dan bikin gemas tapi harganya tidak bikin bangkrut.

Ya, kita sedang membicarakan dua toko ritel yang mungkin akan menjadi tujuan utama setiap kita datang ke mal: Miniso dan Usupso. Bukan hanya cewek-cewek yang doyan datang ke dua toko ini, cowok pun banyak. Karena memang produk yang dijual cukup beragam, tidak terkotak hanya pada aksesori atau pernak-pernik kesukaan kaum hawa.

Jika dilihat sekilas, Miniso dan Usupso kesannya cukup mirip. Hal yang paling menonjol tentu saja dari logonya. Sama-sama menggunakan logo berbentuk persegi berwarna merah terang, dengan tulisan Jepang di dalamnya. Tidakkah logo Miniso dan Usupso mengingatkan kalian pada satu logo toko lain? Ya, Uniqlo. Konon, katanya sih Miniso yang hadir pertama kali pada 2011 ini memang terinspirasi berat dengan logo Uniqlo. Lucunya, Usupso yang hadir beberapa tahun kemudian, di kisaran 2015 juga ikut-ikutan memakai logo yang mirip. Walau sekarang akhirnya Usupso memutuskan untuk berganti nama menjadi USS dan logonya menjadi warna hijau.

Kalau memakai desain logo yang mirip, apakah tidak akan terkena masalah? Pada kasus ini sih tidak ya, karena memang Uniqlo, Miniso, dan Usupso memiliki klasifikasi merek yang berbeda. Uniqlo lebih memfokuskan produknya pada fashion, sedangkan Miniso dan Usupso ada di kategori aksesori dan peralatan rumah tangga.

Berikutnya, dari brand mereka sendiri. Di awal kemunculannya, Miniso mengklaim bahwa mereka adalah produk Jepang, atau at least, salah satu pendiri mereka adalah orang Jepang. Padahal ternyata kemudian terbukti bahwa mereka mengusung produk buatan Cina yang berkonsep Jepang. Usupso pun sama, produk-produknya dibuat sedemikian rupa agar terkesan seperti produk Jepang.

Kalau kalian sering mampir ke Miniso, pasti tahu bahwa produk-produk yang mereka jual itu memang lucu-lucu dan menggemaskan sekali. Mulai dari desain produk, warna, bahkan sampai ke kosmetik, tapi harganya sangat ramah di kantong.

Saya sendiri pernah membeli satu headphone di Miniso yang menurut saya kualitas suaranya bagus, bahannya nyaman dipakai, tidak membuat telinga sakit, awet (sudah hampir satu tahun setengah saya pakai), dan harganya tidak sampai Rp150 ribu. Bahkan kalau kalian lihat di akun marketplace Miniso, headphone seperti yang saya pakai ini mendapat potongan harga sampai jadi Rp90 ribuan saja.

Di Usupso, produk yang ditawarkan menurut saya juga hampir mirip dengan produk yang ada di Miniso. Tas, clutch, tumbler, aksesori lainnya yang juga dengan harga terjangkau. Bedanya, saat ini Miniso sudah bekerja sama dengan We Bare Bear di bawah lisensi Cartoon Network, sehingga tentu saja kebanyakan produknya akan memiliki karakter 3 tokoh imut ini. Usupso tidak bekerja sama secara spesifik dengan pihak mana pun, jadi bisa dibilang produk yang mereka jual masih cukup netral.

Lantas, kenapa produk mereka bisa dijual dengan harga murah, ya? Menurut rumor yang beredar, proses produksi mereka memang dilakukan di Cina, yang notabene bisa dianggap sebagai tempat dengan biaya produksi rendah. Biaya produksi rendah ini juga dipengaruhi oleh upah buruh yang konon juga rendah di sana. Agak miris, ya?

Dari opini pribadi, saya rasa Usupso ini masih kalah saing di mata konsumen masyarakat Indonesia. Pasalnya, jumlah outlet mereka yang tidak sebanyak Miniso. Kalau kita datang ke mal, bisa dipastikan ada outlet Miniso di situ, tidak begitu dengan Usupso. Di Surabaya pun, Usupso yang paling dikenal orang hanya outlet yang ada di Galaxy Mall. Di Sidoarjo? Setahu saya malah belum ada.

Entah ini memang disengaja oleh pihak Usupso atau bagaimana, mungkin mereka memiliki standar dan target pasar yang lebih spesifik dibanding dengan Miniso. Bukan hanya di outlet konvensional, bahkan di marketplace pun, lagi-lagi Miniso lebih berjaya. Ia rasanya benar-benar paham bagaimana memaksimalkan digitalisasi bisnis dengan memanfaatkan peran media sosial dan internet. Buktinya, akun media sosial Miniso juga jauh lebih aktif berinteraksi dengan konsumennya.

Selain itu, engagement yang didapatkan oleh akun Miniso memang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Usupso. Menurut saya, faktor utamanya ya frekuensi promo dan diskon yang sering digeber oleh Miniso. Kalau memang Usupso mau lebih banyak dilirik oleh warganet, sepertinya harus meniru langkah yang diambil Miniso, deh. Jadi, bukan hanya meniru logo dan layout outlet, tapi sekalian semuanya gitu. Biar nirunya totalitas.

Sumber Gambar: Unsplash.com

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version