Magelang menyimpan banyak keunikan. Lanskap alam yang membentang indah hingga gugusan candi yang penuh nilai sejarah menjadikan Magelang makin menarik untuk dikunjungi. Selain wisata alam dan wisata sejarah, ada banyak kuliner khas yang mampu menggoyang lidah di Magelang, salah satunya ojek.
Eits, jangan dikira ojek ini maksudnya transportasi umum berupa sepeda motor atau sepeda yang disewakan dengan cara membonceng penumpang, ya. Ojek di Magelang beda. Di sini, ojek biasa dijumpai berkeliling atau berjualan menetap di satu tempat. Meski namanya ambigu, ojek Magelang ini merupakan jajanan sejenis aci-acian alias seperti cilok. Mau tahu keunikan ojek satu ini?
Daftar Isi
Ojek Magelang terbuat dari aci kenyal
Awal pertama kali menetap di Kota Sejuta Bunga, saya cukup terkejut dengan makanan di sini. Salah satunya ya kaget begitu mendengar nama ojek. Di sini, ojek juga menjadi nama dari sejenis jajanan kaki lima yang digandrungi banyak orang.
Setelah menjajal jajanan ini dan bertanya singkat pada penjualnya, ternyata cara pembuatannya juga sama dengan proses pembuatan cilok. Terigu dan tapioka dicampur lalu diuleni menjadi kalis.
Harganya murah meriah, dapatnya banyak
Hal yang membedakan ojek Magelang dengan cilok lain adalah ukurannya yang mungil. Ojek berukuran sangat kecil. Bahkan, ukurannya kadang hampir mirip dengan bakso kerikil yang juga bulat-bulat kecil.
Soal harga juga murah meriah. Seplastik ojek dengan saus pedas dan kecap yang jadi kesukaan bocil bisa dibeli seribu hingga dua ribuan saja, lho. Penjualnya biasanya nggak membatasi minimum pembelian, jadi ya beli seribu juga masih boleh.
Teksturnya kenyal, rasanya sedap dicampur saus dan kecap
Menurut saya, saingan berat dari ojek Magelang ini adalah bakso. Sebab, rasa bakso cenderung lebih berdaging dan gurih. Namun, justru soal rasa yang jadi kekuatan cilok Magelang atau ojek ini.
Adonan ojek biasanya masih ori alias nggak ada tambahan daging-dagingan sehingga teksturnya lebih kenyal. Maklum, kebanyakan pedagang bakso zaman sekarang menambahkan banyak tetelan dan mengunggulkan rasa pedas. Sementara ojek Magelang tetap dibuat ori dan bisa disantap dengan kecap atau saus tergantung selera sehingga bisa dimakan siapa saja, termasuk anak-anak yang nggak doyan pedas.
Tersedia dua varian ojek Magelang, ojek kukus dan ojek goreng
Menariknya, ojek Magelang ini ada dua jenis. Pertama, ojek kukus yang enak dimakan selagi hangat saat hujan turun. Ojek kukus teksturnya cenderung lembek dan kenyal banget. Sementara varian kedua adalah ojek goreng dengan ukuran yang biasanya lebih kecil.
Jika ojek kukus ada varian tahunya, khusus ojek goreng nggak ada varian tahunya. Ojek goreng hanya bulatan tepung tapioka yang digoreng bersama telur. Tapi, ojek goreng ini biasanya ditusuk dulu agar lebih mudah saat digoreng. Anak-anak biasanya lebih suka makan ojek goreng karena satu tusuknya kadang masih dihargai 500 rupiah.
Sekarang sudah tahu kan kalau di Magelang ada ojek yang bisa dimakan? Besok kalau kebetulan mampir ke sini dan ketemu penjual jajanan kaki lima dengan gerobak bertuliskan ojek, ingat, itu bukan ojek sembarangan, ya. Itu penjual makanan yang saya ceritakan di atas. Yuk, silakan dibeli. Mari kita bantu para pedagang kaki lima biar mereka tetap sejahtera di tengah harga bahan pokok yang terus melejit.
Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kupat Tahu Magelang Nggak Cocok di Lidah Orang Jombang, Rasanya Terlalu Manis.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.