Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Di Kampung Saya, Tabiat Anak Ditentukan Dukun Beranak yang Bantu Persalinan

Arianto Adipurwanto oleh Arianto Adipurwanto
1 Oktober 2020
A A
Di Kampung Saya, Tabiat Anak Ditentukan Dukun Beranak yang Bantu Persalinan terminal mojok.co

Di Kampung Saya, Tabiat Anak Ditentukan Dukun Beranak yang Bantu Persalinan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di kampung saya, tabiat anak dipercaya ditentukan oleh tabiat dukun beranak yang membantu proses persalinan. Seorang ibu yang mendapati anaknya melakukan kesalahan suatu hari berkata, “Puq Bijoq yang mengeluarkanmu,” katanya. Puq Bijoq salah satu dukun beranak terakreditasi yang kampung kami miliki.

Puq Bijoq memiliki jam terbang tinggi. Ketika ada ibu-ibu yang melahirkan, ia telah dipesan jauh-jauh untuk tidak akan pergi ke mana-mana. Karena itu, betapa banyak anak yang dipercaya mewarisi sifat dirinya.

Lantaran jumlah dukun beranak selalu lebih sedikit bahkan sangat sedikit dibandingkan jumlah ibu yang melahirkan, maka perlu dukun sewaan dari kampung lain. Itulah rupanya yang menyebabkan tabiat anak-anak di kampung kami berbeda-beda.

Kekacauan—dan lebih jarang perilaku terpuji—yang dilakukan sang anak sering dikaitkan dengan dukun yang menyentuh mereka ketika muncul ke dunia dari rahim ibu mereka pertama kali. Saya kurang tahu kenapa perilaku yang baik jarang diapresiasi. Hal ini barangkali lantaran para orang tua jarang melihat perilaku yang baik dari anak-anak mereka.

Si Bagong, salah seorang teman saya, sangat suka melempar ayam-ayam warga yang sedang mencari makan. Jika tidak mati, ayam-ayam itu menjalani hidup selanjutnya dengan terpincang-pincang. Orang-orang percaya itu karena dukun beranak yang membantunya lahir dulu suka maling ayam.

Hebatnya, banyak dari orang tua itu yang melupakan bahwa sifat sang anak adalah warisan dari mereka. Entah sebagai warisan dari gen, maupun dari pola pendidikan yang telah mereka berikan.

Secara biologis, sifat sang anak sebagian dimiliki dari orang tua. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitu kata orang. Selanjutnya, ditentukan oleh lingkungan. Lingkungan pertama sang anak adalah keluarga. Mengherankan ketika ada orang tua yang memarahi anak mereka karena gemar mengumpat dengan cara melayangkan umpatan yang justru lebih membabi buta.

Ada sebuah keluarga yang memiliki anak tidak penurut, tidak sesuai harapan. Mengutuk sang anak menjadi sebongkah batu seperti cerita Malin Kundang, mereka tidak bisa. Seolah dapat mengubah keadaan, dukun beranak yang meskipun telah mati disalah-salahkan kembali dan mereka menyesali tindakan meminta sang dukun untuk membantu proses persalinan mereka.

Baca Juga:

Sambatan Seorang Ibu Anak Satu Pasca Persalinan SC ERACS: Ini Salah, Itu Salah, Situ Emang Bayarin Biaya Persalinan?

Dukun Beranak, Profesi yang Harusnya Diperhatikan Pemerintah

Upaya menggugat sang dukun selalu datang belakangan, setelah sang anak diketahui bertabiat tidak baik. Barangkali ini sebuah watak dari manusia, mempersoalkan segala sesuatu setelah lama terjadi.

Sejauh pengamatan saya, kebaikan yang dilakukan sang anak sering kali jarang diberi perhatian seperti yang dilakukan pada keburukan mereka. Kalaupun dipuji, jarang sekali dihadirkan kembali sifat baik dari sang dukun beranak yang berjasa membantu proses persalinan. Semangat mencari pihak lain yang salah ini dapat dilihat dari cara orang tua mendidik anak mereka.

Ketika ada anak yang jatuh, maka yang pertama-tama dilakukan sang ibu adalah mencari pihak yang bisa disalahkan dan yang sering jadi korban adalah keluarga katak. Ya, katak! Kataklah yang telah menyebabkan sang anak terjatuh. Sang ibu bahkan berpura-pura untuk menginjak-injak tanah dan berkata dengan penuh sandiwara, “Mati kamu katak mati!”

Bagi anak kecil apalagi yang baru belajar, jatuh sampai lecet pun adalah hal wajar. Tetapi akan menjadi tidak wajar ketika ada pihak lain yang telah dikorbankan dalam kejatuhan itu. Tanpa maksud berlebihan, upaya mencari pihak lain sebagai biang keladi setiap persoalan telah dimulai sejak kecil dan terbawa-bawa sampai besar. Apes sekali jadi katak!

Beberapa tahun lalu, ada seorang anak yang tidak mau memenuhi keinginan orang tuanya untuk sekolah. Setiap pagi, ketika teman-temannya berangkat ke sekolah, ia duduk saja di teras rumah berselimutkan kain.

Orang tuanya yang sangat ingin anaknya mendapatkan masa depan cerah, memaksanya bersekolah dan tidak jarang dengan upaya sangat keras. Selalu gagal, ia berpikir anaknya dirasuki jin dan aneka tempat keramat didatangi untuk meminta pertolongan. Aneka sesangi—janji—diucapkan asalkan anaknya kembali ke jalan yang ia anggap benar.

Akan tetapi, sang anak tidak menunjukkan perubahan. Lantaran terlalu peduli pada hidup anaknya, orang tuanya memaksa sang anak tidak jarang dengan menggunakan kekerasan atau main tangan bahkan juga kaki. Hasilnya, sang anak semakin memberontak. Ia pergi memakai seragam sekolah tetapi tidak lama datang surat dari pihak sekolah: mengabarkan bahwa anak mereka tidak pernah masuk.

Kedua orang tuanya tidak pernah mencoba melihat kembali tindakan mereka selama ini, baik cara didik mereka dan sebagainya. Sebaliknya, dukun beranak bertahun-tahun lalu yang telah damai di alam kubur yang dikorbankan. Jiwa pemberontak sang anak diyakini sekali terwariskan dari dukun itu. Tidak sulit bagi mereka untuk mencari bukti-bukti. Aneka kelakuan buruk sang dukun dan bahkan nenek moyangnya segera terbeberkan. Sekali lagi tanpa pernah sedikit pun berusaha melihat ke dalam diri sendiri.

BACA JUGA Pernah Bayangin Rasanya Jadi Anak Dukun? Sini, Saya Kasih Tahu dan tulisan Arianto Adipurwanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 September 2020 oleh

Tags: dukun beranakPersalinan
Arianto Adipurwanto

Arianto Adipurwanto

Penggerutu.

ArtikelTerkait

Dukun Beranak, Profesi yang Harusnya Diperhatikan Pemerintah

Dukun Beranak, Profesi yang Harusnya Diperhatikan Pemerintah

15 Agustus 2022
persalinan

Perempuan Di Zaman Nenekku Hingga Zaman Istriku Tentang Persalinan

15 Juni 2019
88 juta mojok.co

Hal-hal yang Bisa Dilakukan dengan Uang 88 Juta Rupiah selain Bayar Persalinan

18 Juni 2020
Sambatan Seorang Ibu Anak Satu Pasca Persalinan SC ERACS: Ini Salah, Itu Salah, Situ Emang Bayarin Biaya Persalinan?

Sambatan Seorang Ibu Anak Satu Pasca Persalinan SC ERACS: Ini Salah, Itu Salah, Situ Emang Bayarin Biaya Persalinan?

30 Oktober 2023
jenis kelamin

Tebak-tebakan Jenis Kelamin Bayi Lewat Mitos yang Mashok Ramashok Kudu Mashok!

13 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.