Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Di Jawa, Jadi Peladen Itu Ada Aturannya Meski Nggak Tertulis

Kuncoro Purnama Aji oleh Kuncoro Purnama Aji
16 September 2021
A A
Di Jawa, Jadi Peladen Itu Ada Aturannya Meski Nggak Tertulis terminal mojok.co

Di Jawa, Jadi Peladen Itu Ada Aturannya Meski Nggak Tertulis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam masyarakat pedesaan yang masih kental nilai sosialnya, keterampilan jadi peladen adalah sebuah hal yang wajib diperhatikan oleh anak muda. Dalam bahasa Indonesia, peladen memiliki arti seseorang yang menyajikan makanan atau minuman kepada tamu. Budaya Jawa yang sangat memperhatikan “unggah-ungguh” dalam setiap kegiatannya, juga mengatur mengenai tata cara jadi peladen yang benar.

Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, tapi tata cara laden yang baik harus selalu diperhatikan. Bagi orang Jawa, ukuran kesopanan seseorang dapat diukur dari cara dia jadi peladen. Masalahnya, banyak anak muda sekarang yang kurang mengerti mengenai hal ini. Dalam tulisan saya kali ini, saya akan mengulas beberapa “unggah-ungguh” yang harus diperhatikan ketika laden. Hal ini berdasarkan dari pengalaman saya sebagai sinoman ketika ada hajatan di desa.

Pertama, angkat nampan di atas mulut dan hidung. Hal ini berlaku ketika kita sedang membawa nampan berisi makanan atau minuman kepada tamu. Jangan pernah letakkan nampan lebih rendah dari mulut. Memang cara ini terlihat sulit untuk dipraktikkan karena pandangan kita akan terhalang oleh nampan. Belum lagi jika makanan yang diangkut cukup berat. Meskipun begitu hal ini harus benar-benar diperhatikan.

Mengangkat nampan sejajar dengan mulut dan hidung memiliki maksud untuk menghindarkan makanan dari droplet yang kita timbulkan jika kita bicara, bersin, atau batuk. Selain itu, meletakkan nampan pada posisi yang tinggi juga akan mengurangi risiko makanan atau minuman tumpah karena tersenggol-senggol.

Kedua, jangan pernah letakkan kaki atau lutut lebih tinggi dari makanan. Aturan ini berlaku ketika kita laden pada sebuah hajatan yang para tamunya duduk lesehan. Meletakkan lutut dan bagian bawah tubuh manusia pada tanah adalah bentuk kesopanan tertinggi menurut orang Jawa.

Hal yang perlu diperhatikan adalah cara kita ketika akan meletakkan makanan. Sebelum kita meletakkan nampan kita, letakkan terlebih dahulu bagian kaki sampai lutut di lantai, atau kalau dalam istilah Jawa disebut duduk “timpuh”. Setelah itu, baru kita meletakkan makanannya. Jangan jongkok saat menyajikan makanan karena hal tersebut sangatlah tidak sopan.

Ketiga, jangan sentuh bibir gelas ketika memberikan minuman. Memegang gelas pada bibir gelas dianggap tidak sopan. Hal ini dikarenakan bagian tersebut adalah bagian yang akan bersentuhan dengan bibir saat tamu meminumnya. Ketika kita akan memberikanan minuman kepada tamu, pegang gelas pada bagian tengahnya. Walaupun memegang badan gelas itu panas, tapi hal tersebut lebih baik daripada memegang gelas pada bagian bibir gelas.

Gunakan tangan kanan ketika akan memberikan minum. Ketika menyuguhkan minuman, tangan kiri kita jangan hanya diam saja. Posisikan telapak tangan kiri pada sikut tangan kanan, atau gunakan tangan kiri untuk memegang bagian bawah gelas. Ketika sudah selesai, jangan lupa untuk mempersilakan tamu untuk minum.

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Serba Salah Orang Jawa yang Lahir dan Besar di Sumatra: Mengaku Jawa Ribet, Mengaku Sumatra Nggak Dipercaya

Keempat, selalu tunjukkan sikap yang ramah. Ini adalah hal terpenting. Ketika kita melayani tamu, jangan pernah tunjukkan gestur yang jelek. Kita harus selalu menjaga sikap ketika laden. Pasang senyum paling menawan ketika membawa makanan. Tamu akan menghargai kita ketika kita bersikap ramah.

Selain itu, sikap ramah juga sebagai bentuk penghormatan kita terhadap makanan. Ketika kita bersikap ramah, para tamu akan senang hati untuk memakannya. Berbeda jika kita menunjukkan sikap yang buruk, para tamu akan enggan untuk memakan apa yang kita sajikan. Ujung-ujungnya, ini jadi mubazir. Lagipula bersikap ramah juga akan berdampak baik bagi diri kita nantinya.

Sudah semestinya anak muda zaman sekarang harus mengerti mengenai “unggah-ungguh” ini. Nilai sosial budaya yang telah tertanam kuat dalam masyarakat ini, harus selalu kita jaga. Jangan sampai nilai-nilai baik ini hilang begitu saja karena para anak mudanya tidak peduli.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 September 2021 oleh

Tags: orang jawaPeladen
Kuncoro Purnama Aji

Kuncoro Purnama Aji

Pengais rezeki.

ArtikelTerkait

Culture Shock Orang Jawa Ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah Terminal Mojok

Culture Shock Orang Jawa ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah

8 Juli 2022
5 Format Penamaan Orang Jawa yang Sering Kita Jumpai terminal mojok.co

5 Format Penamaan Orang Jawa yang Sering Kita Jumpai

2 Agustus 2021
Perbedaan Cara Menyajikan Teh Antara Orang Sunda dan Orang Jawa terminal mojok

Perbedaan Cara Menyajikan Teh Antara Orang Sunda dan Orang Jawa

18 Juni 2021
4 Bahan Makanan yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

4 Bahan Makanan yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

12 Juni 2020
Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang Mojok.co

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

8 Desember 2025
11 Kosakata Sehari-hari yang Sebenarnya Berasal dari Bahasa Belanda Mojok.co

11 Kosakata Sehari-hari yang Sebenarnya Berasal dari Bahasa Belanda

20 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.