Kalian yang wora-wiri Pelabuhan Merak-Bakauheni atau sebaliknya pasti tahu kalau pelabuhan ini punya 2 fasilitas: reguler dan eksekutif. Terlihat dari namanya, 2 fasilitas ini menawarkan fasilitas yang berbeda. Pelabuhan Merak-Bakauheni Eksekutif atau Express menyediakan pelayanan ekstra dibanding kelas satunya, mulai dari fasilitas di dermaga hingga kapal.
Tentunya, ekspektasi penumpang jika berniat memakai jasa dermaga eksekutif pasti tinggi banget, ya gimana nggak, harga menyeberang lewat dermaga ini entah pakai kendaraan atau pejalan kaki bisa 4 kali lipat harga dermaga reguler, jadi wajar kalau penumpang mau dapet sesuatu yang spesial jika menyebrang via dermaga eksekutif.
Daftar Isi
Ekspektasi yang kebanting realita
Mendengar namanya saja, Pelabuhan Merak-Bakauheni Eksekutif, ekspektasi saya melambung tinggi. Saya berharap fasilitasnya jauh lebih memudahkan penumpang daripada layanan reguler. Apalagi, demi mengakses dermaga khusus ini saya sudah mengeluarkan duit hingga 4 kali lipat lebih mahal.
Kenyataannya jauh berbeda. Dermaga eksekutif ini ternyata tidak spesial itu. Apalagi untuk pejalan kaki yang berniat menyeberang harus tetap melewati jalan panjang naik dan turun. Tidak ada bedanya dengan menyeberang melalui jalur reguler.
Bayangkan saja, dari Terminal Merak, kamu akan diarahkan keliling dulu lewat stand oleh-oleh. Setelah itu kalian akan bertemu skybridge yang sering rusak dan direnovasi. Itu mengapa kalian harus turun lagi lewat bawah, menyebrang lewat jalur bus untuk masuk ke area dermaga eksekutif. Belum selesai sampai di situ, kalian harus naik lagi ke loket pencetakan tiket dan ke tempat gate boarding yang juga jauhnya seperti rute maraton.
Bawa banyak bawaan akan super repot
Jalan yang jauh benar-benar merepotkan bagi mereka yang membawa barang bawaan. Memang, di sana tersedia porter, tapi tentu saja perlu duit lagi. Sudah merogoh kocek lebih mahal 4 kali lipat demi fasilitas eksekutif, masih merogoh kocek lagi untuk porter, kan nggak banget ya?
Saya jadi membayangkan betapa menyulitkannya jalur yang jauh dan naik turun itu bagi penyandang disabilitas atau orang tua dan pendampingnya. Saya mengalaminya sendiri saat membawa ibu saya yang harus berjalan dengan tongkat untuk menyeberangi Selat Sunda lewat jasa dermaga eksekutif ini. Benar-benar perlu energi dan waktu ekstra.
Pengelola mungkin bisa berdalih dengan lift dan eskalator yang sudah tersedia. Namun, menurut saya, hal itu saja tidak cukup. Akses begitu jauh dari poin ke poin hingga masuk kapal seharusnya punya solusi lain, terlebih bagi mereka penyandang disabilitas dan orang tua.
Dermaga Eksekutif Merak Bakauheni bisa mencontoh layanan di bandara
Di bandara, sepengalaman saya bepergian dengan ibu saya, disediakan fasilitas kursi roda. Entah di bandara kecil atau besar, entah penumpang menggunakan maskapai LCC atau tidak. Lebih menyenangkan lagi, fasilitas kursi roda itu tidak dikenai harga tambahan. Kalaupun ada harga tambahan, pernah saya mengalami di salah satu bandara, harganya masih masuk akal.
Dermaga eksekutif Merak maupun Bakauheni tidak menyediakan fasilitas ini sama sekali. Padahal penumpang sudah bayar 4 kali lipat lho. Bahkan, petugas dermaga eksekutif terlihat cuek-cuek saja dengan kesulitan-kesulitan yang dialami penumpang. Benar-benar kalah jauh dibanding PKD stasiun KRL. Saya jadi bertanya-tanya saya ini di dermaga eksekutif tidak sih.
Dari pengalaman itu, kayaknya kurang pantes kalau ini dermaga disematkan title “Eksekutif”, mana eksekutif nya? Kalau cuma masalah gedung dermaga yang lebih mewah dan cantik tapi pelayanan kayak gini, rasanya gak pas di bilang dermaga “Eksekutif”, harga doang lebih mahal, tapi service nol sih ya jelas ini masalah. Tentu saja ini bisa jadi evaluasi buat pengelola.
Penulis: Mohammad Arfan Fauzi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Pengalaman Menggunakan Sky Premier Lounge Bandara dari Sudut Pandang Rakyat Jelata seperti Saya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.