Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Derita Punya Wajah Kurang Good Looking: Dari Kehilangan Percaya Diri hingga Berakhir Pengangguran Selama 8 Bulan

Hardika Ilhami oleh Hardika Ilhami
21 Juni 2025
A A
Derita Wajah Nggak Good Looking: Nganggur, Susah Cari Kerja (Unsplash)

Derita Wajah Nggak Good Looking: Nganggur, Susah Cari Kerja (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Memang menyebalkan, tapi ungkapan itu nyata adanya. Buktinya adalah saya sendiri yang pernah menganggur 8 bulan hanya karena tidak good looking. Begitu.

Beberapa hari yang lalu saya ke Jakarta untuk ujian kompetensi profesi. Seperti yang pernah saya lakukan sebelumnya, ujian ini juga saya anggap seperti ujian biasa. Ujian tertulis, presentasi, dan diakhiri dengan wawancara.

Tahap pertama dan kedua berjalan lancar. Namun, ketika proses wawancara, malah terjadi hal yang terduga. Banyak pertanyaan yang sedikit banyak cukup membuat saya kaget dan berujung sedikit sakit hati.

“Bapak sudah berapa lama kerja di perusahaan ini? Dulu rekrutmennya S1 ya?”

“Saya sudah 6 tahun, Pak. Betul, dulu saya rekrutan S1.”

“Kok penampilannya nggak meyakinkan begitu ya? Nggak kaya lulusan S1.”

Hati saya terasa seperti tertusuk. Perih. Iya, saya memang nggak good looking. Oleh sebab itu, ketika wawancara, saya sudah berpakaian serapi mungkin. 

Saat itu,  saya memakai kemeja putih, celana bahan, dan menggunakan identitas dari perusahaan. Saya pikir penampilan seperti itu sudah tergolong meyakinkan. Good looking, lah.

Baca Juga:

Skripsi Versi Cetak Itu Sudah Kolot, Nggak Berguna, Malah Bikin Mahasiswa Semester Akhir Lebih Sengsara

Derita Jadi Lulusan PPG: Statusnya Saja Guru Profesional, tapi Cari Kerja Tetap Susah

Saya sadar kalau nggak good looking

Saya akui kalau penampilan saya memang kurang menarik. Iya, jauh dari kata good looking. Kulit saya gelap dan kebetulan tidak suka memakai pomade. Bau pomade sering bikin saya pusing.

Tapi, ya, untuk apa? Toh saya sedang uji kompetensi, bukan wawancara mau jadi model.

Sepanjang wawancara, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan hati dongkol. Saya berhasil menjawab semua pertanyaan tanpa luput. Saran menghiraukan saran dari teman-teman supaya saya tidak mendebat penguji agar lulus. 

Pokoke tak debat! Karena saya pikir lulus dengan cara diremehkan seperti itu sangat tidak worth it! Wis pokoke los dol.

Tapi ternyata saya lulus.

Trauma karena kondisi nggak good looking

Diremehkan karena tidak good looking sebetulnya sudah akrab dengan saya. Semua gara-gara karena saya tidak terlalu mementingkan pakaian. Sehari-hari, pokoknya nyaman, saya nggak begitu peduli. Nggak good looking? Bodo amat.

Saya berusaha berpenampilan lebih rapi atau forman di acara penting saja. Salah satunya ya saat ujian kompetensi kemarin. Jadi, ketika ada pertanyaan tidak profesional begitu saya merasa itu sudah kebangetan.

Alasan saya dongkol sebenarnya bukan semata-mata karena pernyataan penguji tadi, tapi lebih dari itu. Pernyataan soal “good looking” seperti itu sebelumnya sudah pernah saya dapatkan, bahkan hampir 5 kali dan itu terjadi sudah sangat lama. Seingat saya ketika masih mencari kerja. 

Jadi, penghakiman akan penampilan, yang sebetulnya nggak relevan dengan kompetensi saya sebagai pekerja, seperti membuka lama saja. Luka yang sudah saya kubur 8 tahun lalu.

Luka batin karena ujian skripsi

Penghinaan soal good looking pertama saya rasakan ketika ujian skripsi. Saat itu sidang tertutup. 

Seperti biasa, saya sudah menyiapkan mental untuk dibantai dosen penguji. Makanya saya belajar setengah mati. Sudah begitu, saya juga berusaha berpenampilan rapi. Malam sebelum ujian saya potong rambut serapi mungkin.

Setelah menyiapkan bekal lahir dan batin, saya siap ujian. Namun, mental saya langsung hancur ketika dosen penguji menganggap penampilan saya sama sekali dan tidak cocok untuk mengikuti sidang. 

Seketika bekal materi dan mental saya hancur lebur. Materi skripsi saya tidak keluar dari mulut saya. Saya beruntung, pembimbing saya sudah senior dan banyak membantu. Kalau tidak ada dosen pembimbing, Isu soal good looking itu bikin saya keluar ruang sidang tidak hanya dengan muka pucat, tapi juga mulut berbusa.

Pernyataan dari dosen killer tadi benar-benar membuat mental saya hancur. Saya memang lulus sidang dan akhirnya wisuda. Tapi, untuk mengembalikan kepercayaan diri membutuhkan waktu yang cukup lama.

Cari kerja susah karena saya nggak good looking dan berakhir nganggur 8 bulan

Semenjak lulus, proses cari kerja juga tidak mudah. Saya memang selalu lulus di ujian tertulis, tes koran, dan lain-lain. Tapi, ketika harus wawancara, sudah dipastikan saya akan gagal di sana. Entah kenapa. 

Selama 2 sampai 3 bulan pertama saya anggap masih normal karena memang mencari kerja butuh proses. Sayangnya fase ini bahkan berlanjut dan membuat saya menganggur sampai 8 bulan. Padahal teman-teman saya saat itu banyak yang mentraktir rekannya karena sudah menerima gaji pertama.

Karena putus asa, saya selalu meminta masukan dari teman-teman. Mereka memberi masukan beberapa hal yang saya perlu kembangkan. Namun, tidak ada yang menyinggung soal good looking atau tidak.

Hingga akhirnya, setelah 8 bulan, saya bertemu dengan user yang sangat blak-blakan. Beliau berkomentar bahwa penampilan saya benar-benar terlihat tidak niat.

“First Impressions, matter!” Kira-kira begitu kata dia.

Setelah itu, saya berusaha memperbaiki penampilan. Saya rajin browsing pakaian rapi untuk wawancara. Bahkan saya rela memakai pembersih muka khusus agar wajah saya terlihat lebih terang walau dalam hati selalu menolak. Berusaha menjadi good looking tidak ada salahnya.

Akhirnya saya diterima kerja. Saya berterima kasih untuk bapak user yang berjasa tadi.

Sudah memperbaiki penampilan tapi tetap sering dipandang sebelah mata

Setelah mendapat pekerjaan, setidaknya saya jadi banyak belajar. Pertama, saya belajar soal public speaking, lalu cara presentasi yang baik, kemudian memperbaiki penampilan. Kepercayaan diri saya kembali pulih. 

Tapi, ya tetap saja, soal good looking itu menghantui. Jadi, di luar jam kerja atau tidak ada acara formal, saya berpakaian senyaman saya saja.

Penampilan saya saat ini sudah jauh lebih mendingan. Minimal saya pakai kemeja santai atau baju kerah atau jaket yang rapi. 

Masalahnya adalah saya pekerja lapangan. Muka yang sudah glow up jelas hilang kalau lama berada di lapangan. Kembali, soal good looking ini menghantui.

Misalnya ketika membeli makanan, saya malah sering dikira pedagangnya oleh pembeli lain. Pada momen tertentu, saya juga sering dikira driver ojol. Padahal saya saat itu cuma kebetulan memakai rompi saja dan nggak bawa motor. Puncaknya mungkin kemarin ketika uji kompetensi.

Menyebalkan, tapi good looking itu keniscayaan 

Saya pikir kalimat “Don’t judge a book by its cover” itu hanyalah omong kosong belaka. Kebanyakan orang-orang pasti akan menilai secara visual dulu. Makanya good looking itu penting. Bahkan parahnya, beberapa orang tidak akan mau menilai “isi” jika dari penampilan saja sudah tidak meyakinkan.

Saya justru lebih setuju dengan kalimat “Jika Anda good looking, maka setengah problem Anda sudah beres.” 

Memang menyebalkan, tapi ungkapan itu nyata adanya. Buktinya adalah saya sendiri yang pernah menganggur 8 bulan hanya karena tidak good looking. Begitu.

Penulis: Hardika Ilhami

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Cerita Kaum Medium Ugly Pernah Ditolak Kerja di Jakarta Gara-gara Muka Pas-pasan, Tapi Malah Bersyukur karena Sekarang Dapat Kerjaan yang Gajinya Lebih Besar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2025 oleh

Tags: derita wajah jelekglow upgood lookingkulit kusamPengangguranujian skripsiwawancara kerja
Hardika Ilhami

Hardika Ilhami

ArtikelTerkait

Job Fair (Nyatanya) Memang Nggak Guna, Gimmick kayak Gini Sebaiknya Dihilangkan Saja!

Job Fair (Nyatanya) Memang Nggak Guna, Gimmick kayak Gini Sebaiknya Dihilangkan Saja!

5 Juni 2025
psikotes wawancara kerja mojok

Psikotes Nggak Perlu Dimanipulasi, Recruiter Paham Mana yang Alami dan Nggak

5 April 2021
Yang Menjengkelkan dari Rekrutmen Adalah Saat Recruiter-nya Menghilang terminal mojok.co

Tips Menjawab Pertanyaan tentang Kekurangan Diri saat Wawancara Kerja

14 Juli 2020
Menimbang Keputusan Resign buat Jadi Pengangguran Sementara terminal mojok.co

Menimbang Keputusan Resign buat Jadi Pengangguran

8 September 2020
cara daftar kartu prakerja siapa saja yang bisa ikut apa manfaat tujuah phk mojok

Ingin Mendaftar Kartu Prakerja tapi Bimbang

16 April 2020
Ijazah Magister Boleh di Tangan, tapi Nasib Pengangguran 10 Bulan Tak Terelakkan (Unsplash.com)

Ijazah Magister Boleh di Tangan, tapi Nasib Pengangguran 10 Bulan Tak Terelakkan

23 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.