PKKMB UNY 2024 secara resmi dilaksanakan pada Senin (5/8/2024) kemarin. Seperti ospek-ospek pada umumnya, PKKMB pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan dan aktivitas kampus kepada maba UNY. Kegiatan yang diadakan selama seminggu tersebut meliputi PKKMB universitas, fakultas dan terakhir adalah prodi.
Jika PKKMB UNY setiap tahun selalu diiringi dengan suasana yang meriah dan penuh kegembiraan, untuk maba UNY 2024, tampaknya kegembiraan itu langsung jatuh seketika ditampar kenyataan, menyusul beberapa insiden yang terjadi kemarin saat acara PKKMB sedang berlangsung.
Daftar Isi
Adanya aksi demo saat acara berlangsung
Diketahui dari beberapa cuitan di akun menfess X @UNY_Base, ada beberapa oknum mahasiswa yang mencoba menerobos masuk ke dalam area GOR untuk menggelar sebuah orasi dan demo. Gerombolan mahasiswa yang melakukan demo ini lantas langsung terlibat konflik dengan pihak keamanan yang berjaga di situ. Aksi ini terjadi di hari kedua PKKMB universitas, di mana memang kebetulan semua mahasiswa baru sedang berkumpul dan melaksanakan acara di GOR UNY.
Bahkan, beberapa oknum akademisi yang berada di GOR juga sempat terlibat aksi dengan mahasiswa yang sedang berdemo. Kabarnya terjadi sebuah tindak kekerasan fisik yang dilakukan oleh salah satu oknum tenaga pendidik terhadap mahasiswa yang membuat beritanya menjadi viral di media sosial. Kericuhan ini membuat kondisi sedikit ricuh di luar GOR, namun untungnya tidak mengganggu acara PKKMB secara keseluruhan.
Buntut protes BEM UNY tentang PKKMB yang diambil alih oleh rektorat
Saya sempat menggali informasi dari beberapa saksi yang berada di TKP mengenai apa inti permasalahan yang mendasari aksi protes hingga sempat berlangsung ricuh ini. Dari pernyataan akun Instagram @gardabiru.uny, ternyata aksi protes ini merupakan respon dari tindakan rektorat yang mengambil alih acara PKKMB dari tangan BEM UNY secara sepihak.
Pada dasarnya, acara PKKMB UNY ini merupakan acara yang seharusnya menjadi tanggung jawab BEM. Sebab, PKKMB merupakan bagian dari program kerja organisasi. Namun pada tahun ini, acara tersebut diambil alih oleh rektorat, sehingga berakibat tidak adanya juga oprec panitia PKKMB yang biasa diadakan setiap tahun oleh BEM UNY.
Dari kacamata saya sebagai mahasiswa UNY, hubungan antara BEM UNY dan rektorat ini memang tidak pernah sinkron dan akur. Permasalahan soal PKKMB ini saja bukan konflik pertama yang terjadi antara BEM dengan pihak rektorat. Sebelumnya, BEM juga pernah terlibat perselisihan dengan rektorat mengenai dana PTN-BH yang tidak turun sama sekali. Hal ini mengakibatkan semua aktivitas BEM UNY harus didanai secara mandiri lewat iuran pengurusnya.
Memang jika segala sesuatu harus berurusan dengan birokrasi akan susah dan ribet. Melihat bagaimana dinamika kehidupan di lingkup sekecil kampus saja bisa problematik seperti ini, bayangkan jika harus berurusan dengan birokrasi pemerintahan sebagai bagian yang lebih tinggi tingkatannya. Membayangkannya saja sudah tidak sanggup, apalagi terlibat langsung.
Kenangan buruk bagi maba
Melihat kejadian ini, sebenarnya maba UNY sendiri-lah yang jadi korban. Gimana nggak? Belum juga mulai perkuliahan, udah langsung melihat sisi bobrok kampusnya sendiri. Terlebih, kondisinya terjadi sewaktu mereka sedang merasakan hebohnya atmosfer PKKMB. Bisa-bisa malah menghancurkan momen dan kebahagiaan mereka sendiri dan berefek terhadap antusias mereka ketika berkuliah nanti.
Sebagai mahasiswa yang mencintai kedamaian, saya lebih suka menyimak isu-isu yang terjadi dan menikmatinya saja. Orang dulu waktu saya masih maba dan mengikuti PKKMB saja banyak juga desas-desus yang cukup heboh dan mengagetkan bagi saya.
Harapan pribadi untuk kampus UNY tercinta ini, semoga aman-aman aja lah, tidak ada sesuatu yang buruk terjadi. Saya masih mau kuliah dan lulus dengan tenang di sini.
Penulis: Georgius Cokky Galang Sarendra
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Saya Menyesal Lolos Seleksi Mandiri UNY, Biaya Kuliah Selangit Bikin Keluarga Tersiksa!