Ada juga Jabodetabek Residence (JR) Connexion. Tapi, jumlah armadanya yang terbatas dan sosialisasi rutenya yang belum maksimal. Banyak orang yang belum tahu. Mau naik angkot, lihat armadanya saja sudah malas duluan.
Angkot Depok hidup segan mati tak mau
Saya pernah menuliskan curhatan soal transportasi umum di Depok dalam tulisan Naik Angkot di Depok Hanya untuk Mereka yang Punya Nyali, Armada Bobrok dan Sopir Ugal-ugalan. Dahulu, angkot memang sempat jadi primadona warga. Namun, kondisinya jauh berbeda sekarang, setidaknya sejak 2022 ketika Pemkot Depok mencabut 375 izin angkot. Alhasil, warga Depok, khususnya mereka yang tinggal di daerah pinggiran menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitas.
Kendaraan pribadi dinilai lebih efektif dan efisien untuk melakukan perjalanan daripada angkot yang sering ngetem. Namun, dampak buruknya, macet jelas jadi persoalan yang nggak mungkin terhindarkan lagi.
Begitulah curhatan warga Depok Jawa Barat, khusunya mereka yang tinggal di pinggiran. Harapannya nggak muluk-muluk, sederhana saja: mendambakan transportasi umum layak yang menjangkau daerah mereka. Semoga Pemkot bisa mempertimbangkan harapan para warga pinggiran ini ya, jangan warga Margonda melulu yang diperhatikan. Depok nggak cuma Margonda!
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jalan Gegerkalong Kota Bandung Semakin Menyebalkan karena Pemkot dan Pengguna Jalan yang Nggak Peka
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.