Dear Pemerintah, Sudah Saatnya Minimarket Kembali Buka 24 Jam!

Dear Pemerintah, Sudah Saatnya Minimarket Kembali Buka 24 Jam!

Dear Pemerintah, Sudah Saatnya Minimarket Kembali Buka 24 Jam! (Pixabay.com)

Saya menuntut minimarket kembali buka 24 jam, sekarang juga!

Dua tahun belakangan, perekonomian global babak belur dihajar pandemi Covid-19. Jutaan orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaannya, termasuk saya. Seluruh sektor bisnis global berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, membatasi jam operasional, hingga menggencarkan vaksin Covid-19, termasuk Indonesia.

Atas nama protokol kesehatan, ribuan gerai minimarket di Indonesia dibatasi jam operasionalnya, termasuk di Kota Bandung. Minimarket hanya diperkenankan beroperasi dari pukul 10.00 s/d pukul 22.00. Kalau melanggar, akan dikenakan sanksi. Menurut saya, aturan ini sama sekali nggak masuk logika saya. Pasalnya, penularan Covid-19 kan tidak mengenal waktu?

Selain itu, pembatasan jam operasional minimarket sangat menyusahkan rakyat jelata seperti saya. Kemarin malam, saya berencana membeli detergen biar saya bisa mencuci pakaian saya keesokan harinya. Namun karena pembatasan jam operasional minimarket, saya jadi tidak bisa membeli detergen karena minimarkentnya sudah tutup.

Keesokan harinya, saya juga nggak bisa membeli detergen karena minimarketnya baru buka pukul 10 pagi. Saya juga jadi nggak bisa tarik tunai ATM di minimarket padahal lagi urgent. Sumpah, aturan ini nyusahin banget!

“Ya itu kan salah kamu! Kenapa nggak belanja detergen siang-siang?”

Saya akui, saya memang salah nggak beli detergen pada siang hari. Tapi hal tersebut ada alasannya. Pada siang hari, saya harus bekerja dan nggak sempat mampir ke minimarket sama sekali karena saya baru pulang pada pukul 10 malam. Makanya saya bilang aturan pembatasan jam operasional minimarket ini nyusahin banget.

Kalau pemerintah bilang pembatasan jam operasional minimarket dilakukan untuk meminimalisir penularan Covid-19, kenapa pemerintah mengizinkan SPBU buka 24 jam? Padahal risiko penularannya lebih besar SPBU karena jumlah konsumennya lebih banyak dibandingkan konsumen minimarket, meskipun SPBU berada di ruangan terbuka Supaya adil, bikin aturan aja, “Yang mau ke SPBU atau minimarket wajib pakai masker atau wajib scan Aplikasi PeduliLindungi!”

Ribet kan? Kandani og.

Bagi saya sih, lebih penting minimarket yang buka 24 jam alih-alih SPBU. SPBU jam 3 pagi juga biasa kan sepi? Yang isi bensin jam segitu paling orang yang terpaksa melakukan perjalanan pada dini hari seperti sopir bus, sopir truk, maupun ojol. Masyarakat umum lainnya jarang yang isi bensin jam segitu kan?

Beda halnya dengan minimarket. Ada pekerja yang baru pulang pukul 10 malam kayak saya. Bahkan ada pekerja yang harus bekerja malam hari dan kebingungan cari makanan, minuman maupun kebutuhan lainnya karena jam operasional minimarket dibatasi.

Saya cerita sedikit. Waktu mendiang Ayah saya masih hidup, saya terpaksa lari ke minimarket tak jauh dari rumah saya pada pukul 2 dini hari untuk membeli popok ukuran dewasa karena blio lagi sakit keras. Untungnya, minimarket tersebut masih beroperasi dan menyediakan popok ukuran dewasa. Saya sangat berterimakasih dengan minimarket tersebut yang buka 24 jam tersebut. Coba bayangkan kalau kejadian tersebut berlangsung sekarang? Ya saya jadi repot.

Teman-teman saya yang berjenis kelamin perempuan juga jadi kena imbasnya atas aturan pembatasan jam operasional tersebut. Kenapa? Seperti yang sudah kita ketahui bersama, perempuan memiliki siklus menstruasinya sendiri kan? Nah, datangnya menstruasi itu nggak bisa diprediksi. Bisa pagi hari, bisa juga tengah malam. Kalau ujug-ujug butuh pembalut di tengah malam gimana? Sedangkan minimarket pada tutup?

“Kan masih ada warung?”

Apalagi warung, yang seringnya nggak buka 24 jam. Solusimu ra mashok.

Dari sudut pandang pengusaha retail, saya yakin pembatasan jam operasional minimarket ini juga bikin repot. Saya bukan karyawan retail apalagi pengusaha retail, tapi dari pengamatan saya, pembatasan jam operasional minimarket bikin karyawan dan pengusaha retail rugi. Pasalnya, jam operasionalnya kan dibatasi, mereka jadi kehilangan potensi pendapatan dalam kurun waktu pembatasan jam operasional tersebut kan? Kalau nggak dibatasi, saya jamin pendapatan mereka bisa lebih besar lagi kan?

Mudah-mudahan, tulisan ini dibaca oleh Pemerintah. Biar mereka bisa menjalankan saran istimewa dari saya ini yang mencabut aturan pembatasan jam operasional minimarket. Supaya rakyat jelata nggak lagi repot. Supaya Pemerintah bisa lebih dicintai lagi oleh rakyatnya. Lagian angka kasus Covid-19 kan sudah agak melandai karena vaksin Covid-19 yang terbukti ampuh. Setidaknya nggak segawat waktu gelombang Delta tahun lalu kan?

Gimana, saran saya ini udah bikin saya cocok jadi Staf Khusus Milenial belum? Belum? Oh iya saya bukan sirkel oligarki.

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Yang Terlewat Dari Rivalitas Alfamart dan Indomaret

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version