iNews mendaku diri sebagai the new home of badminton, tapi kok kalau nyiarin badminton, serasa bukan prioritas?
Pertama, sudah selayaknya kita bersyukur karena di ajang Thailand Open 2023, Indonesia berhasil mengirimkan dua wakilnya ke babak semifinal. Mereka sama-sama datang dari sektor ganda putra, yaitu Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Bagas Maulana/Shohibul Fikri.
Jika perjalanan keduanya mulus di babak semifinal, Minggu nanti penonton akan disuguhkan pada pertandingan all Indonesian final. Menarik. Sudah bukan rahasia lagi jika perang saudara sesama Indonesia di turnamen badminton selalu menyuguhkan penampilan yang berkelas, terutama sektor ganda putra.
Sayang, pertempuran memperebutkan total hadiah senilai 6 miliar ini disiarkannya di iNews.
Komentator
Serius. Saya tuh nggak habis pikir kenapa iNews pede banget menyebut diri mereka The New Home of Badminton. Nggak siku aja gitu. Logikanya, jika iNews memang jadi rumah bagi badminton, tentu badminton akan menjadi prioritas. Dengan kata lain, hanya hal-hal baik yang akan dimunculkan sepanjang penyiaran turnamen.
Dari segi komentator, misalnya. Sadar bahwa akan ada banyak mata yang menonton, seharusnya membuat iNews lebih hati-hati dalam memilih komentator. Setidaknya, komentator dipilih yang benar-benar paham soal badminton dan yang memiliki komunikasi yang bagus. Nggak cuma sekadar bacot dan sok asik doang. Nyatanya? Soal komentator badminton ini, INews pernah kepleset.
Bukannya belajar dari pengalaman, malah justru mengulangi kesalahan. Pada pertandingan babak semifinal Malaysia Masters 2023 akhir Mei lalu, Christian Adinata—perwakilan tunggal putra Indonesia, mengalami cedera. Saat itu, Nata sedang melakukan jumping smash untuk menyerang Prannoy HS asal India. Sayang, kesalahan tumpuan membuat Nata ambruk hingga tak sanggup bangkit. Nata, tampak memegangi lututnya sembari menahan sakit yang teramat sangat. Tangisnya pecah. Tangis penonton pecah.
Sialnya, si kometator iNews itu malah bilang bahwa ada banyak atlet yang terpaksa harus pensiun karena mengalami gangguan pada bagian lutut atau yang biasa dikenal dengan cedera ACL (Anterior Cruciate Ligaments).
Woyyy, ngotak ngapa?! Itu Nata baru saja ambruk, belum juga bisa bangun, udah lu sebut-sebut soal pensiun. Dih. Gaje. Saya langsung matiin TV saat itu juga. Kzl.
Teknis jeda penyiaran iNews yang aduh banget
Hal lain yang juga turut mengkhianati tagline yang diusung iNews adalah tentang teknis jeda penyiaran. Begini, sebagai penonton, kami tidak mempermasalahkan akan adanya penayangan iklan di jeda interval maupun pergantian babak. Bagaimanapun juga, iklan adalah nyawanya televisi.
Tapi, nggak sampai motong jalannya pertandingan juga kali. Sering banget penonton kehilangan 2-3 poin gara-gara iklan yang terlalu lama. Ah, sungguh merusak suasana. Mana nih yang katanya the new home of badminton? Mending balik ke TVRI aja.
Paling parah, kemarin. Saat asik menonton pertarungan sengit di babak perempat final antara Bagas Maulana/Shohibul Fikri melawan Lu Chin Yao/Yang Po Han dari Chinese Taipei, tiba-tiba, layar televisi terbagi dua. Kalian tahu siapa apa yang muncul di televisi? Yap. Ibu Megawati Soekarno Putri. Kan aku jadi kaget, ygy~
Duh, iNews, tega-teganya kalian berbagi layar antara siaran langsung Thailand Open dengan Breaking News. Padahal, itu pertandingan lagi seru-serunya. Babak ketiga, poin-poin akhir pula. Malah di-split screen. Kenapa beritanya tidak ditampilkan di running text saja, sih? Apalagi, yang disampaikan Bu Mega juga tidak urgent-urgent amat. Maksud saya, detik itu, orang yang nyetel channel kamu itu, ya, pastinya orang yang pengen nonton badminton, bukan pengin tahu perkembangan politik.
Jadi, iNews, mending kalian ganti tagline saja, deh. The New Home of Badminton nggak cocok buat kalian.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Banyak Atlet Badminton Cedera Adalah Bukti Jadwal BWF Nggak Ngotak