Gara-gara pengeboran minyak yang berada di setiap sudut Bojonegoro, suhu harian memang selalu meningkat. Banyak area persawahan yang diubah menjadi jalan khusus pentransferan minyak. Area pengeboran yang selalu diperluas membuat anak muda asal daerah ini banyak yang memilih melancong jauh dan mencari daerah yang cukup sejuk untuk dihuni.
Meskipun demikian, Bojonegoro masih memiliki daerah yang rindang. Sayangnya, areanya yang cenderung terpelosok ini cukup sulit untuk dijangkau masyarakat luar. Kayangan Api misalnya, daerahnya cenderung terpencil dan jauh dari hiruk-pikuk masyarakat. Suasananya cenderung lebih adem dibandingkan wilayah Bojonegoro Kota. Sayangnya, wisata ini mulai membosankan. Di malam hari, jalanannya sangat gelap karena tidak terdapat penerangan dan wisatanya juga itu-itu saja, hanya api abadi yang tidak padam.
Seapik dan seuniknya suatu daerah, setidaknya kapasitas penghijauan juga harus seimbang. Pembangunan wisata tidak melulu harus membabat habis pepohonan yang biasa digunakan sebagai resapan air di sepanjang jalan. Masih banyak cara kreatif yang mampu digunakan untuk meningkatkan pemasukan daerah melalui industri pariwisata. Malioboro memang bagus, karena ia berada di wilayah yang tepat. Nah, kota lain belum tentu cocok apabila dikemas selayaknya Malioboro.
Minimal kalau hendak mengemas daerah menjadi wisata, suhu, letak geografis, kontur wilayah harus diperhatikan terlebih dahulu. Semoga di masa yang akan datang, akan muncul orang-orang kreatif yang mampu mempercantik kabupaten ini.
Penulis: Elvin Nuril Firdaus
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Nggak Cuma di Jogja: Malioboro Juga Punya Cabang di Beberapa Kota