Kecepatan adalah pertimbangan utama ketika akhirnya saya memutuskan naik kereta Whoosh untuk pergi ke Bandung minggu lalu. Sekalian saya juga ingin membuktikan cerita orang-orang kalau Jakarta-Bandung cuma empat puluh lima menit. Tujuan saya adalah sebuah kampus yang berada di jalan Dipatiukur.
Sebenarnya, waktu tempuh Jakarta-Bandung empat puluh lima menit dengan kecepatan 250–300 km/jam itu nyata Bro. Tapi, saya lupa, perjalanan itu tak melulu tentang kecepatan.
Persoalannya adalah, saya tinggal di Bogor dan stasiun Whoosh itu ada di Halim, Jakarta. Artinya kecepatan Whoosh bukan satu-satunya faktor yang menentukan seberapa cepat saya sampai di Bandung. Ada yang namanya last-mile problem alias masalah jarak terakhir dari rumah ke stasiun, atau dari stasiun tujuan ke lokasi akhir.
Transportasi dari Bogor menuju Halim, sebenarnya ada banyak pilihan. Bisa naik Damri langsung dari Pool damri depan Botani Square, cuma ongkosnya memang setara dengan tiket bus Bogor–Bandung, tapi setidaknya lebih mending. Bisa duduk dan nggak berdesakan.
Alternatif lainnya adalah naik Commuter Line dari Stasiun Bogor, turun di Cawang, lalu nyambung taksi online. Secara teori, masuk akal. Tapi kalau waktunya kebetulan pas jam berangkat atau pulang kantor pilihan ini sebaiknya di lupakan. Kecuali kalian ingin merasakan bagaimana jadi isi kaleng sarden yang masih bernapas. Sambil menghirup aroma ketiak Bapak-bapak yang nggak pake deodorant.
Ribetnya naik Whoosh
Untuk naik Whoosh, kita harus tiba di Stasiun Halim minimal 30 menit sebelum jadwal keberangkatan. Dan untuk antisipasi macet, jelas saya harus berangkat lebih awal. Meski jadwalnya bisa di-reschedule, jelas ini membuat saya tidak tenang selama perjalanan.
Saya turun di Stasiun Tegalluar. Drama belum selesai. Lanjut naik kereta feeder ke Stasiun Bandung, yang penuhnya mirip-mirip Commuter Line Jabodetabek. Dari sana, masih harus naik taksi online beberapa kilometer. Tarifnya sekitar lima puluh ribu. Total ongkos dari Bogor ke tujuan tembus sekitar empat ratus ribuan. Belum termasuk ojek ke terminal, kopi, dan rokok di Indomaret Stasiun Halim.
Bukan hanya mahal, total waktu tempuhnya nyaris lima jam. Padahal, kalau saya langsung naik bus dari Bogor ke Bandung, tanpa drama transit perjalanan nggak sampai tiga jam. Sialnya saya sudah membeli tiket pulang. Artinya penderitaan ini akan berulang.
Whoosh memang keren. Tapi keren bukan berarti berguna. Manfaatnya cuma terasa kalau kalian memang tinggal dekat Halim dan mau ke Karawang, Tegalluar atau Padalarang. Untuk yang lain? Mending naik bus, mobil pribadi, atau kalau nekat, naik motor lewat Puncak pasti lebih ber-adrenalin.
Baca halaman selanjutnya: Skala prioritas …



















