Masih ingat jargon iklan Yamaha Vega R tahun 2006 yang bunyinya: Yamaha Vega R menjawab semua impian? Jargon tersebut terasa renyah sekali diucapkan oleh Bapak Deddy Mizwar. Frasa “menjawab semua impian” seolah mengindikasikan bahwa semua orang bisa beli motor. Namun, kali ini saya tidak akan bercerita tentang Yamaha Vega R, melainkan mobil yang sebenarnya cocok menggunakan jargon tersebut. Mobil yang saya maksud adalah Daihatsu Sigra.
Harus kita akui, di zaman sekarang ini mobil bukan lagi barang mewah. Seakan ada pergeseran fungsi yang semula mobil sebagai kebutuhan sekunder, sekarang menjadi kebutuhan primer. Seumpama belum bisa beli mobil pun minimal orang sudah bisa nyetir dulu. Tapi, biasanya orang yang sudah bisa nyetir akan berusaha mbuh piye carane bisa beli mobil.
Lantaran harga mobil baru masih berkisar di harga Rp140 jutaan, tentu saja kredit menjadi solusi di tengah kurangnya bujet membeli mobil. Di antara berbagai macam merek mobil, Daihatsu Sigra lah yang paling mashok untuk DP dan angsurannya.
Berdasarkan cerita teman-teman saya yang membeli Daihatsu Sigra, DP yang mereka keluarkan untuk membeli mobil MPV itu sekitar Rp20 jutaan dengan angsuran Rp2,8 juta per bulan selama 5 tahun. Mashok banget, kan? Biasanya, teman-teman saya ini menjual motor buat DP, lalu gaji bulanannya dipakai untuk ngangsur atau ikutan jadi taksi online yang hasilnya dipakai buat bayar angsuran. Tertarik? Eits, sebelum memutuskan tertarik atau nggak, ada baiknya kita kenalan dulu dengan mobil satu ini.
Ceritanya begini, kantor tempat saya bekerja sebelahan dengan Bank BRI, nah satpam di sana punya mobil Daihatsu Sigra dan didaftarkan akun GoCar. Cerobohnya pak satpam ini belum waktunya pulang kerja, eh akun GoCar-nya dihidupkan, alhasil dapat orderan. Waktu itu masih pukul 4 sore dan kebetulan saya pas pulang kerja, blio lalu minta tolong pada saya buat gantiin dia ambil orderan yang masuk. Dan itu menjadi pengalaman pertama saya mengendarai Daihatsu Sigra.
Pertama, saat duduk di bangku kemudi. Dashboard Daihatsu Sigra hampir mirip dengan dashboard-nya Granmax. Letak tongkat perpindahan gigi juga sama-sama berada di dashboard, berbeda dengan mobil pada umumnya yang biasanya letak tongkatnya di tengah-tengah antara jok sopir dengan jok penumpang sebelahnya. Sebenarnya ini bukan masalah besar. Jika belum terbiasa, cukup majuin sedikit jok sopir biar jangkauan tangan kita dengan tongkat lebih dekat.
Kedua, pedal gas, rem, dan kopling menurut saya setelannya mirip sekali dengan Daihatsu Xenia. Injakan pedal koplingnya lumayan pendek, jadi enak dipakainya. Saran saya, kalau sedang nyetir Daihatsu Sigra, mending jangan ngebut-ngebut, deh. Soalnya mobil satu ini memang nggak didesain untuk kebut-kebutan.
Ketiga, jok Daihatsu Sigra terdiri dari tiga baris. Jarak antara jok depan, tengah, dan belakang lumayan lega. Secara keseluruhan, interior mobil ini cukup bagus dan nyaman untuk berkendara sekeluarga, kok. Harga bersahabat, muat sekeluarga. Mantap betul.
Keempat, jika dilihat, body Daihatsu Sigra memang nggak kelihatan mewah, namun juga nggak terkesan murahan. Body-nya minim lekukan. Sayang, ukuran bannya agak kecil sehingga terkesan kurang gagah. Secara keseluruhan, saya malah curiga kalau Daihatsu Sigra ini adalah hasil perkawinan silang antara Xenia dan Granmax. Sepertinya Sigra memang diciptakan sebagai penengah antara Xenia dan Granmax.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan Sigra, kita patut mengapresiasi Daihatsu sebagai pabrikan mobil yang memberi solusi keluarga kelas menengah ke bawah di Indonesia yang ingin memiliki mobil sendiri. Selain sebenarnya layak memiliki jargon “menjawab semua impian”, saya rasa Sigra juga menunjukkan komitmen Daihatsu dengan jargonnya sendiri, yakni “Daihatsu Sahabatku” ditambah emot senyum di belakangnya.
Sumber Gambar: Daihatsu