Saat merantau untuk berkuliah di Solo, karena bertemu dengan banyak teman-teman dari luar daerah, saya mencoba serius menghafal plat nomor, khususnya plat nomor Pulau Jawa. Menurut saya, menghafal plat nomor sangat membantu mengelompokkan suatu daerah. Meski masih sering lupa, banyak daerah yang tadinya saya hanya tahu namanya saja, akhirnya bisa sedikit punya bayangan di mana letaknya. Jadi ketika mengobrol tentang asal daerah lawan bicara, bisa lebih paham.
Jika dilihat-lihat, pembagian plat nomor berdasarkan daerah itu cukup aneh. Beberapa kota/kabupaten yang letaknya berdekatan memiliki plat nomor yang sama, tetapi tidak selalu satu provinsi memiliki plat nomor yang sama. Kalau di luar Pulau Jawa, biasanya satu provinsi memiliki satu plat nomor. Namun di Pulau Jawa, satu provinsi bisa terdiri dari beberapa plat nomor.
Pembagian daerah plat nomor, khususnya di Pulau Jawa, dibagi berdasarkan keresidenan. Secara administratif, keresidenan sudah tidak digunakan lagi. Akan tetapi, istilah tersebut masih digunakan secara nonformal, walaupun menggunakan kata ‘eks’. Misalnya eks Keresidenan Surakarta, eks Keresidenan Banyumas, dan lainnya.
Keresidenan di Pulau Jawa diinisiasi ketika Inggris datang mengambil alih kekuasaan Belanda, yang dipimpin oleh Raffles. Inggris datang membawa 26 batalion atau pasukan tentara berdasarkan abjad huruf, dari A-Z. Pasukan-pasukan tersebut menaklukkan daerah-daerah di Pulau Jawa, kemudian Inggris membagi Pulau Jawa menjadi 16 keresidenan. Setiap keresidenan tersebut dipimpin oleh orang Eropa. Di bawah keresidenan ada kabupaten, dipimpin oleh bupati-bupati orang pribumi. Ketika Belanda kembali menguasai Pulau Jawa, keresidenan bertambah menjadi 20. Nah, plat nomor yang digunakan saat ini didasari sesuai nama batalion yang menyerang wilayah-wilayah tersebut. Seperti Batalion F, menyerang wilayah cakupan Keresidenan Bogor. Batalion A dan D, menyerang wilayah cakupan Keresidenan Surakarta, begitu juga yang lainnya. Namun dari ke-26 batalion itu, tidak semuanya menyerang. Batalion seperti I, J, O, Q, U, V, W, Y, Z merupakan pasukan cadangan, sehingga zaman sekarang kita tidak menemukan huruf-huruf tersebut menjadi plat nomor.
Saat ini, terdapat 22 plat nomor yang ada di Pulau Jawa. Dua tambahannya adalah plat W (pecahan dari Eks Keresidenan Surabaya) dan Z (pecahan dari Eks Keresidenan Priangan). Huruf W dan Z digunakan tidak berdasarkan dengan sistem batalion Inggris tersebut, tetapi berdasarkan keputusan Polda setempat di kemudian hari. Hal ini terlihat agak berlawanan dengan keputusan penggunaan plat B yang terlalu luas, karena tidak hanya Jakarta, kota dan kabupaten di sekitarnya yaitu Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berada di luar Provinsi DKI Jakarta.
Berikut adalah daftar plat nomor di Pulau Jawa. Tidak diurutkan berdasarkan abjad, tetapi dikelompokkan sesuai letak geografisnya.
Jawa bagian barat:
Plat A – Eks Keresidenan Banten (Serang, Cilegon, Pandeglang, Lebak)
Plat B – Eks Keresidenan Batavia (Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi)
Plat F – Eks Keresidenan Bogor (Bogor, Sukabumi, Cianjur)
Plat T – Eks Keresidenan Krawang (Karawang, Purwakarta, Subang)
Plat D – Eks Keresidenan Priangan (Bandung, Cimahi)
Plat Z – Eks Keresidenan Priangan (Sumedang, Garut, Banjar, Tasikmalaya, Ciamis)
Plat E – Eks Keresidenan Cirebon (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan)
Jawa bagian tengah:
Plat G – Eks Keresidenan Pekalongan (Pekalongan, Brebes, Tegal, Pemalang, Batang)
Plat H – Eks Keresidenan Semarang (Semarang, Salatiga, Kendal, Demak)
Plat K – Eks Keresidenan Pati (Pati, Cepu, Kudus, Jepara, Grobogan, Rembang, Blora)
Plat R – Eks Keresidenan Banyumas (Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara, Cilacap, Purbalingga)
Plat AA – Eks Keresidenan Kedu (Temanggung, Magelang, Purworejo, Kebumen, Wonosobo)
Plat AB – Eks Keresidenan Yogyakarta
Plat AD – Eks Keresidenan Surakarta (Surakarta atau Solo, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Wonogiri)
Jawa bagian timur:
Plat S – Eks Keresidenan Bojonegoro (Tuban, Jombang, Bojonegoro, Lamongan, dan Mojokerto)
Plat AE – Eks Keresidenan Madiun (Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, Ponorogo)
Plat AG – Eks Keresidenan Kediri (Kediri, Blitar, Tulungagung, Nganjuk, Trenggalek)
Plat L – Eks Keresidenan Surabaya
Plat W – Eks Keresidenan Surabaya (Sidoarjo, Gresik)
Plat M – Eks Keresidenan Madura
Plat N – Eks Keresidenan Malang (Malang, Batu, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang)
Plat P – Eks Keresidenan Besuki (Bondowoso, Situbondo, Jember, Banyuwangi)
Jika diperhatikan, terdapat beberapa nama daerah yang menjadi nama keresidenan yang terdengar asing, karena saat ini nama daerah tersebut tidak digunakan menjadi nama kabupaten atau kota di wilayah tersebut, seperti Priangan, Kedu, dan Besuki. Priangan berada di Jawa Barat bagian selatan sebelah timur, yaitu Bandung dan sekitarnya. Kedu merupakan daerah yang mengelilingi sebelah utara sampai barat DI Yogyakarta, meliputi Magelang, Temanggung, Purworejo, dan lainnya.
Nama Kedu sendiri merupakan sebuah nama Desa dan Kecamatan yang berada di Temanggung. Sebagai tambahan, sebelumnya sempat didirikan Keresidenan Bagelen, yang terdiri dari Purworejo dan Kebumen, namun Keresidenan Bagelen bergabung dengan Keresidenan Kedu. Lalu daerah Besuki, yang disebut juga dengan daerah Tapal Kuda, karena bentuknya di peta, yang merupakan daerah di timur Pulau Jawa.
Sekian bahasan tentang plat nomor. Daerah kalian platnya yang mana nih?
Penulis: Hanan Syahrazad
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pemilik Plat Nomor Cantik Adalah Tipe Manusia Unggul