Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Daftar Kesalahan yang Lazim Dilakukan Saat Menyuapi Anak

Elif Hudayana oleh Elif Hudayana
3 Maret 2021
A A
Daftar Kesalahan yang Lazim Dilakukan Saat Menyuapi Anak Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sudah menjadi harapan umum para orang tua agar anaknya mendapatkan kehidupan yang baik. Mulai dari nutrisi hingga pendidikan, semuanya dipilih yang terbaik demi perkembangan optimal sang buah hati. Dengan keadaan demikian, tidak aneh rasanya jika kita melihat anak-anak yang sedari kecil sudah diikutkan berbagai kegiatan atau les tambahan di luar jam sekolah untuk menemukan minat dan bakatnya. Bukan hal yang tabu pula jika banyak anak usia dini yang sudah didaftarkan sekolah baik formal maupun non formal untuk mengasah pertumbuhan motoriknya.

Namun jangan keliru. Sebenarnya, orang tua dan keluarga adalah guru pertama anak. Mereka yang menjadi garda terdepan dan berkontribusi membangun fondasi nilai dan karakter anak sejak bayi. Terdengar klise memang, hanya saja untuk mendapatkan beberapa tujuan yang sebenarnya demi kebaikan anak juga, orang tua kerap melakukan kekeliruan yang bisa jadi tidak disadari. Seperti ketika menyuapi anak, misalnya.

Saya sering kali mengamati interaksi orang tua dengan anak, tak terkecuali saat menyuapi anak. Maklum saja, banyak tetangga saya yang rela keliling kampung agar si kecil mau menghabiskan seporsi makannya. Untuk makan saja, memang ada anak yang susahnya minta ampun. Alhasil, orang tua bakal memutar otak dan menggunakan berbagai cara demi mendaratnya sesuap nasi di lambung si kecil. Dalam usaha inilah orang tua (atau siapa pun yang menyuapinya) kerap melakukan kesalahan yang bisa jadi tidak mereka sadari.

Usaha yang berujung pada kesalahan pertama: pengenalan profesi yang salah

Salah satu profesi yang kerap dizalimi ketika menyuapi anak adalah dokter. Bagaimana tidak, dokter sering kali jadi senjata orang tua ketika anak menolak makan. Sekilas memang terlihat logis, karena jika anak mogok makan dan keterusan, akan berdampak buruk pada kesehatan yang berkaitan langsung dengan profesi dokter. Namun, lain ceritanya jika kita melihat usaha orang tua ini secara lebih terang.

“Adek mau makan nggak? Kalau Adek nggak mau makan nanti disuntik Pak Dokter, lho. Mau? Disuntik itu sakit. Adek mau disuntik? Makanya ayo aaa…”

Dengan logika yang masih sederhana, anak kecil jadi takut dengan dokter karena mereka berpikir jika dokter hanya datang untuk membuat mereka kesakitan disuntik. Si kecil pun mau makan sebab takut dengan dokter. Jika kemudian hari mereka selalu menangis ketika melihat dokter, harusnya orang tua menyadari bahwa ketakutan si kecil berasal dari benih yang mereka tanamkan sebelumnya.

Usaha yang berujung pada kesalahan kedua: ancaman

Lain orang tua, lain cara. Strategi lain untuk membuat anak mau makan yaitu dengan ancaman. Sependek pengamatan saya yang nggak serius-serius amat, cara ini sih yang kerap dilakukan. Orang tua tidak segan mengancam anaknya dengan berbagai hal. Misalnya, kehilangan mainan yang anak sukai karena diancam akan diberikan ke orang lain, tidak diajak pergi, bahkan akan ditelantarkan di luar rumah.

Cara ini mujarabnya bukan main. Maksudnya, mujarab bikin anak menangis ketakutan. Jika sudah begini, orang tua akan meningkatkan level ancamannya dan anak pun luluh ketakutan. Anak mau makan bukan karena harus makan, melainkan takut kehilangan mainan, takut ditinggal orang tua, dan takut disuruh main sendiri di luar rumah. Ketakutan-ketakutan lain pun akan mendominasi pertumbuhannya.

Baca Juga:

Jangan Terkecoh! Saya Jelaskan Kenapa Makan di Restoran All You Can Eat Itu Nggak Logis, Cuma Bikin Dompet Nangis

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

Usaha yang berujung pada kesalahan ketiga: berbohong

Jika bisa diberi rate, cara ini biasanya ada pada level paling mudah. Si kecil sudah mau makan, namun orang tua merasa belum cukup banyak. Akhirnya sebagai jurus pamungkas, mereka (terpaksa) berbohong.

“Adek, ini dikit lagi.” (Padahal masih ada setengah porsi)

“Terakhir ini, Dek.” (Bilangnya begitu, faktanya masih sisa empat suap)

“Ini satu suap lagi, aaa…” (Maksudnya setelah ini masih ada sesuap lagi)

“Lha, ini masih ada lauknya dikit, ayo habiskan.” (Dan nasi beserta lauknya pun baru beneran habis)

Anak-anak saat itu bisa saja tidak sadar, tapi jika cara ini terus-terusan dilakukan, lambat laun mereka akan menyadari jika ucapan orang dewasa tidak selalu benar. Parahnya, si kecil bisa jadi sangsi lantaran orang dewasa kerap berbohong. Mereka jadi sulit percaya dan malas mendengarnya lagi.

Ketimbang menghalalkan segala cara, alangkah lebih baik jika sedari kecil anak-anak dibiasakan dengan penjelasan yang sederhana namun logis agar dia mau melakukan sesuatu. Jadi, tidak mencederai logika berpikirnya gitu, loh.

BACA JUGA Kenapa Nama Anak ‘Queenzha’ Jadi Favorit Orang Tua Muda? dan tulisan Elif Hudayana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2021 oleh

Tags: makanmenyuapi anakParenting
Elif Hudayana

Elif Hudayana

Seorang dengan satu mulut dua telinga yang sedang belajar mendengarkan orang lain.

ArtikelTerkait

4 Pesan Drakor Juvenile Justice yang Penting untuk Parenting Terminal Mojok.co

4 Pesan Drakor Juvenile Justice yang Penting untuk Parenting

1 Maret 2022
Drakor The Penthouse War in Life terminal mojok

Walau Membagongkan bak Sinetron Indonesia, Berikut Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Drakor ‘The Penthouse’

23 Maret 2021
Mindfulness Parenting (Buku Mojok)

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

30 Juli 2025
parenting MOJOK

Sebenarnya, Seberapa Penting Rewarding dalam Parenting Itu?

20 Desember 2020
Memilih Setia sama Motor Tua daripada Selingkuh dengan Motor Baru terminal mojok.co

Dear Para Orangtua, Jangan Biarkan Anak Berkendara Jika Masih Di Bawah Umur

26 Juni 2019
Jangan Terkecoh! Saya Jelaskan Kenapa Makan di Restoran All You Can Eat Itu Nggak Logis, Cuma Bikin Dompet Nangis

Jangan Terkecoh! Saya Jelaskan Kenapa Makan di Restoran All You Can Eat Itu Nggak Logis, Cuma Bikin Dompet Nangis

15 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.