Ada pepetahan mengatakan, pelanggan adalah raja. Tapi, ingat, raja bisa digulingkan rakyatnya kalau tidak amanah. Begitu pula dengan pelanggan atau customer. Pelanggan bisa jadi musuh bersama kalau bersikap arogan. Setidaknya itulah yang saya pelajari dari perseteruan antara driver Shopee Food dan salah satu customernya di Sidoarum, Godean.
Sejak Jumat (04/07/2025) malam hingga Sabtu (05/07/2025) dini hari, media sosial ramai dengan aksi solidaritas driver Shopee Food di Sidoarum, Godean. Berdasar rekaman video yang beredar, kemungkinan ada ratusan driver yang mendatangi dan mengepung rumah customer.
Aksi solidaritas itu terjadi karena customer yang diketahui bekerja di bidang pelayaran bersikap arogan terhadap salah satu driver Shopee Food pada Kamis (03/07/2025) malam. Selain berdampak secara psikis, driver dan temannya juga mengalami penyerangan fisik.
Kronologi driver Shopee Food dan mas-mas pelayaran
Sikap arogan customer ke driver viral melalui akun Merapi Uncover. Tidak hanya sesama rekan driver, netizen terpantau ikut emosi membaca cerita dan menonton video rekaman yang beredar. Bagaimana tidak, customer yang mengaku bekerja di bidang pelayaran itu menggunakan nada tinggi dan memojokkan driver dengan mengancam memberi rating bintang satu.
Driver dan teman driver juga mendapat serangan fisik dari keluarga customer. Kalau tidak melarikan diri dan dilerai oleh warga sekitar, bukan tidak mungkin driver dan temannya babak belur.
Setelah ditelusuri lagi akar persoalannya, customer-lah yang melakukan kesalahan. Mas-mas pelayaran (begitu netizen menyebut) marah karena pesanannya lama dan terlambat 5 menit. Customer tersebut memilih layanan pengantaran “hemat” bukan “prioritas”, itu mengapa pesanannya lama. Driver Shopee Food sudah minta maaf dan berusaha menjelaskan konsekuensi memilih layanan pengantaran “hemat”. Namun, customer tersebut ngeyel dan ngotot.
Cerita dan video yang viral mendorong aksi solidaritas yang mengharukan. Driver Shopee Food berbondong-bondong menggeruduk lokasi kejadian pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Selain itu, netizen di media sosial tidak henti-hentinya mengirimkan doa baik dan mengawal kasus ini secara daring.
Mereka semua ingin memastikan driver dan temannya mendapat keadilan dan customer memperoleh ganjaran yang setimpal. Upaya itu berbuah manis. Mas-mas pelayaran sudah diamankan polisi dan sudah melakukan permintaan maaf secara terbuka. Customer akan diproses lebih lanjut setelahnya.
Baca halaman selanjutnya: Pelajaran berharga …
Pelajaran berharga bagi customer dan driver Shopee Food
Seperti yang sudah saya singgung di awal tulisan, pepatah “pembeli adalah raja” memang ada. Pepatah itu sebenarnya bermaksud baik, mengingatkan penyedia jasa atau barang untuk melayani pelanggan atau customer semaksimal mungkin.
Akan tetapi, ingat, di dalam kisah-kisah sejarah, banyak raja digulingkan karena tindakannya yang semena-mena. Agaknya bagian ini banyak dilupakan oleh pelanggan atau customer. Mereka bisa sewaktu-waktu jadi musuh bersama kalau bersikap semena-mena atau arogan. Dan, itu terjadi pada mas-mas pelayaran.
Di era digital seperti sekarang ini, customer sebaiknya memang lebih berhati-hati dalam bersikap. Sebenarnya tidak hanya customer sih, driver layanan online, dan berbagai pekerjaan lain yang menyediakan barang dan jasa juga perlu lebih bijak.
Sebenarnya tidak sulit untuk bersikap hati-hati. Kehati-hatian itu sebenarnya cerminan dari rasa empati dan rendah hati seseorang. Coba bayangkan, andai saja kalau “mas-mas pelayaran” nggak merasa paling benar dan mau mendengar penjelasan driver Shopee Food dan kawannya. Kejadian keterlambatan makanan tidak akan berbuah panjang seperti sekarang ini,
Satu hal yang disayangkan
Kita bisa memetik banyak pelajaran dari kejadian “mas-mas pelayaran” dan driver Shopee Food. Hanya saja, ada satu hal yang menurut saya kurang patut dicontoh yakni perusakan terhadap kendaraan polisi.
Menurut kabar beredar, kerumunan tidak langsung bubar walau mereka sudah mengetahui “mas-mas pelayaran” tidak berada di kediamannya. Pelaku sudah diamankan di Polresta Jogja. Kerumunan malah merusak satu mobil polisi yang berjaga di sana sedari malam.
Saya berusaha memahami. Mungkin kerumunan merasa kecewa tidak bisa langsung melihat dan menghukum mas-mas pelayaran. Bagaimanapun, amarah besar yang tersimpan di dalam hati perlu disalurkan. Itu mengapa kendaraan polisi jadi korbannya.Analisis kecil-kecilan lain, perusakan lain bisa jadi tidak dilakukan oleh teman-teman driver, melainkan oknum tidak bertanggung jawab.
Apa pun fakta di baliknya, sekalipun “mas-mas pelayaran” pantas jadi musuh bersama, saya tidak menyetujui tindakan-tindakan yang merusak semacam itu. Mari kita serahkan pada polisi serta terus mengawalnya hingga driver Shopee Food dan temannya mendapat keadilan.
Penulis: Nurvita Wijayanti
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
