Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Culture Shock Orang Wonosobo ketika Lewat Jalan Pantura: Udah Panas, Nggak Ada Pemandangan yang Bisa Dinikmati pula

Arzha Ali Rahmat oleh Arzha Ali Rahmat
24 Juli 2024
A A
Culture Shock Orang Wonosobo ketika Lewat Jalan Pantura: Udah Panas, Nggak Ada Pemandangan yang Bisa Dinikmati pula

Culture Shock Orang Wonosobo ketika Lewat Jalan Pantura: Udah Panas, Nggak Ada Pemandangan yang Bisa Dinikmati pula (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa sih yang nggak kenal Jalan Raya Pantura? Jalan yang ada di bagian utara Pulau Jawa ini sudah punya pamor karena suhunya yang panas, banyak lubang di mana-mana, dan pengendaranya yang sering ugal-ugalan.

Mungkin bagi orang-orang yang tinggal di daerah Pantura, hal-hal tersebut sudah jadi makanan sehari-hari. Tapi kan nggak semua orang beranggapan begitu. Apalagi saya, sebagai orang Wonosobo, sempat culture shock saat melewati jalan ini.

Panasnya dan jalannya yang rusak bikin nggak tahan!

Salah satu concern terbesar saya di Pantura adalah hawanya. Gila panas banget! Parahnya lagi panas di Pantura bukan cuma karena matahari yang terik atau panas khas daerah pesisir. Buat saya, di sini ada hal lain yang menyumbang panas, yaitu asap kendaraan yang nauzubillah dan minimnya tumbuhan yang bisa menghalau sinar matahari.

Tambah lagi kalau lewat jalan ini di siang hari, bisa-bisa saya gosong. Serius. Terkadang suhu panas ini juga ditambah dengan kemacetan yang mengular di Jalan Raya Pantura, bikin emosi naik.

Panas juga bukan satu-satunya hambatan, kalau kalian sering lewat Pantura pasti tahu kalau banyak ruas jalan yang rusak parah. Entah itu jalan bolong, nggak rata, atau jalan berdebu pasti kerap ditemukan di sini.

Sebenarnya sih nggak mengherankan kalau jalannya begini mengingat truk dan bus besar tiap hari lewat Pantura. Tapi kan ini salah satu jalan utama dan juga salah satu yang terbesar, harusnya pemerintah bisa dong bikin jalan yang lebih proper dan nggak rusak tiap tahun?

Bayangin, sudah jalannya panas, rusak, banyak mobil gede lewat, sering macet lagi. Siapa juga yang nggak sebel kalau begitu terus?

Nggak ada yang bisa dinikmati di sepanjang Jalan Pantura

Sebagai orang yang tinggal di dataran tinggi, saya sering berkendara santai sambil melihat pemandangan sekitar. Kadang bisa liat gunung, kadang kebun, atau sekadar rumah-rumah warga. Entah mengapa rasanya nyaman, segar, dan bikin tenang.

Baca Juga:

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

Jalan Daendels Pansela Tidak Kalah Hancur dari Pantura, Tak Layak Dilewati padahal Menyimpan Potensi

Jalan naik turun juga nggak jadi masalah. Senggaknya kalau di daerah saya ada yang bisa dinikmati di pinggir jalan.

Kalau di Pantura mana bisa begitu. Nggak usah sok-sokan mau jalan santai, deh, di Pantura hampir nggak ada yang bisa dinikmati. Pemandangan saja hampir nggak ada, dan kalau sedang sial, bisa-bisa malah diklaksonin kendaraan lain gara-gara laju kendaraan kita yang terlalu lambat. Hadeh.

Satu-satunya “pemandangan” yang bisa saya nikmati di Pantura itu kalau sudah masuk pusat kota. Misal lewat daerah Alun-Alun Kota Demak atau lewat perbatasan Demak dan Kudus. Selain itu? Ya cuma bisa liat debu beterbangan, kendaraan saling salip-salipan, pabrik di kanan kiri, rumput kering, dan truk tronton yang mengeluarkan asap hitam.

Tapi kan ini cuma pendapat saya

Tapi, eh, tapi sebelum kepala kalian panas dan mulai mengetik komentar pedas, saya mau bilang kalau Jalan Pantura itu nggak sepenuhnya jelek. Justru dengan adanya Jalan Pantura orang-orang yang mau mudik atau bepergian jauh jadi lebih mudah.

Jalan Raya Pantura juga jadi tempat banyak orang mengais rezeki. Ada yang bikin warung makan, bikin minimarket, jualan di pinggir jalan, buka bengkel, buka tambal ban, dan sebagainya. Jadi dengan adanya Jalan Pantura masyarakat juga kena efek positifnya.

Cuma sebagai orang dataran tinggi yang terbiasa dengan jalan yang santai, nggak semrawut, dan pemandangan di kanan kiri, saya agak kaget saat lewat jalan ini. Bahkan kalau dibandingkan Jalan Pantai Selatan perbedaannya sangat jauh.

Dan kalau mau diulik, kejelekan Pantura yang sering dikeluhkan orang juga ada hubungannya dengan pemerintah setempat. Karena sejatinya jalan yang bagus dan terjaga itu kan tanggung jawabnya pemerintah.

Mungkin dengan sedikit touch up Jalan Pantura bisa jadi jalan yang nyaman bagi semua orang. Nggak cuma panjang doang, tapi juga bisa jadi jalan yang dirindukan oleh semua pengguna jalan.

Penulis: Arzha Ali Rahmat
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jangan Punya Rumah Dekat Jalur Pantura kalau Nggak Siap Menghadapi Hawa Panas dan Truk Tronton “Nyasar”.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Juli 2024 oleh

Tags: jalan raya panturajalur panturapanturawonosobo
Arzha Ali Rahmat

Arzha Ali Rahmat

ArtikelTerkait

Nestapa Belasan Tahun Tinggal di Wadaslintang Wonosobo: Tersisihkan dan Hanya Bisa Bergantung pada Kabupaten Sebelah

Nestapa Belasan Tahun Tinggal di Wadaslintang Wonosobo: Tersisihkan dan Hanya Bisa Bergantung pada Kabupaten Sebelah

10 Juli 2024
3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara Mojok.co

3 Hal yang Membuat Lamongan Semakin Payah Dibanding Tuban, padahal Dahulu Setara

25 Oktober 2025
Mencoba Berprasangka Baik terhadap Gelapnya Jalan Raya Pantura Lamongan

Mencoba Berprasangka Baik terhadap Gelapnya Jalan Raya Pantura Lamongan

19 April 2023
Tak Ada yang Lebih Sabar ketimbang Pengguna City Car di Wonosobo

Tak Ada yang Lebih Sabar ketimbang Pengguna City Car di Wonosobo

14 Januari 2022
Narasi Tak Lengkap Reaktivasi Rel Kereta Api Purwokerto-Wonosobo Bikin Masyarakat Geger dan Berharap yang Tidak-tidak

Narasi Tak Lengkap Reaktivasi Rel Kereta Api Purwokerto-Wonosobo Bikin Masyarakat Geger dan Berharap yang Tidak-tidak

1 September 2024
Tips Plesiran ke Dieng Wonosobo agar Terhindar dari Pungli dan Tidak Pulang Bergelar Almarhum

Tips Plesiran ke Dieng Wonosobo agar Terhindar dari Pungli dan Tidak Pulang Bergelar Almarhum

17 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.