Ada miliaran cerita dalam film dan serial. Sangat mungkin terdapat kesamaan dalam beberapa aspek. Salah satu kesamaan terdapat pada serial Naruto dan Game of Thrones (GoT).
Penemuan yang tidak penting-penting amat ini bermula dari kegabutan yang paripurna. Setelah musim delapan berakhir lebih dari setahun lalu, saya kembali menonton GoT. Masih terasa menarik, walaupun plot twist-nya tidak semengagetkan waktu nonton pertama kali.
Setelah menonton ulang GoT, saya menemukan beberapa persamaan dengan serial anime Naruto yang berjumlah 500 episode itu. Persamaan tidak plek-ketiplek, tapi cukup mendasar.
Semua berawal dari cinta yang pupus
Robert Baratheon memberontak terhadap Raja Aerys II Targaryen yang kala itu memerintah Seven Kingdoms. Ada tujuh kerajaan yang tergabung dalam Seven Kingdoms. Pemberontakan Robert Baratheon dari Kerajaan Storm’s End mendapat dukungan kerajaan lain seperti Winterfell.
Awal mula pemberontakan berasal dari informasi yang Robert Baratheon utarakan. Dia berkata bahwa anak Raja Aerys II Targaryen yang bernama Rhaegar Targaryen telah menculik dan memperkosa Lyanna Stark, salah satu putri di Winterfell.
Pemberontakan berhasil dan raja turun dari takhta. Tidak hanya itu, Robert Baratheon juga membunuh semua keturunan keluarga Targaryen. Tapi Rhaegar Targaryen dan Daenerys Targaryen bisa selamat dari kejadian itu.
Di kemudian hari, fakta terungkap. Informasi dari Robert Baratheon yang menjadi awal mula pemberontakan hanya bohong belaka. Dia sebenarnya cemburu karena Lyanna Stark, perempuan yang dia cintai, lebih memilih Rhaegar Targaryen dan menikah secara diam-diam. Dia membuat fitnah agar orang-orang menganggap bahwa keluarga Targaryen perlu musnah.
Alasan cinta juga menjadi awal mula konflik di serial Naruto. Kala itu, Uchiha Obito menyukai Nohara Rin. Sayangnya, Rin lebih tertarik dengan Hatake Kakashi yang tampak lebih hebat dan cerdas. Obito, Rin, dan Kakashi berada dalam satu tim ninja dan mereka bersahabat. Mereka berasal dari Desa Konohagakure.
Pada sebuah misi, Kakashi terluka di bagian mata. Sementara Obito tertindih batu besar. Setengah badannya remuk. Tersebab mustahil untuk selamat, Obito meminta Rin dan Kakashi untuk pergi untuk menghindari musuh. Sebelum Rin dan Kakashi pergi, Obito memberikan satu mata berkekuatan sharingan kepada Kakashi sebagai hadiah kenaikan tingkat ninja. Obito ingin mata pemberiannya menjadi pengganti mata Kakashi yang terluka.
Rin dan Kakashi akhirnya meninggalkan Obito. Ternyata Obito tidak meninggal. Uchiha Madara dan Zetsu menyelamatkan dan memulihkannya. Setelah pulih, Obito ingin sekali kembali ke desa dan bertemu dengan Rin serta Kakashi.
Suatu ketika, Obito mendapat informasi dari Zetsu bahwa Rin dan Kakashi berada dalam pertempuran. Obito seketika pergi dari persembunyian untuk membantu mereka. Keadaan tidak menguntungkan bagi Rin dan Kakashi saat melawan ninja dari Desa Kirigakure.
Ternyata Desa Kirigakure ingin menjadikan Rin sebagai jinchuriki atau tubuh untuk menyegel bijuu. Saat keadaan semakin mendesak, Kakashi menggunakan jurus raikiri. Rin tiba-tiba saja berdiri di depan Kakashi saat hendak melakukan jurus. Sepertinya Rin memilih mati di tangan temannya daripada musuhnya.
Di saat yang sama, Obito melihat kejadian saat Kakashi “membunuh” Rin. Dia sangat sedih dan marah. Sejak saat itu, Obito menjadi jahat dan ingin balas dendam. Kekuatan mata Obito kemudian meningkat menjadi mangekyou sharingan. Setelah itu, Obito membentuk kelompok Akatsuki yang punya andil besar dalam kekacauan dunia ke depannya. Masalah itu pula yang kemudian menjadi pemicu Perang Dunia Ninja Keempat.
Karakter utama yang bermasalah dengan identitas orangtua
Salah satu karakter utama Game of Thrones bernama Jon Snow. Awalnya, semua orang hanya tahu bahwa Jon Snow merupakan anak haram Ned Stark, Raja Kerajaan Winterfell. Tidak ada yang tahu identitas ibunya.
Semakin berjalannya waktu, tepatnya di musim terakhir, terungkap fakta bahwa Jon Snow merupakan anak Rhaegar Targaryen dan Lyanna Stark. Jon Snow merupakan cucu raja dan pemilik hak atas Iron Thrones di Seven Kingdoms setelah Rhaegar Targaryen meninggal.
Identitas orang tua juga menjadi masalah bagi Naruto. Sejak kecil dia hidup seorang diri. Banyak orang yang tahu identitas orang tua Naruto. Namun, mereka diam atas perintah Hokage Ketiga atau pemimpin Desa Konohagakure. Orang tua Naruto meninggal dalam sebuah serangan bijuu musang ekor sembilan di desa. Seiring berjalannya waktu, Naruto mengetahui bahwa dia merupakan anak dari Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Minato merupakan Yondaime Hokage atau Hokage Keempat.
Jon Snow dan Naruto sama-sama bermasalah dengan identitas orang tuanya. Mereka juga sama-sama keturunan dari pemimpin. Jon Snow dan Naruto juga sama-sama terasing dari masyarakat akibat identitas orang tuanya. Jon Snow selalu merasa asing di keluarga Winterfell lantaran dianggap anak haram, terutama oleh istri Ned Stark. Sementara Naruto menjadi olok-olok masyarakat Konohagakure setelah ayahnya menyegel bijuu musang ekor sembilan di tubuhnya. Mereka sama-sama terasing di masyarakatnya sendiri.
Peran naga dan bijuu
Kerajaan Targaryen menjadi penakluk Seven Kingdoms lantaran memiliki naga. Mereka bisa membakar kota dalam hitungan menit. Adanya naga menjadi kekuatan penting dalam menghadapi musuh. Nantinya naga menjadi kunci kemenangan Daenarys Targaryan dalam perang melawan Ratu Cersei yang menguasai ibukota Seven Kingdoms, King’s Landing.
Kalau di Game of Thrones ada naga, di Naruto ada bijuu. Secara pengertian umum, bijuu merupakan energi berbentuk monster hewan. Ada sembilan bijuu dengan penampakan hewan yang berbeda-beda. Setiap bijuu memiliki jumlah ekor yang berbeda, dari satu sampai sembilan. Sama seperti naga, Biju juga memiliki peran sangat penting dalam akhir Perang Dunia Ninja Keempat.
Berawal dari konflik antar manusia sampai dengan zombi
Awalnya tujuh kerajaan yang ada di Game of Thrones saling bertikai. Satu sama lain membentuk aliansi untuk menyerang pihak yang bertentangan. Namun, ada fakta baru bahwa Night Walker, sejenis pasukan mayat hidup hendak menyerang manusia. Mereka berada dalam pimpinan Night King sebagai pembangkit mayat.
Sama halnya dengan yang terjadi di serial Naruto. Awalnya antardesa saling bertikai. Namun, mereka menjadi satu kekuatan untuk menghadapi musuh bersama di Perang Dunia Ninja Keempat. Pada perang itu, mereka akan bertarung dengan mayat yang hidup kembali.
Kabuto, salah satu ninja medis membangkitkan para mayat dengan edo tensei. Melawan mayat hidup di Naruto lebih berat dari Game of Thrones. Mayat edo tensei masih bisa bicara dan biasanya berasal dari keluarga, rekan, bahkan guru dari orang yang dilawan. Jadi sangat dilematis untuk melawan orang yang mereka cintai dahulu.
Selain beberapa poin di atas, satu persamaan besar dari Game of Thrones dan Naruto yaitu sama-sama menyenangkan dalam menontonnya. GoT banyak mengajarkan sistem kenegaraan, hubungan agama dengan kerajaan, politik, sampai pembebasan budak. Sedangkan serial Naruto banyak menggambarkan karakter dengan latar belakang yang kuat, loyalitas, kerja keras, pengorbanan, dan yang tidak kalah penting soundtrack yang memorable.
Dalam hal pendalaman karakter, sampai saat ini saya bahkan masih sedih saat mengingat perjalanan hidup Naruto. Bagaimana dia hidup tanpa teman sampai menjadi Hokage. Bagaimana setiap harinya dia makan mi instan karena tidak ada yang memasak di rumah. Mi instan bukan hanya lambang dari kemudahan penyajian, tapi juga sebagai lambang dari teman dalam kesendirian, tanpa keluarga.
Sumber gambar: Wikimedia Commons
BACA JUGA Konsekuensi Memberi Predikat ‘Paling’ dalam Menilai Film atau Serial dan tulisan Sirojul Khafid lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.