Cocoklogi Patung Hera Palace sebagai Simbol Dewi Hera dalam Karakter Shim Su-ryeon ‘The Penthouse’

mitologi dewi hera dalam drakor the penthouse

Meskipun sudah mengakhiri season kedua minggu lalu, drakor The Penthouse: War In Life tidak ada habisnya untuk dibahas dan dikulik. Kehebatan penulis naskah drama ini dalam membuat plot twist yang bikin pening sepertinya berhasil men-trigger penonton dengan liar membuat teorinya masing-masing, bahkan dari detail kecil dalam drama yang mengisahkan konflik para penghuni Hera Palace tersebut.

Salah satu hal yang menarik bagi saya adalah patung Hera Palace yang sangat ikonik. Saya ingat pernah melihat salah seorang pengguna Twitter yang mencuit bahwa seluruh penghuni Hera Palace tidak ada yang bisa dipercaya kecuali patung tempat Min Seol-a mendarat di pembukaan season 1 drama ini. Lantas, bagaimana jika patung tersebut memiliki makna tersendiri?

Mengingat bagaimana penulis naskah membuat begitu banyak twist, rasanya tidak mungkin patung Dewi Hera yang menjadi ikon Hera Palace dipilih secara sembarangan atau sebatas agar terdengar mewah saja. Shim Su-ryeon adalah Dewi Hera dalam penthouse. Ini adalah cocoklogi ngawur yang muncul di kepala saya saat mencoba berteori mengaitkan patung Hera Palace dengan jalan cerita The Penthouse.

Mari kita mulai dari penamaan Hera Palace yang kalau diartikan secara harfiah adalah istana Hera. Sejak awal season 1, kita dikenalkan bahwa pemilik penthouse lantai 100 adalah Shim Su-ryeon. Penghuni lantai lain dari Hera Palace beberapa kali menyebutkan bahwa Su-ryeon adalah pemilik Penthouse seolah hal itu membuat dirinya memiliki derajat yang lebih tinggi. Kalau kita ibaratkan sebuah kerajaan, maka Shim Su-ryeon adalah ratunya. Sama seperti Dewi Hera yang dalam mitologi Yunani merupakan Ratu Olympus.

Masih soal patung Hera Palace, kita semua pasti masih ingat bahwa Min Seol-a jatuh dari lantai 47 dan mendarat di pangkuan patung Dewi Hera. Jika ditilik lebih jauh, peristiwa yang menewaskan dirinya itu akhirnya mempertemukan dia ke pangkuan ibunya yaitu, Su-ryeon.

Hal lain yang membuat saya jadi berpikir Bunda Su-ryeon adalah penggambaran sosok Dewi Hera adalah karakter yang keibuan yang dia miliki. Jika memilih siapa ibu terbaik di Hera Palace, pasti semua menjawab Bunda Su-ryeon. Blio adalah simbol seorang wanita yang tangguh sekaligus ibu yang melindungi anaknya. Dalam mitologi Yunani sendiri, Dewi Hera merupakan Dewi Penikahan, Perempuan, dan Kelahiran.

Meskipun merupakan Dewi Pernikahan, pernikahan Dewi Hera dengan Dewa Zeus juga tidak bisa dibilang bahagia. Dewi Hera berakhir menikahi Dewa Zeus yang suka berselingkuh karena dijebak. Bukankah ini juga terjadi pada Su-ryeon? Shim Su-ryeon menikahi Joo Dan-tae lantaran dirinya ditipu oleh tokoh paling dajjal dalam drama The Penthouse tersebut. Dia mengira Joo Dan-tae adalah sosok pria baik yang menolong dia dan bayinya, padahal pria itu justru adalah awal mula dari kesengsaraan hidupnya.

Kemudian yang membuat saya semakin merasa bahwa Shim Su-ryeon adalah penggambaran sosok Dewi Hera adalah plot The Penthouse yang berfokus pada pembalasan dendam Shim Su-ryeon kepada Joo Dan-tae. Alasan Su-ryeon masih bertahan dan begitu kuat adalah tekad yang ia miliki untuk membalas kejahatan Joo Dan-tae dan warga Hera Palace lainnya.

Seolah pembalasan dendam dan Shim Su-ryeon adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, bahkan di season 3 nanti mengingat bagaimana akhir season 2 kemarin kembali merenggut orang terdekat Su-ryeon. Sama seperti Su-ryeon, dalam kisah Dewa Dewi Olympus, Hera adalah sosok yang pendendam.  Dia membalas setiap wanita yang menjadi selingkuhan Zeus dan bahkan sempat memberontak kepada Zeus bersama Dewa dan Dewi lainnya.

Namun ada yang berbeda, Hera pada akhirnya kembali tunduk pada Zeus dan tetap menjadi istrinya, sedangkan Su-ryeon berhasil lepas dari Joo Dan-tae dan membalaskan dendamnya kepada laki-laki jahat tidak tahu diri itu. Ah, jadi makin tidak sabar menunggu season 3-nya~

Sumber Gambar: YouTube DowithloveEXO Drama

BACA JUGA Walau Membagongkan bak Sinetron Indonesia, Berikut Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Drakor ‘The Penthouse’ dan tulisan Nikmatul Qoriah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version