Cimenyan, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Bandung

Cimenyan, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Bandung Mojok.co

Cimenyan, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Bandung (unsplah.com)

Sewaktu masih lajang dahulu, saya sering berkelana ke berbagai tempat wisata di kawasan Bandung Raya. Salah satu kawasan yang sering saya kunjungi adalah tempat wisata yang ada di Kecamatan Cimenyan. Sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di Kecamatan Cimenyan, saya mengira kecamatan ini termasuk bagian dari Kota Bandung karena jaraknya yang tidak begitu jauh. Namun, setelah saya selidiki lagi, ternyata Kecamatan Cimenyan bagian dari Kabupaten Bandung.

Sedikit gambaran, Cimenyan merupakan kecamatan paling utara di Kabupaten Bandung. Kalau mengamati peta Kabupaten Bandung, lokasi Kecamatan Cimenyan seperti terisolasi dan terpisah dengan kecamatan lainnya. Letak geografis yang terisolasi inilah yang membuat Cimenyan menjadi daerah yang menyedihkan. 

#1 Terlalu jauh dari Soreang sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bandung

Warga Cimenyan Bandung sangat repot kalau mengurus keperluan administrasi dan birokrasi. Hal-hal semcam ini biasanya dilakukan di Soreang, pusat Kabupaten Bandung, yang berjarak 30 km atau memakan waktu hingga sejam. Lebih repotnya lagi, tidak ada transportasi umum yang langsung membawa warga dari Cimenyan ke Soreang. Warga arus naik angkutan umum beberapa kali ketika hendak menuju Soreang. Ditambah akses dari Cimenyan menuju Soreang harus melewati Kota Bandung terlebih dahulu, yang dimana Kota Bandung jalannya langganan macet yang sangat menguji kesabaran.

#2 Tidak ada rumah sakit dan SMA negeri

Secara administratif, Cimenyan memang masuk Kabupaten Bandung. Namun, mayoritas warganya bergantung pada Kota Bandung untuk kebutuhan dan aktivitas sehari-hari. Misalnya saja, fasilitas kesehatan dan pendidikan. Selain jarak yang dekat, Cimenyan belum memiliki rumah sakit dan SMA negeri yang berkualitas.

Teman saya yang tinggal di Cimenyan bercerita, banyak tetangganya yang berobat ke rumah sakit Kota Bandung seperti RS Borromeus dan RSUD Ujung Berung. Dua rumah sakit itu punya jarak yang dekat. Fenomena serupa juga terjadi di sektor pendidikan. Sejak puluhan tahun silam, anak-anak Kecamatan Cimenyan banyak yang bersekolah di Kota Bandung, baik sekolah negeri maupun swasta. Asal tahu saja, sampai saat ini artikel ditulis, di Kecamatan Cimenyan belum ada satu pun sekolah SMA Negeri/Sederajat. Itu mengapa, kebutuhan gedung SMA Negeri di Kecamatan Cimenyan sangat diidam-idamkan. 

Fenomena itu sedikit bergeser setelah sistem zonasi diterapkan. Anak-anak dari Kecamatan Cimenyan yang ingin melanjutkan SMA Negeri di Kota Bandung harus belajar ekstra keras karena tidak masuk dalam zonasi sekolah Kota Bandung. Itu mengapa, saat ini lebih banyak anak-anak dari Cimenyan  yang melanjutkan ke SMA swasta daripada SMA negeri.  

#3 Kondisi Cimenyan Bandung saat ini

Saya rasa kondisi yang terakhir ini yang paling menyedihkan bagi Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. kecamatan ini mengalami alih fungsi lahan yang cukup mengkhawatirkan dan sudah terjadi cukup lama. Saya masih ingat betul, dahulu daerah ini merupakan kawasan yang hijau dan lahan tidur. Kondisinya jauh berbeda dengan saat ini yang sudah sesak dengan cluster perumahan, perkebunan, berbagai resort, dan cafe.

Sejauh pengamatan saya, Cimenyan yang sesak tidak terlepas dari Kota Bandung yang kian padat. Pembangunan perlahan merangsek ke arah Cimenyan karena dekat dengan  Dago,  kawasan wisata favorit di Kota Bandung. Selain itu, faktor yang menyebabkan peralihan fungsi lahan di Cimenyan karena ketidaktegasan implementasi peraturan tata ruang wilayah dari pemerintah provinsi dan kabupaten. Tidak bisa dipungkiri, ketidaktegasan ini yang memberi andil besar pada kerusakan alam di sana.

Saya rasa poin-poin di atas cukup bisa menggambarkan betapa menyedihkannya Kecamatan Cimenyan. Itu mengapa,  saya berharap kepada Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Bandung yang nanti terpilih lebih memperhatikan Kecamatan Cimenyan. Jangan biarkan kecamatan ini tidak terurus dan berubah menjadi lebih menyedihkan lagi.

Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Alasan Orang Bandung Menghindari Plesir ke Lembang 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version