Kabar mengenai Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Cianjur Selatan terus bergulir. Informasi terbaru, bupati Cianjur mendukung wacana pemekaran daerah yang bakal mencakup Kecamatan Campaka hingga Agrabinta. Wacana ini digadang-gadang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Cianjur sisi selatan.
Asal tahu saja, Kabupaten Cianjur sangatlah luas, mencapai lebih dari 3.000 kilometer persegi. Catatan ini menjadikan Cianjur sebagai kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa. Wilayah yang terlalu luas ini mempersulit pemerintah setempat untuk mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan.
Sejujurnya, wacana pemekaran Cianjur Selatan menjadi kabupaten baru adalah agenda yang baik. Hanya saja, sebagai warlok alias warga lokal, saya merasa Cianjur sisi selatan masih belum siap menjadi kabupaten baru. Saya takut rencana yang bertujuan baik ini jadi berantakan karena persiapan kurang matang.
Masih banyak jalan rusak dan pembangunan mangkrak di Cianjur sisi selatan
Saya memang hanya warlok Cianjur biasa, bukan ahli perencanaan ruang atau semacamnya. Dari kacamata orang biasa yang sehari-hari hidup di daerah ini, saya tahu betul Cianjur sisi selatan belum siap jadi DOB. Hal yang paling mendasar, infrastruktur, di daerah ini masih banyak kekurangan. Jalanan di wilayah ini masih bobrok, penerangan alakadarnya, sering terjadi banjir rob di banyak titik. Belum lagi ancaman bencana alam gempa bumi, banjir, dan tanah longsor yang beberapa waktu terakhir terjadi. Pokoknya banyak banget deh masalahnya. Kasihan kalau jadi daerah baru dan harus menghadapi persoalan itu sendiri.
Tantangan lain, Cianjur sisi selatan belum punya fasilitas vital yang memadai. Misal, rumah sakit yang memadai, sinyal provider masih timbul tenggelam. Belum lagi beberapa proyek mangkrak peninggalan bupati sebelumnya juga tidak kunjung diselesaikan. Daerah ini masih punya banyak pekerjaan rumah sebelum layak jadi kabupaten baru.
Belum mandiri secara ekonomi
Cianjur sisi selatan juga belum mandiri secara ekonomi dan perjalanan menuju ke sana masih sangat jauh. Potensi daerahnya belum dikelola dengan baik. Itu mengapa, apabila wacana DOB direalisasikan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten ini akan sangat lemah. Bukan tidak mungkin, nantinya, Cianjur Selatan malah membebani APBD Jawa Barat secara terus menerus.
Kenapa kemandirian ekonomi jadi prasyarat dalam pembentukan kabupaten baru? Itu karena DOB membutuhkan pembiayaan operasional pemerintahan, pembangunan infrastruktur, pelayanan publik hingga belanja modal. Kemandirian ekonomi harus bisa mendorong daerah mengembangkan sektor unggulan dan menarik investasi. Ini bisa jadi sebagai tolak ukur apakah pemekaran wilayah membawa manfaat nyata bagi masyarakat atau tidak?
Bayangkan, suatu daerah otonomi baru dengan ekonomi yang tidak relatif stabil, potensi konflik sosial akibat ketimpangan dan ketidakpuasan pada pelayanan publik dapat terjadi. Sehingga menyebabkan, pembangunan struktur sosial-politik baru susah terwujud. Hasilnya, cuma menambah sederet kabupaten termiskin dan terbelakang di data BPS aja.
Sumber daya manusia Cianjur belum siap
Perlu diketahui, Cianjur berada di urutan pertama dari bawah perihal indeks pembangunan manusia se-Jawa Barat. Artinya, perlu usaha ekstra keras untuk membentuk kabupaten baru. Sebab, orang Cianjur yang nantinya akan menjadi motor penggerak dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik serta pengelolaan pembangunan dan keuangan daerah. Itu mengapa kesiapan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia jadi hal yang penting.
Bisa dibayangkan, sebuah daerah baru memerlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional dan kompeten dan tentunya harus berpengetahuan lokal agar mampu menggali potensi ekonomi, sosial dan budaya malah diisi oleh orang-orang luar karena ketidaksiapan warga lokalnya untuk mengisinya.
Kesiapan warga lokal Cianjur Selatan dapat menentukan sejauh mana pada akhirnya daerah baru tersebut dapat berdiri dan tidak bergantung pada struktural pemerintah di atasnya. Dan hari ini, dengan latar belakang IPM Cianjur terendah se-Jawa Barat sudah sejauh mana kesiapan tersebut?
Di atas beberapa alasan yang membuat saya ragu akan wacana pemekaran Kabupaten Cianjur Selatan. Daerah ini jauh dari kata siap untuk memiliki kabupaten baru. Itu mengapa saya menyarankan mereka yang “di atas” untuk memikirkan ulang rencana ini.
Penulis: Maulana Ihsan
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jogja Memang Istimewa, tapi Mohon Maaf Bandung Lebih Nyaman untuk Ditinggali
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















