Chromebook Ternyata Tidak Seburuk yang Dibicarakan Orang-orang

Chromebook Ternyata Tidak Seburuk yang Dibicarakan Orang-orang UMR Cianjur

Chromebook Ternyata Tidak Seburuk yang Dibicarakan Orang-orang (Pixabay.com)

Chromebook, nyatanya, tak seburuk yang orang-orang pikirkan

Laptop atau notebook kini menjadi salah satu perangkat yang penting untuk berbagai bidang, mulai dari bekerja hingga belajar. Seiring berjalannya teknologi, berbagai jenis laptop pun bermunculan dengan menawarkan keunggulan tersendiri. Mulai dari harga yang pas-pasan hingga yang paling mahal sekalipun.

Salah satu laptop paling murah saat ini adalah Chromebook. Chromebook merupakan laptop atau notebook yang menggunakan Chrome sebagai sistem operasi utamanya. Meskipun terbilang baru, Chromebook cukup laris di berbagai negara di Eropa karena sangat ringan dalam pengoperasiannya.

Bahkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sempat hendak meluncurkan pengadaan ribuan Chromebook untuk anak sekolah. Meskipun, harga yang disematkan oleh pemerintah sangat tidak masuk akal, sekitar Rp10 juta per unit dengan spesifikasi Chromebook standar. Hal itu tidak akan menjadi masalah jika Samsung Galaxy Chromebook yang jadi pilihan.

Sebulan yang lalu, saya memberanikan diri untuk membeli Chromebook sebagai perangkat untuk menyiapkan skripsi dan pekerjaan saya. Merk dan tipe yang saya beli adalah HP Chromebook G8, sebuah perangkat dengan spesifikasi seadanya tapi sangat mampu memenuhi segala kebutuhan kantoran dan hiburan dengan sangat baik.

Chromebook ini memiliki memori internal sebesar 16 GB, ya kamu tidak salah baca. Selain itu, juga dilengkapi dengan RAM 4 GB, layar prosesor Intel Celeron N4020, dengan layar 11,6 inch TFT LCD LED Backlight beresolusi HD sebesar 1266 x 768 piksel. Tentu, spesifikasi tersebut jauh dari kata gahar, dan pastinya tidak bisa dipakai untuk bermain FIFA 2022. Harganya pun sangat terjangkau, hanya di kisaran Rp2,3 jutaan.

Akan tetapi, sistem operasi Chrome OS yang tersemat di dalamnya membuat spesifikasi tersebut terasa sangat kuat dan cepat. Hal ini menepis berbagai anggapan bahwa spesifikasi Chromebook itu kentang dan tidak cocok untuk bekerja atau belajar. Padahal, segalanya ditentukan oleh kebutuhan.

Chrome OS memang mengharuskan kita untuk terhubung ke internet agar bisa membuka berbagai aplikasi di dalamnya. Tetapi, hal itu tidak sepenuhnya benar, Chromebook bisa menginstall aplikasi offline melalui PlayStore dan menggunakannya secara leluasa meskipun tanpa internet.

Ngomong-ngomong soal internet, sekarang laptop mana sih yang nggak butuh internet? Untuk nonton YouTube, chat mantan, denger Spotify, atau sambat di Twitter pun butuh internet. Sehingga, tentu hal itu tidak menjadi permasalahan berarti bagi saya.

Saya yang bekerja sebagai jurnalis, penulis, dan web developer tetap bisa menggunakan Chromebook dengan efektif. Terlebih, baterainya yang sangat awet karena bisa tahan lebih dari 8 jam. Tentu itu adalah sebuah pencapaian hebat dari sebuah laptop. Keyboard yang dipasang pun sangat enak dipakai untuk mengetik, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut.

Selain itu, banyak orang yang mengatakan bahwa Chromebook itu tidak bisa dipakai untuk coding. Memang jika untuk backend berskala besar dan berat, tentu laptop ini tidak bisa menyanggupinya, tapi kalau untuk bikin HTML, PHP, sampai Javascript bisa dengan mudah saya lakukan dengan berbagai ekstensi yang ada di Chrome.

Tidak hanya itu, laptop ini bisa dibilang sangat aman dari virus. Sebab, laptop ini tidak mengizinkan penggunanya menginstall aplikasi sembarangan. Bahkan, ada beberapa format file yang tidak bisa dikopi ke memori internal Chromebook. Meskipun terkesan ribet, laptop ini tidak membuat kita menunggu lama ketika proses start up hanya untuk melihat loading Smadav.

Chromebook pun sangat bisa digunakan bagi para kreator digital yang senang menggambar. Akan tetapi, tentu membutuhkan Chromebook dengan spesifikasi yang lebih tinggi, seperti Samsung Galaxy Chromebook yang bisa dilipat dan memiliki stylus. Namun, jika kamu hanya memiliki Chromebook standar, untuk edit grafis dan foto di Canva dan Figma juga sangat oke, kok!

Laptop pada umumnya memiliki bobot yang sangat berat, sementara Chromebook ini ringan banget. Bahkan, saya bisa mengangkatnya dengan satu tangan tanpa takut laptop ini terjatuh, hampir sama seperti memegang tablet premium. Bahkan, ketika disimpan ke tas pun tidak terlalu membuat pundak sakit, huhu..

Soal update, Google sangat baik sekali pada sistem operasi buatannya ini. Kamu bisa mendapatkan update sampai bertahun-tahun. Untuk HP Chromebook 11 G8 ini, saya mendapatkan update hingga 2027. Tentu ini waktu yang lama, penggunanya tidak akan ketinggalan dengan fitur-fitur baru setiap pembaharuan terjadi.

Tidak hanya itu, banyak juga yang bilang kalau Chromebook ini tidak bisa menggunakan Microsoft Office. Microsoft memang menghentikan semua aplikasi Androidnya, tapi kamu tetap bisa menulis, menyusun presentasi, dan menghitung di excel lewat aplikasi web yang disediakannya. Sama seperti Google Docs, sehingga tidak akan terlalu memakan ruang.

Beberapa teman menilai saya terlalu berani untuk menyusun skripsi dengan Chromebook, tetapi apa salahnya? Saya akan buktikan bahwa Chromebook ini tetap layak guna bagi mereka yang bisa menyesuaikan kebutuhannya. Jangan hanya pengin spek gahar tapi dipake cuma buat ngetik di Microsoft Word, malu sama prosesor. 

Itulah sedikit review saya tentang Chromebook. Yang jelas, gawai ini tak seburuk yang orang-orang bilang. Malah, sedikit melebihi ekspektasi saya. Jadi, kalau memang berminat, nggak usah ragu-ragu, gas saja!

Penulis: Muhammad Afsal Fauzan S.
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Axioo MyBook 14F, Best Deal Rekomendasi Laptop di Bawah Rp5 Juta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version