Chef Devina, Cahaya Penyelamat bagi Kita yang Nggak Bisa Masak

Chef Devina, penyelamat bagi kita semua yang nggak dong apa-apa tentang masak-memasak

“Cewek itu harus bisa masak, pokoknya harus!”

Jujur saya jelah karena terlalu banyak mendengar ungkapan serupa. Seolah-olah segala usaha yang menyangkut urusan rumah dan anak adalah kewajiban perempuan saja, terutama perihal mengolah makanan. Memasak di kalangan masyarakat kita adalah golden ticket menjadi calon menantu sekaligus istri idaman.

Meskipun tidak sependapat, saya tidak bisa mengabaikan begitu saja kalimat tadi. Makan adalah kebutuhan dasar setiap manusia. Nah kita semua, tanpa peduli jenis kelaminnya memang setidaknya harus bisa memasak. Bukan untuk orang lain, tapi untuk diri kita sendiri.

Bagi sebagian orang, memasak bukanlah perkara mudah. Jangankan mengolah bahan di atas kompor, membedakan jenis rempah dan bumbu dapur aja seringkali bikin pusing tujuh turunan, Bestie. Belum lagi kalau salah menakar garam atau merica, bisa-bisa malah kena mental dihujat keluarga. Hadeuh.

Dari pengalaman pribadi sebagai perempuan usia dua puluhan yang bisanya hanya meracik Indomie rebus pakai telur, saya jadi sering dinasehati oleh keluarga besar.

“Kalau nanti punya rumah sendiri, emangnya mau beli terus ke warung gara-gara nggak bisa masak?”

Rekening dan tabungan masa depan saya langsung takzim mendengarnya. Bakalan boros banget, Ndes.

Singkat cerita, saya akhirnya mulai belajar memasak. Diawali dari menu sederhana yang saya sukai, tumis kangkung. Ajaib benar, di hari pertama masak, saya tiba-tiba menjadi sangat ahli dalam memaki hasil karya sendiri. Tumis kangkung buatan saya, tidak hanya sukses membuat lidah bergoyang, bahkan sampai salto dan jempalikan. Jan ndak enak blass.

Beruntung akhirnya saya menemukan kanal YouTube milik Devina Hermawan. Sedikit info, Chef Devina atau akrab disapa Ci Dev oleh para subscribernya adalah jebolan Master Chef season 5. Meski tak keluar sebagai juara, Chef Devina justru punya banyak penggemar. Terbukti dari jumlah subscriber Youtube nya yang mencapai 2 juta lebih.

Eksekusi videonya tidak dapat diragukan lagi. Bersih dan nyaman untuk ditonton. Chef Devina tak pernah lupa menambahkan time stamp agar para penontonnya dapat meloncat atau memutar ulang bagian video yang diinginkan.

Resep yang disajikan juga beraneka ragam. Mulai dari kue, chinese food, makanan ala resto, makanan ala anak kos, hingga olahan laut. Saya sendiri sudah mencoba memasak ulang resep-resepnya seperti martabak manis, risol, mie setan, cumi saus padang, dan chiffon cake.

Video masak yang disuguhkan olehnya memang punya daya tarik sendiri. Selain demo memasak, ia juga selalu memberikan pengetahuan baru serta tips dan trik ketika memasak supaya hasilnya antigagal.

Iya, literally antigagal, pemirsa. Ini juga yang membuat saya sukarela berlangganan kanal YouTubenya. Bayangkan, bahkan seorang pemula seperti saya pada akhirnya bisa memasak martabak manis persis seperti yang biasa saya beli. Di kolom komentar pun banyak yang bilang resepnya selalu berhasil. Ini tak lepas dari tips dan trik yang selalu dibagikan Chef Devina dalam mengolah setiap masakannya. Manjur banget.

“Halah, video lain kan juga banyak. Emang cuma punya Chef Devina yang resepnya berhasil??”

Terus terang, kemampuan memasak setiap orang berbeda-beda. Bagi saya yang nol puthul soal mengolah bahan masakan, tentu perlu belajar memasak dari pengetahuan dasar seperti do’s and don’t’s ketika ini-itu, kegunaan bahan A, fungsi bahan B, dan bahan alternatif jika bahan tertentu tidak tersedia. Saya kebetulan tidak menemukan hal-hal tersebut di video masak kanal YouTube lainnya.

Maka dari itu, bagi kalian yang nol besar perkara memasak, anak kos, atau semacamnya, saya sarankan pantengin kanal Chef Devina untuk belajar masak. Biar hidup kalian makin berkualitas dan makin enak, tentunya.

Terakhir, jika rumah mertua adalah kerajaan yang sulit ditaklukkan, maka masakan enak adalah jimat yang mematikan. Selamat memasak~

Penulis: Shopa Marwati
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Acara Komedi Televisi yang Legendaris Tahun 2000-an

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version