Bagi sebagian orang, proses menabung di celengan menjadi momok yang cukup menakutkan sekaligus merepotkan. Apalagi, uang yang dialokasikan untuk tabungan terkadang sifatnya fluktuatif. Naik turun dan nggak menentu. Kadang ada, kadang terpakai untuk keperluan lainnya. Itu kenapa, disadari atau tidak, menabung juga butuh komitmen yang paripurna. Biar bisa konsisten atau sesuai harapan.
Masalahnya, hal tersebut juga sempat beberapa kali saya alami. Rasanya sulit sekali untuk menabung di celengan secara konsisten. Malah, terkadang menjadi beban tersendiri. Padahal, hasilnya untuk dinikmati oleh diri sendiri dan untuk kebutuhan di masa mendatang.
Dalam prosesnya, saya sudah beberapa kali melakukan trial dan error saat menabung di celengan. Mencoba cara ini dan itu, untuk mendapatkan skema yang pas dalam menabung sesuai dengan kondisi keuangan terkini. Pernah beberapa kali gagal dan lebih sering uang tabungan malah terpakai.
Dengan trial dan error perlahan saya mulai menemukan cara yang efektif untuk menabung di celengan agar bisa konsisten sekaligus tanpa beban. Apalagi, cara ini terbilang mudah dan bisa diadaptasi oleh siapa pun. Saya yakin, siapa pun, termasuk kalian, bisa melakukan hal ini untuk berbagai keperluan.
#1 Menentukan nominal uang yang ditabung dan lakukan secara konsisten.
Percobaan ini pernah saya lakukan dengan uang Rp20 ribu. Caranya, ketika saya memiliki uang pecahan Rp20 ribu, saya harus langsung menyisihkannya sekaligus memasukkan ke celengan. Di tiga bulan pertama, saya terpaksa bongkar celengan karena ada kebutuhan mendadak.
Hasilnya, tanpa diduga, total tabungan saya kala itu mencapai Rp1 jutaan. Betul-betul angka yang tidak saya duga sebelumnya. Selain karena tidak pernah dihitung, juga dilakukan tanpa beban dan paksaan sedikit pun.
Prinsipnya, “Kalau lagi ada pecahan Rp20 ribu ya syukur, langsung ditabung. Kalau nggak ada, ya nggak usah dipaksain.”
Cara ini juga bisa dilakukan dengan beragam nominal. Ada baiknya menyesuaikan pendapatan atau kemampuan. Misal, Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dst.
Dalam prosesnya, saya biasa mengandalkan uang kembalian saat berbelanja dengan uang tunai. Misalnya, saya belanja dengan uang Rp100.000, kembaliannya Rp90.000, dengan pecahan Rp20.000 4 lembar, Rp10.000 1 lembar. Jika saya berkomitmen menabungkan uang pecahan Rp20.000, risikonya, 4 lembar Rp20.000-nya mau tidak mau harus ditabung. Sebaliknya, jika pecahannya Rp50.000 1 lembar dan Rp10.000 4 lembar, artinya tidak ada yang ditabung sama sekali.
Ya, mau gimana lagi. Namanya juga kesepakatan untuk hanya menabungkan pecahan uang Rp20.000-an, kan?
Awalnya memang terasa berat. Sangat berat. Itu kenapa, perlu pembiasaan sekaligus komitmen dalam melakukan cara ini. Kalau sudah terbiasa, saya jamin, malah keasyikan sendiri nantinya.
#2 Menabung di celengan hanya pada akhir pekan, tapi nominalnya menyesuaikan tanggal.
Cara ini lebih memacu hitung-hitungan saat menabung. Sisi menariknya, dalam prosesnya seperti sedang bermain gim. Lantaran, secara perlahan dan bertahap nominal yang ditabung di celengan secara perlahan akan semakin meningkat, menyesuaikan tanggal pada akhir pekan.
Prinsipnya sama: pembiasaan, tidak perlu dipaksakan, sekaligus berkomitmen.
Aplikasinya seperti ini. Dalam bulan Februari, misalnya. Sabtu pada minggu pertama jatuh pada tanggal 3. Maka, nominal yang ditabung adalah Rp3.000. Selanjutnya, pada Minggu tanggal 4 Februari, nominal yang ditabung Rp4.000. Sabtu depannya Rp10.000, sedangkan Minggu Rp11.000, dst.
Tentu saja, nominal yang ditabung lagi-lagi menyesuaikan kemampuan. Semisal kalian mau melipatgandakan nominalnya, tanggal 3 yang tadinya Rp3.000 menjadi Rp30.000, ya nggak masalah juga.
FYI, cara kedua ini terasa lebih menyenangkan karena nominal yang ditabung tidak flat dan semakin lama, semakin meningkat.
Bagi saya, mau bagaimana pun, opsi atau variasi dalam menabung, meskipun melalui celengan, tetap diperlukan. Biar prosesnya tetap menyenangkan dan secara bertahap bisa terus dilakukan. Toh, pada akhirnya, uang tabungan bisa menjadi penyelamat kita sewaktu kondisi keuangan sedang kurang mumpuni, kan? Nah, kalau kalian punya opsi lain dalam menabung melalui celengan, idenya boleh dibagikan juga, lho. Barangkali bermanfaat untuk khalayak.
BACA JUGA Arisan Beda dengan Menabung, Jangan Salah Paham! dan artikel Seto Wicaksono lainnya.