Judul: Cara Terampuh Membasmi Nyamuk
Penulis: Triskaidekaman
Penerbit: Buku Mojok
Tebal Buku: 207 halaman
Tahun Terbit: 2023
Manakala Anda mendapati buku ini menyempil di antara deretan novel di rak toko buku, tak perlu merasa janggal, itu memang demikian adanya. Ini bukan buku panduan teknis membasmi nyamuk, meski judulnya prosedural sekali. Lain daripada itu, novel ini melukiskan tentang peliknya menjadi dewasa, bahkan bagi seekor nyamuk sekalipun.
Cara Terampuh Membasmi Nyamuk berkisah mengenai tokoh utama bernama Hekate. Sepanjang cerita, Hekate menjelma dua sosok: Hekate sebagai manusia dan Hekate sebagai nyamuk. Dan melalui narasi silih berganti antara dua sosok inilah kita bisa merenungkan kembali bagaimana semestinya menjalani harmoni kehidupan berdampingan makhluk hidup lainnya.
Daftar Isi
Hekate dan nyamuk
Pertautan Hekate dengan dunia nyamuk sudah tergambar sejak awal. Hades, adik Hekate, mati karena demam berdarah, sedangkan ibunya menyerah kala diserang malaria tropika. Ia dendam terhadap nyamuk dan karena itulah ia memutuskan bekerja sebagai staf pembasmi nyamuk, selain juga sebab keterbatasan lowongan pekerjaan yang tersedia untuk kualifikasi lulusan sekolah menengah seperti dirinya.
Meski terbilang cukup terpaksa mengambil pekerjaan tersebut, dari sinilah segala dinamika hidup Hekate tertulis. Kehilangan dua orang terkasihnya membuat Hekate tak lagi memiliki tujuan hidup. Kini, misi utama Hekate hanyalah memusnahkan seluruh nyamuk di muka bumi ini.
Bertemu orang-orang baru
Karena pekerjaan inilah Hekate bertemu dengan Panuluh, seorang entomolog spesialis nyamuk yang kemudian menjadi kekasihnya. Tak cuma itu, ia juga akhirnya mendapatkan sahabat baru bernama Nozomi, seorang pelukis sketsa yang tinggal di lantai 14 Apartemen Jenga Khan sendirian.
Akan tetapi, perkenalan dengan orang-orang baru itu justru menjadi awal petaka bagi diri Hekate. Ia terperosok dalam romansa toksik dengan Panuluh yang perlahan mulai terlihat perangai buruknya; gemar menghardiknya dan tak sungkan menampar dirinya.
Sementara itu, bersama Nozomi, ia melakoni jalinan persahabatan yang absurd. Nozomi memberi ultimatum kepada Hekate agar menjauhi Panuluh dan keluarganya. Sebaliknya, Panuluh pun memberi tuntutan serupa dan menyebut Nozomi hanya memanfaatkan kepolosan Hekate untuk kepentingan pribadinya.
Hekate dirundung gundah. Waktu terus berlalu dan ia tetap tidak bisa memilih untuk merelakan yang mana; kekasihnya Panuluh atau sahabatnya Nozomi. Namun, lamat-lamat Hekate mulai menaruh curiga terhadap dua orang tersebut. Ia mencoba menyulam benang merah mengenai identitas Nozomi dan Panuluh.
Semakin ia getol merangkai fakta demi fakta, semakin tak percaya ia akan asumsi-asumsi yang perlahan memenuhi kepalanya.
Apakah Panuluh memanfaatkanku sebagai tameng untuk membunuh Nozomi? Atau sebaliknya, Nozomi sedang mencuci otakku agar rencana busuknya berjalan sempurna? Atau jangan-jangan mereka berdua diam-diam bersekongkol di belakangku untuk misi yang aku tak pernah tahu apa motifnya? Semua pertanyaan itu memekakkan benak Hekate. Ia hanya tahu bahwa ia harus bisa lebih berhati-hati dan bijak dalam menentukan sikap sekarang.
Tragedi terjadi
Hingga pada suatu malam, Hekate bertengkar hebat dengan Nozomi. Nozomi pun menancap kencang mobilnya dan pergi meninggalkan apartemen tanpa mengacuhkan Hekate yang merongrong maaf kepadanya.
Esoknya, mobil Nozomi ditemukan terguling longsor. Namun, jasad Nozomi tak tercium rimbanya. Ia dinyatakan hilang oleh pihak kepolisian. Insiden ini semakin janggal kala Hekate mendapati sikap Panuluh berubah jadi lebih santun dan riang gembira sejak kejadian tersebut. Ini mencurigakan dan pasti ada yang tidak beres dengan peristiwa ini, begitu gumam Hekate sejak Nozomi menghilang.
Sembari terus menelusuri jejak dan menekuri kemungkinan-kemungkinan Nozomi masih hidup, Hekate tetap menjalin hubungan baik dengan Panuluh agar tidak timbul kecurigaan terhadap dirinya. Justru romansa Panuluh dan Hekate tampak berkembang baik. Panuluh bahkan mengajak Hekate liburan romantis naik kapal pesiar untuk merayakan promosi jabatan Hekate. Namun, ajakan itu membuat Hekate diam-diam menahan rasa panik.
Hekate sadar ia tak punya kemampuan berenang. Namun, menolak ajakan Panuluh hanya memperbesar kecurigaan Panuluh terhadap dirinya yang tampak mulai bertingkah menjauh. Akhirnya, mau tak mau Hekate pun mengiyakan ajakan tersebut meski harus memendam syak wasangka di dadanya.
Ketakutan yang menjadi nyata
Ketakutan itu kemudian menjadi nyata. Di tengah perjalanan laut itu, Hekate terjatuh ke lautan setelah tergelincir di geladak kapal yang licin. Panuluh tak bergerak sedikitpun untuk menyelamatkannya. Pada momen tersebut, Hekate juga melihat sosok Nozomi kembali muncul dan bersikeras ingin menyelamatkan Hekate namun dicegat oleh Panuluh.
Terlempar ke samudra yang dingin, Hekate samar-samar masih bisa mendengarkan teriakan mereka yang berada di kapal. Namun, perlahan, semua indra di tubuhnya kehilangan fungsinya dan ia pun benar-benar tenggelam kemudian.
Di satu sisi, narasi kisah Hekate sebagai sosok nyamuk, yang dituliskan secara bergantian per subbabnya dalam novel ini, menjadi alegori yang cukup unik. Penceritaan seputar bagaimana pertumbuhan nyamuk sejak dari jentik-jentik, berubah larva, menjadi pupa, lalu terbang sebagai nyamuk dewasa penuh dengan pelajaran hidup terutamanya tentang betapa kompleksnya menjadi dewasa itu.
Kita jadi terbayang lagi masa remaja kita. Saat-saat di mana kita ingin cepat-cepat lekas dewasa karena berpikir menjadi orang dewasa itu keren. Di sini, saya kagum seraya berulang kali mengernyitkan dahi saat membaca narasi semesta nyamuk ini.
Gambaran pahitnya menjadi dewasa melalui siklus hidup seekor nyamuk
Bagaimana bisa Triskaidekaman menggambarkan dengan begitu getir dan lugas kepahitan-kepahitan menjadi dewasa yang direfleksikan melalui siklus hidup seekor nyamuk. Atau, betapa naratifnya sang pengarang melukiskan adegan romantis antara nyamuk jantan dan betina yang bertukar feromon. Tentunya, untuk setuju atau tidak dengan pendapat ini, Anda mesti baca dulu Cara Terampuh Membasmi Nyamuk ini.
Juga, sebagai pembaca, kita seolah diingatkan akan pentingnya tenggang rasa terhadap sesama makhluk hidup. Betapa nyamuk yang kerap membuat kita sebal itu pun membawa keberkahan tersendiri bagi manusia.
Pabrik-pabrik produsen calir pengusir nyamuk berdiri dan menyerap tenaga kerja, tumpukan obat bakar nyamuk laris di toko-toko kelontong, dan calon-calon doktor di bidang biologi jadi punya bahan penelitian untuk disertasi mereka.
Semua itu bisa terjadi ya karena eksistensi nyamuk di dunia ini. Makhluk sekecil itu sekalipun memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan manusia.
Sementara, rasa benci Hekate terhadap nyamuk perlahan berbalik. Dengan terlahir kembali sebagai seekor nyamuk, Hekate akhirnya tahu bagaimana konspirasi yang ada di balik kematiannya silam. Meski terlambat, Hekate setidaknya bisa membalaskan dendamnya ke Panuluh. Menjelma Aedes aegypti betina, ia salurkan demam berdarah melalui gigitannya.
Menemukan kebenaran
Ia akhirnya tahu kebenaran yang sesungguhnya yang selama ini tak ia ketahui. Jika semula ia bertekad menghabisi spesies nyamuk hingga punah, kini, sebagai nyamuk, Hekate justru menegaskan bahwa sebelum manusia berhenti saling menghabisi satu sama lain, manusia tak akan bisa menemukan cara terampuh membasmi nyamuk.
Dendam memang tak akan pernah puas memakan korban. Siapa saja yang memeliharanya, harus siap kehilangan apa pun. Dan tiada lagi sukacita ketika hidup hanya tentang siapa memakan siapa.
Penulis: Lindu Ariansyah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Yang Tak Kunjung Padam: Kisah Pelajar yang Dicampakkan Negara Saat Menimba Ilmu untuk Negara.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.