Pada hari pertama UTBK SBMPTN 2020, peserta dikejutkan dengan soal berbahasa panda yang terasa asing di telinga kita. Soal ini sempat ramai di Twitter ketika beredar screenshot soal ujian nomor 27 pada bidang Tes Potensi Skolastik. Ada akun Twitter yang berhasil menebak arti kalimat ini dengan bantuan Google.
“hkxgvgqgn ngyor jgxo ygza jozgshgn ygza”
Dengan menerapkan strategi sandi Caesar, jawaban pada kalimat “hkxgvgqgn ngyor jgxo ygza jozgshgn ygza” langsung diubah seketika menjadi
“Berapakah hasil dari satu tambah satu?”
Rahasia dia bisa menjawab berdasarkan jarak antar huruf pada huruf lainnya dengan cara menghitung 5 langkah dari awal, seperti
H = B
I =C
dan seterusnya.
Wah, luar biasa sekali analisisnya!
Serupa pada pembahasan di atas, ada juga soal yang lebih menguras tenaga. Sebagai contoh,
“Jika kata Terminal ditulis sebagai tmaeilrn, kata mojokpedia ditulis sebagai?”
Sekilas, pertanyaan ini terdengar sedikit mengelikan. Pasalnya, mana mungkin kata Terminal dan tmaeilrn saling berhubungan satu sama lain.
Berkat bahasa panda, cara menganalisis tmaeilrn cukup ditulis ulang kalimatnya lalu diambil 3 langkah huruf pertama secara sambung-menyambung yang bentuk polanya seperti ini:
(t)er(m)in(a)lt(e)rm(i)na(l)te(r)mi(n)al
Khusus kata Mojokpedia, caranya sama seperti tadi, namun strukturnya jauh lebih spesifik, yaitu
(m)oj(o)kp(e)di(a)mo(j)ok(p)ed(i)am(o)jo(k)pe(d)ia
Jadi, hasil pengulangan kata Mojokpedia diperoleh menjadi moeajpiokd. Mudah sekali, bukan?
Belajar dari analisis tersebut, mengerjakan bahasa panda itu memang gampang-gampang susah dibandingkan soal HOTS maupun TPS berbahasa Inggris. Saking ribetnya, kita terkadang selalu mengisi jawaban ala kadarnya dengan metode “hitung kancing” tanpa sempat membaca petunjuknya terlebih dahulu.
Strategi the power of kepepet ini terpaksa dilakukan agar jawaban pada soal tidak kelihatan kosong sekaligus bebas dari teguran pengawas ujian. Kesimpulannya, bahasa panda masih dianggap sebagai momok menakutkan bagi peserta UTBK.
Anehnya, bahasa panda malah belum diajarkan di kurikulum sekolah sama sekali, baik dari SD maupun SMA. Meskipun telah dibahas beribu-ribu kali di setiap try out bimbel, nyatanya tidak semua para peserta UTBK pernah mengerti. Sebagian dari mereka mungkin mengira bahwa bahasa panda hampir mirip dengan bahasa khas programmer atau sandi Morse yang selalu mengandalkan isyarat tubuh.
Selain itu, hurufnya yang serba-amburadul bagaikan tulisan koran bisa jadi penyebab utama bahasa panda mulai semakin dihindari setiap kali mengerjakan soal UTBK. Bahkan mempelajarinya saja tak sempat terpikirkan. Oleh karena itu, eksistensi bahasa panda cenderung diperlakukan bak anak tiri di negeri +62.
Gimana sih asal-usul soal ini bisa masuk kisi-kisi resmi UTBK? Kisahnya bermula dari penemuan para peneliti China yang berhasil mencatat 13 bahasa panda setelah bersusah payah meneliti selama 5 tahun.
Dikutip dari Okezone, para peneliti tidak sengaja mendengar teriakan “baa” dan “chirp” dari mulut panda di kebun binatang. Menurut analisis mereka, makna bunyi panda tersebut menandakan bahwa mereka sedang merasakan indahnya jatuh cinta sambil bergandengan tangan.
Tidak puas sama satu suara, peneliti juga sukses menemukan berbagai sumber suara lainnya seperti “coo-coo”, “wow-wow”, dan “gee-gee” yang mewakili perasaan sedih panda saat ditinggalkan kekasih mereka.
Terinspirasi dari cara komunikasi panda, para peneliti China sepakat menyebarkan bahasa panda ke berbagai negara termasuk Indonesia untuk digunakan sebagai model soal ujian resmi. Sejak saat itu, bahasa panda digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menganalisis soal cerita beserta kodenya yang harus segera terpecahkan. Wah pantas saja bahasa panda dinobatkan sebagai bahasa paling memusingkan di dunia.
Bahasa panda sebaiknya jangan terburu-buru diterapkan dalam UTBK selanjutnya. Kemendikbud mending membuat soal UTBK sewajarnya saja, seperti kisi-kisi ujian nasional yang dapat dimengerti semua peserta UTBK, biar adil. Kan soal UTBK diciptakan untuk mengukur tingkat persaingan mahasiswa dalam memperebutkan kursi PTN, bukannya tambah mempersulit mereka dengan memasukkan bahasa panda yang katanya diklaim mampu meningkatkan kecerdasan.
Di sisi lain, menyelesaikan soal bahasa panda tidaklah sesulit yang kalian bayangkan. Sebagai saran, hindarilah menjawab asal-asalan karena siapa tahu jawabannya akan datang dengan sendirinya. Hal yang paling penting adalah kalian jangan lupa mencatat huruf-huruf penting lalu bacalah petunjuknya secara perlahan-lahan supaya tidak kebablasan.
BACA JUGA Membedah Soal ‘Password Zaki dan Safira’, Kasus Matematika Fenomenal di UN 2019 dan tulisan Aditya Mahyudi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.