Giveaway jadi salah satu trik online shop untuk menaikkan popularitasnya. Eh, tapi nggak semua media sosial bisa rame dengan peminat giveaway-nya. Akhirnya, ini jadi salah satu kegalauan para bakulers. Dikira cuma pemburu giveaway yang galau? Bakulers juga sering kali galau gara-gara giveawaynya nggak laku. Sedih, nggak?
Padahal tujuan ngadain giveaway ya untuk menggaet customer. Yang lama biar makin betah karena dikasih hadiah, yang baru juga ikut tergaet karena tahu toko online itu loyal. Nah, supaya para owner online shop ini nggak galau-galau banget. Marilah simak analisa saya dengan membandingkan kekuatan 3 medsos dalam membuat giveaway.
#1 Instagram
Media sosial ini ibaratnya kiblat para bakulers. Hampir semua olshop punya Instagram untuk display barang dagangannya. Sayangnya, mereka tetap butuh followers untuk memamerkan jualanynya. Giveaway ini salah satu cara buat narik perhatian konsumen, baik yang lama maupun baru. Tapi kenyataan pahitnya, giveaway nggak laku alias sepi peminat.
Saking banyaknya pemain Instagram beserta akun antek-anteknya, tagar #giveaway yang diandalkan olshop cilik tak begitu ngefek. Sebut saja kalau followers masih di angka puluhan-seribuan. Hanya segelintir pengikut dan non pengikut yang bakal meluangkan waktu untuk ikutan giveaway. Padahal bikin GA tuh susah juga. Tapi kalau yang ikut dikit jadi nggak keren dan nggak ngefek ke toko kita.
Berdasarkan pengalaman saya yang nggak banyak-banyak amat, giveaway di Instagram lebih worth it digunakan untuk olshop dengan pengikut puluhan hingga ratusan ribu. Semakin banyak followers, maka algoritmanya jelas jadi paling atas. Otomatis tagar giveaway lebih bisa diandalkan di toko ini. Pengikut-pengikut baru bakal bermunculan. Yang pastinya menambah interaksi toko.
Sementara untuk rakyat kecil, atau toko yang baru merintis, ada cara lain yang bisa dilakukan. Ibaratnya harus modal 2x. Selain menyediakan hadiah, juga harus promosi pakai ads atau lewat akun promotor.
Pakai ads artinya postingan kita iklankan, supaya orang lain bisa lebih mudah menemukan giveaway toko kita. Kira-kira modalnya bisa mulai 40 ribuan lah.
Sama halnya dengan pakai akun promotor. Cara ini sama-sama bayar. Bedanya, kita bayar ke akun promotornya, bukan IG. Akun promotor itu seperti akun milik selebgram atau yang lain dengan followers yang banyak. Budgetnya macem-macem, tergantung dari insight Instagram masing-masing akun.
Nantinya, akun tersebut yang bakal promosi kalau toko kita sedang adain giveaway. Karena pakai akun promotor, followers yang bakal merapat bisa dipastikan lebih ke followers si akun promotor. Jadi pastikan olshop kita dan akun promotor nyambung atau satu target. Misal kalau akun kita jualan kosmetik, pakai akun promotor yang khusus bahas makeup atau bisa juga selebgram spesialis creator kecantikan.
Lebih susah, ya? Namanya juga masih rakyat kecil. Hehehe. Susah susah dulu, seneng belakangan.
Sebab, popularitas kita masih kalah jauh timbang olshop dengan pengikut banyak. Jadi meskipun judulnya bagi-bagi hadiah, tak banyak orang mau ikut dan tahu tentang momen ini. Kalau tahu pun, mereka pasti mikir-mikir. Akun ini beneran nggak ya adain giveaway? Jangan-jangan hoaks lagi. Begicu.
#2 Facebook
Lain lagi dengan Instagram, Facebook agaknya lebih sulit buat gaet orang baru dengan cara simpel. Kata kunci giveaway di Facebook lebih sulit ditemukan ketimbang platform lain. Nyampur gitu aja. Jadi pemburu giveaway di Facebook nggak terlalu banyak.
Tapi ada pengecualiannya. Keunggulan Facebook ini dia punya grup khusus, tuh. Ada grup-grup giveaway yang khusus untuk orang-orang cari hadiah. Atau bisa juga grup yang linier dengan hadiah yang diberikan. Misal mau kasih makanan, taruh giveaway di grup khusus kuliner.
Kalau kita hanya memajang hadiah lewat dinding Facebook, bisa dipastikan yang ikut cuma teman-teman online kita di kolom friend itu. Tentunya teman yang nggak males ikutan giveaway dari kita. Artinya, peluang dapat customer baru semakin kecil.
Makanya, cara yang cukup efektif untuk cari market pemburu giveaway di Facebook ya dari grup-grup itu. Meski jumlah anggota tidak banyak, tapi penerimanya tertarget bahkan bisa sesuai dengan produk kita. Tinggal di-running aja ke akun kita, supaya mereka turut berkunjung dan menjadikan akun jualan kita sebagai temannya.
#3 Twitter
Nah ini, nih. Saya sempat meremehkan kekuatan Twitter untuk jualan. Tapi, Gengs, ternyata ini tidak terbukti.
Twitter terbilang sangat mudah untuk bikin giveaway dan mendapat massa cukup banyak. Tagar giveaway di Twitter lebih mudah terbaca ketimbang di media sosial lain. Karuan saja sering jadi trending topic. Ya, nggak?
Tentu caranya cukup taruh kata kunci giveaway pada twit kita. Bisa disertai tagar, tanpa tagar, atau kasih saja dua-duanya biar lebih mantap-mantap. Kata kunci itulah yang auto narik pengguna untuk ikutan. Banyak pengguna baru yang bakal ikutan retwit. Hayo di sini siapa yang gampang ikutan giveaway Twitter? Pasti banyak kan, khususnya anak-anak muda.
Cara ini sudah cukup terbukti di akun saya sendiri. Saat itu followers Twitter saya masih 6 biji. Terdiri dari 3 akun saya dan tim, 3 lainnya ntah orang khilaf kayaknya.
Terus setelah bikin giveaway di Twitter, BOOM!!! Followers saya mencapai puluhan dalam waktu hanya 2 hari saja. Padahal cari followers di Twitter tuh lebih susah ketimbang Instagram. Modal giveaway murah-murahan, mereka mau follow kita.
Ini kehebatan orang-orang Twitter timbang platform lain. Oh iya, enaknya lagi nih, kita bisa running mereka lho. Misal, kalau fokus jualan kita di Instagram timbang Twitter, kasih aja persyaratan untuk follow akun Instagram toko dan di skrinsut. Kemudian lampirkan di kolom reply Twitter. Beres, deh.
Cara ini benar-benar efektif. Karena kalau pemburu giveaway serius, mereka bakalan follow Instagram sesuai persyaratan dan tidak segan-segan follow Twitter sebagai bonus biar dinotice. Canggih, kan?
Jadi, Mylov, karena ini bukan lomba juga, jika mau ngadain giveaway, pilih platform sesuai kebutuhan dan kemampuan. Kalau kamu masih olshop cilik di IG boleh coba Twitter dulu terus di-running ke IG. Kalau followersmu udah buanyak di Instagram, ya pakai IG aja udah dimanfaatkan dengan baik supaya followers tambah banyak, dan interaksi juga bertambah.
Nah, kalau kamu olshop dengan sasaran customer lokalan atau terstruktur, boleh coba Facebook aja. Tapi tetap harus manfaatkan grup atau komunitas ya, biar kerasa dampaknya ke jualan kita.
BACA JUGA 3 Alasan yang Membuatmu Selalu Kalah Giveaway dan tulisan Maya Rahma lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.