Cara Kelihatan Keren di Tongkrongan ala Para Tokoh di Drama Korea ‘Vincenzo’

Mempertegas Identitas Melalui Bahasa dengan Belajar pada Para Tokoh di Drama Korea Vincenzo

Kalau kalian rajin nonton drama Korea atau buka Netflix, harusnya kalian nggak asing dengan drama baru berjudul Vincenzo. Drama yang diproduksi TvN dan tayang di Netflix ini rupanya berhasil menarik perhatian, terbukti dengan rating mencapai 10,6% di minggu kedua April 2021. Selain karena kita semua merindukan performa sang duda ganteng a.k.a Song Joong Ki di layar kaca, drama ini menyuguhkan cerita yang menarik.

Jujur, saya pribadi nggak banyak nonton drakor karena suka nggak sabar dengan alurnya yang relatif lama. Apalagi kalau mau adegan kissing, beuh slow motion tatap-tatapannya bisa lima menit sendiri. Tetapi, begitu melihat trailer Vincenzo yang menegangkan dan mengingatkan saya dengan film The Irishman, akhirnya saya tonton juga.

Kalau kalian belum tahu, pada dasarnya drama ini mengisahkan si Vincenzo yang kalem dan pintar mengendalikan emosi. Dia adalah orang Korea yang diadopsi oleh keluarga mafia paling ditakuti di Italia, keluarga Cassano namanya. Dengan latar belakang keluarga adopsinya itu, Vincenzo akhirnya tumbuh dan berkarier sebagai consigliere paling ditakuti se-Italia. Selain ganteng pakai bangeeet dan senantiasa berpenampilan klimis, Vincenzo adalah seorang mediator yang jago melobi keluarga mafia lain demi melancarkan bisnis keluarganya.

Singkat cerita, si Vincenzo harus pergi ke Korea karena salah seorang kliennya meninggal dan meninggalkan harta berupa 15 ton emas di sebuah bunker di bawah gedung tua bernama Plaza Geumga. Sialnya, tanah itu kini jadi tanah sengketa karena sebuah perusahaan terbesar di Korea ingin menggusurnya dan membangun pabrik obat di sana. Mau nggak mau Vincenzo harus berurusan dengan mereka.

Vincenzo akhirnya bertarung melawan perusahaan obat tersebut, termasuk melawan direktur utamanya yang ambisius dan manipulatif. Direktur utama ini bernama Jang Han Seok, ia punya latar belakang yang kompleks juga. Blio dilahirkan di keluarga yang hancur karena perselingkuhan ayahnya. Kalau Vincenzo besar dan diadopsi di Italia, Jang Han Seok ini lulusan fakultas hukum Stanford, pokoknya sempat tinggal di Amerika cukup lama.

Berbanding terbalik dengan Vincenzo, Jang Han Seok punya sifat yang temperamen dan kerap berperilaku abusive. Dia nggak segan-segan membunuh semua orang yang berusaha menjegal perusahaannya. Tak kalah menter dan hot dari Song Joong Ki yang memerankan Vincenzo, tokoh direktur utama ini diperankan oleh Taecyeon. Yak betul, Taecyeon anggota 2PM yang nyanyi “Put your hands up, put your hands up, put put put put put” itu. Selain wajah dan badannya, aktingnya Taecyeon di sini juga cakep banget, dia nggak kalah dari Song Joong Ki dalam menghidupkan karakter di drama ini, deh. 

Oh iya, ketika tulisan ini saya buat, sejujurnya saya lagi dimusuhi keluarga saya yang suka nonton Vincenzo bareng karena kelihatan berpihak banget sama Jang Han Seok. Padahal saya naksir sama Taecyeon-nya loh, bukan sama kelakuan busuk si direktur temperamen itu.

Nah, kalau kalian nonton drama ini kalian bakal sering mendengar Vincenzo dan Jang Han Seok mengumpat atau marah marah dengan bahasa asing. Ini yang saya maksud dengan bahasa asing itu selain bahasa Korea, ya. Kalau Vincenzo mengumpat dengan bahasa Italia, Jang Han Seok mengumpat dengan bahasa Inggris.

Dari umpatan yang sering mereka lontarkan itu sepertinya kita bisa paham kalau bahasa yang digunakan seseorang adalah identitas dirinya. Maksudnya, penggunaan suatu bahasa akan menentukan bagaimana seseorang memiliki pengalaman dan memahami alam semesta. Dengan begitu, penggunaan suatu bahasa juga berperan membentuk jati diri seseorang. Ini yang ngomong bukan saya ya, melainkan Michael Halliday, seorang ahli bahasa dari Inggris.

Sebagai ekspatriat, penggunaan bahasa asing oleh Vincenzo dan Jang Han Seok ini seperti mengatakan pada semua orang kalau mereka bukan orang biasa. Bukan seperti anggota firma hukum yang mendukung perusahaan obat itu, apalagi seperti penghuni Plaza Geumga.

Mas Vincenzo ini suka tiba-tiba mengutip pepatah mafia yang tentu saja diungkapkan pakai bahasa Italia, misalnya “questo edificio e mio”. Meskipun orang yang diajak bicara nggak paham apa maksudnya, termasuk saya yang nonton, tapi blio tetap mengatakan hal itu. Selain karena ceritanya dia nggak bisa menerjemahkannya ke dalam bahasa Korea, pepatah itu diucapkan untuk mempertegas identitas dirinya.

Begitu juga dengan Jang Han Seok yang suka ngomong pakai bahasa Inggris terutama saat dia marah-marah sambil memukul kaca mobil dengan tongkat golf sampai hancur.

Nah, kalau kalian mau mempertegas identitas atau sekadar pengin kelihatan keren di tongkrongan, cara ini sepertinya bisa dicoba. Kalian mungkin bisa mempelajari satu atau dua pepatah bahasa asing untuk diutarakan pas lagi ngobrol supaya keren aja gitu. Dengan catatan, kalian harus berkarisma dan seganteng Vincenzo atau Jang Han Seok. Kalau nggak, siap-siap menyaksikan lawan bicara kalian mengernyit dan alasan kalian pengin sekadar kelihatan keren terungkap~

BACA JUGA Serba Serbi Persiapan Sebelum Menikah atau tulisan Putri Nur Aisyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version