Calon maba IPB University sebaiknya membuang jauh-jauh ekspektasi bakal hidup nyaman di Bogor karena nyatanya nggak gitu~
Tanggal 28 Mei kemarin menjadi hari yang istimewa bagi para calon mahasiswa yang tengah berjuang melalui jalur UTBK-SNBT 2025. Hasil tes telah dirilis, menyusul pengumuman jalur Rapor-SNBP yang telah keluar sekitar satu bulan sebelumnya.
Beberapa PTN top 10 masih menjadi primadona para pendaftar. Selain karena kualitas dan akreditasi, beberapa calon mahasiswa menjadikan lokasi kampus impiannya sebagai acuan. Sebab lingkungan sekitar kampus yang nyaman tentu akan mendukung kualitas belajar para mahasiswa di perantauan.
Salah satu PTN dengan jumlah pendaftar UTBK-SNBT terbanyak adalah Institut Pertanian Bogor (IPB University). Dilansir dari Tempo, IPB bertengger di urutan 9 dengan peserta UTBK-SNBT sebanyak 64.035 orang. Banyak yang menjatuhkan pilihan pada perguruan tinggi ini karena reputasinya sebagai top university for Agriculture and Forestry di Asia Tenggara, tidak sedikit pula beralasan lokasinya yang ideal untuk para anak muda karena berada di Kota Bogor yang tersohor dengan julukannya sebagai kota hujan.
Namun, sebagai warlok yang tinggal di sekitar kampus ini, agaknya saya harus mengingatkan para calon Maba yang sudah mendambakan kehidupan yang nyaman sebagai mahasiswa IPB. Sebab bisa saja ekspektasi yang telah diimpikan itu hancur saat kalian telah resmi menjadi mahasiswa. Bukan karena kampusnya, tetapi lingkungan yang benar-benar berbeda seperti yang dibayangkan sebelumnya.
#1 Kampus utama IPB University di kabupaten, bukan di kota
Fakta ini banyak dilewatkan oleh calon mahasiswa baru. Kebanyakan dari mereka mengira IPB itu berada di jantung Kota Bogor yang semarak, strategis, enak buat ke mana-mana. Mall, Kebun Raya, Puncak dan beberapa tempat menarik lainnya pasti dekat dengan kampus. Bagi orang luar Bogor, tentu gambaran ini menjadi mimpi basah.
Nah, tapi yang perlu diketahui adalah kampus utama IPB University berada di Dramaga. Kecamatan ini telah masuk wilayah Kabupaten Bogor. Ya, benar sekali, yang bupatinya kakak-beradik kompak sama-sama diciduk KPK itu, lho. Jarak Dramaga dengan pusat Kota Bogor itu masih sekitar 12 kilometer, jadi lumayan jauh juga.
Akan tetapi ada kabar baik buatmu yang ambil jurusan tertentu setingkat diploma, karena sekolah vokasi IPB berlokasi di Barangsiang. Pas banget depan Kebun Raya, banyak mall dan kafe yang bisa dijadikan tempat hangout atau nugas di situ. Ditambah lokasinya yang strategis, kelewatan rute Trans Pakuan, dekat dengan terminal dan stasiun. Jadi kamu bakal gampang kemana-mana, khususnya ke Jakarta via KRL.
Kalau kampus Dramaga? Sorry ye, kamu perlu ngangkot atau motoran dulu kalau mau sekadar refreshing. Kota dan kabupaten itu beda kasta, Bos!
Baca halaman selanjutnya: Selain kepanasan, kamu juga perlu berdamai dengan…
#2 Selain kepanasan, kamu juga perlu berdamai dengan kemacetan
Dramaga itu daerah paling nelangsa di Kabupaten Bogor. Jadi kota nanggung, tapi desa udah terlalu rame. Banyak warga kota yang minggir nyari perumahan murah di sini, akhirnya penduduknya nggak terkontrol. Ditambah cuma mengandalkan jalan nasional yang lebar segitu-gitu aja dari dulu, jadi macet nggak kenal waktu di sini. Kamu sehari-hari harus berjibaku dengan transformers alias kendaraan besar di jalan sempit yang hanya terdiri dari dua jalur.
Selain itu, Dramaga nggak seadem yang dibayangkan orang luar Bogor kala meromantisasi kota ini sebagai Kota Hujan. Nggak jauh beda sama Bekasi, Dramaga nggak ada dingin-dinginnya sama sekali! Kamu hanya bisa memandangi siluet Gunung Salak dari kejauhan jika beruntung, sisanya berdamai dengan panas dan kemacetan. Hal itu merupakan adaptasi yang perlu kamu lalui saat pertama kali menginjakkan kaki di sini sebagai maba IPB University.
#3 Transportasi sulit, minim tempat menarik
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, karena berlokasi di kabupaten, layanan transportasi umum di daerah ini sangat buruk. Trans-Pakuan belum ngider sampe Dramaga, opsi satu-satunya untuk bepergian cuma angkot. Dengan memilih angkot, berarti kamu harus bersiap untuk terjebak di tengah kemacetan yang tak ada habisnya. Terlebih banyak juga pengamen yang nangkring. Blangsak pisan kalau nggak punya kendaraan! Jalan di depan IPB University Dramaga juga nggak ada trotoar yang proper, bikin males buat sekadar jalan kaki.
Di samping itu, Dramaga juga minim tempat menarik. Hal ini sudah disinggung oleh jamaah Mojok lainnya. Jadi untuk kamu para maba IPB University, bakal sulit mencari tempat buat sekadar piknik atau healing. Paling kafe-kafe kekinian yang baru berdiri di sepanjang Jalan Lingkar Dramaga bisa jadi pilihan, tapi tetap saja nggak selengkap di Kota Bogor.
Terus, kalau kamu berpikir bisa sering-sering ke Puncak setelah jadi mahasiswa IPB sepertinya mustahil. Sebab, jaraknya cukup jauh pula. Alih-alih ke Puncak justru kamu lebih dekat ke objek wisata lain seperti curug yang tak terhitung jumlahnya di arah barat Kabupaten Bogor.
Namun itu jelas bukan pilihan bijak. Kamu secara praktis bakal turun kasta jadi mahasiswa miskin. Tiket masuknya nggak cocok buat kantong mahasiswa, ada pungli di mana-mana!
Meski begitu, testimoni ini bukan bermaksud untuk menakut-nakuti para calon maba IPB University. Toh, di mana pun tempatnya, pasti tiap wilayah punya sisi gelap masing-masing. Hanya saja, Dramaga jadi wilayah yang paling gelap. Eh.
Akhir kata, selamat untuk teman-teman yang lolos SNBT-UTBK! Ingatlah bahwa jika kamu mencintai langit, kamu juga harus mencintai gemuruh, petir dan badainya pula. Harga yang sepadan untuk diterima di kampus impian, kan?
Penulis: Rayyi Mufid Tsaraut Muzhaffar
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA IPB, Kampus Paling Romantis se-Indonesia.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
