#2 Selain kepanasan, kamu juga perlu berdamai dengan kemacetan
Dramaga itu daerah paling nelangsa di Kabupaten Bogor. Jadi kota nanggung, tapi desa udah terlalu rame. Banyak warga kota yang minggir nyari perumahan murah di sini, akhirnya penduduknya nggak terkontrol. Ditambah cuma mengandalkan jalan nasional yang lebar segitu-gitu aja dari dulu, jadi macet nggak kenal waktu di sini. Kamu sehari-hari harus berjibaku dengan transformers alias kendaraan besar di jalan sempit yang hanya terdiri dari dua jalur.
Selain itu, Dramaga nggak seadem yang dibayangkan orang luar Bogor kala meromantisasi kota ini sebagai Kota Hujan. Nggak jauh beda sama Bekasi, Dramaga nggak ada dingin-dinginnya sama sekali! Kamu hanya bisa memandangi siluet Gunung Salak dari kejauhan jika beruntung, sisanya berdamai dengan panas dan kemacetan. Hal itu merupakan adaptasi yang perlu kamu lalui saat pertama kali menginjakkan kaki di sini sebagai maba IPB University.
#3 Transportasi sulit, minim tempat menarik
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, karena berlokasi di kabupaten, layanan transportasi umum di daerah ini sangat buruk. Trans-Pakuan belum ngider sampe Dramaga, opsi satu-satunya untuk bepergian cuma angkot. Dengan memilih angkot, berarti kamu harus bersiap untuk terjebak di tengah kemacetan yang tak ada habisnya. Terlebih banyak juga pengamen yang nangkring. Blangsak pisan kalau nggak punya kendaraan! Jalan di depan IPB University Dramaga juga nggak ada trotoar yang proper, bikin males buat sekadar jalan kaki.
Di samping itu, Dramaga juga minim tempat menarik. Hal ini sudah disinggung oleh jamaah Mojok lainnya. Jadi untuk kamu para maba IPB University, bakal sulit mencari tempat buat sekadar piknik atau healing. Paling kafe-kafe kekinian yang baru berdiri di sepanjang Jalan Lingkar Dramaga bisa jadi pilihan, tapi tetap saja nggak selengkap di Kota Bogor.
Terus, kalau kamu berpikir bisa sering-sering ke Puncak setelah jadi mahasiswa IPB sepertinya mustahil. Sebab, jaraknya cukup jauh pula. Alih-alih ke Puncak justru kamu lebih dekat ke objek wisata lain seperti curug yang tak terhitung jumlahnya di arah barat Kabupaten Bogor.
Namun itu jelas bukan pilihan bijak. Kamu secara praktis bakal turun kasta jadi mahasiswa miskin. Tiket masuknya nggak cocok buat kantong mahasiswa, ada pungli di mana-mana!
Meski begitu, testimoni ini bukan bermaksud untuk menakut-nakuti para calon maba IPB University. Toh, di mana pun tempatnya, pasti tiap wilayah punya sisi gelap masing-masing. Hanya saja, Dramaga jadi wilayah yang paling gelap. Eh.
Akhir kata, selamat untuk teman-teman yang lolos SNBT-UTBK! Ingatlah bahwa jika kamu mencintai langit, kamu juga harus mencintai gemuruh, petir dan badainya pula. Harga yang sepadan untuk diterima di kampus impian, kan?
Penulis: Rayyi Mufid Tsaraut Muzhaffar
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA IPB, Kampus Paling Romantis se-Indonesia.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















